Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Prospek pengembangan usaha rumput laut di Desa Angkue Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Ahriani Ahriani; La Sumange; Dian Asri Unga Mega; Syahriadi Kadir
Agrokompleks Vol 22 No 2 (2022): Agrokompleks Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v22i2.462

Abstract

Rumput laut sebagai komoditas unggulan yang memiliki prospek pengembangan yang sangat besar, karena mudah dikembangkan, tidak membutuhkan teknologi yang rumit dan dapat dilakukan secara manual. Meskipun rumput laut menjadi komoditas unggulan, tetapi masih memiliki permasalahan dalam proses pengembangannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha rumput laut dan prospek pengembangan usaha rumput laut. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Angkue, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis finansial dengan rumus R/C Ratio dan analisis trend linear. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis R/C Ratio dapat diketahui besarnya nilai R/C Ratio yaitu 1,86, hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap Rp.100.00 biaya yang dikeluarkan, maka diperoleh penerimaan sebesar Rp.186.00 pada akhir kegiatan usaha. Dengan demikian untuk nilai R/C >1 maka usaha tersebut dinyatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Prospek pengembangan usaha rumput laut di Desa Angkue dilihat dari analisis trend liear, dari penjumlahan nilai tersebut dapat diketahui estimasi atau perkiraan tingkat perkembangan produksi rumput laut pada tahun 2022 sebanyak 19,290, tahun 2023 sebanyak 19,518, tahun 2024 sebanyak 19,871, tahun 2025 sebanyak 20,161 dan tahun 2026 sebanyak 20,452.
Faktor dan Risiko Produksi Usahatani Padi Sawah Tadah Hujan Sulawesi Selatan Arifin Arifin; La Sumange; Muhammad Arsyad Biba; Muhammad Natsir; Sri Mardiyati; Muhammad Arifin Fattah
AGRIMOR Vol 8 No 2 (2023): AGRIMOR - April 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ag.v8i2.1933

Abstract

The production process can run if the required production factor requirements have been met. Factors of production are inputs and are an absolute thing because the production process to produce a product requires a certain number of factors of production. The production process demands to be the ability to analyze and combine various factors of production to produce a certain number of products as efficiently as possible. The risk of agricultural production is greater than the risk of non-agriculture because agriculture is strongly influenced by nature such as weather, pests and diseases, temperature, drought, and flooding. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the production of rainfed lowland rice farming and to analyze the production risks of rainfed lowland rice farming. The research locations were chosen purposively, namely Pangkep Regency and Maros Regency. The total population of the study was 1,034 people, while the number of samples of farmers who were used as respondents was 100 people. To get the number of samples used the multi-stage cluster random sampling technique. The data analysis method used was multiple linear regression analysis and quantitative descriptive. The results showed that land area, number of seeds, amount of urea fertilizer, and amount of pesticides affected the production of rainfed lowland rice farming. The production risk of rainfed lowland rice farming in Maros and Pangkep regencies is risky. Maros Regency is greater than that Pangkep Regency.
TECHNICAL EFFICIENCY AND PRODUCTION FACTORS OF RAINFED RICE FARMING IN SOUTH SULAWESI Junaedi Junaedi; Arifin Arifin; La Sumange La Sumange; Muhammad Arsyad Biba; Zulkifli Zulkifli
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 7, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v7i2.16187

Abstract

Efficiency in the use of production factors is an indication of the success and sustainability of a farm. If farming has been done efficiently and at a certain level of input, then production will be optimal and maximum profit will be obtained. The allocation of efficient and effective use of production factors will determine the achievement of farming efficiency. The objective of this research is to analyze the technical efficiency of rainfed rice farming and to analyze the factors that affect the production of rainfed rice farming. Data were collected from rice farmers in Maros and Pangkep Regency, 100 farmers were taken as respondents using a multi-stage cluster random sampling technique. The analysis used is descriptive quantitative to measure technical efficiency and multiple regression for factors that affect the production of rainfed rice farming. The results showed that rainfed lowland rice farming in South Sulawesi is not yet technically inefficient. The average technical efficiency value obtained is 0.77 or 77%, meaning that farmers have the opportunity to increase their technical efficiency value to get higher yields of 16.91%. The factors that significantly affect the production of rainfed lowland rice farming in South Sulawesi are land area, number of seeds, amount of fertilizer, and amounts of pesticides.
Pemanfaatan Formulasi Kompos Limbah Kulit Buah Kakao Dengan Mikroba Endofit Perakaran Jagung Untuk Pengendalian Penyakit Busuk Tongkol Jagung (Fusarium Vercilloides) Jahuddin, Rahmat; Putri, Vanda Elona; Messa, Jamila; Sumange, La; Suryani
Journal Agroecotech Indonesia (JAI) Vol. 1 No. 01 (2022): JULI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.677 KB) | DOI: 10.59638/jai.v1i01.13

Abstract

Fusarium verticillioides merupakan salah satu kendala utama produksi jagung yang dapat menurunkan kualitas dan produktivitas hingga 1,8 ton/ha. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas formulasi mikroba endofit perakaran jagung terhadap F. verticillioides, pertumbuhan tanaman jagung dan produksi tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Soppeng Kecamatan Marioriawa Desa Patampanua, Berlangsung mulai Bulan Februari sampai Juli 2018. Metode Percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali yaitu aplikasi formulasi kompos limbah kulit kakao dengan mikroba endofit Trichoderma spp, Aspergillus spp, dan Bacillus sp. dengan cara pemupukan dan penyemprotan. Parameter yang diamati adalah tingkat keparahan infeksi penyakit busuk tongkol F. verticillioides pada beberapa perlakuan aplikasi, tinggi tanaman dan hasil produksi tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan formulasi kompos limbah kulit kakao dengan mikroba endofit berpengaruh tidak nyata menekan tingkat serangan penyakit, akan tetapi perlakuan dengan penggunaan mikroba endofit Bacillus sp berpengaruh nyata dengan perlakuan lain pada tinggi tanaman dan produksi tanaman jagung.
Pendapatan Wanita Tani Penyakap Pada Usahatani Hortikutura Tomat dan Cabai Besar (Studi Kasus Di Desa Leworeng Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng) Husna, Nurul; Sumange, La
Agribusiness and Socioeconomic Journal Vol. 3 No. 1 (2024): JUNI
Publisher : Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak keterlibatan perempuan dalam usahatani sangat tinggi sehingga dapat membantu perekonomian keluarga untuk menunjang kesejahteraan keluarga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Leworeng Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng pada Bulan Desember 2022 - Januari 2023. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Keterlibatan perempuan pada usahatani hortikultura, untuk mengetahui berapa besar alokasi waktu kerja yang dilakukan wanita tani terhadap usahatani hortikultura, untuk mengetahui besarnya pendapatan pada usahatani hortikultura dan untuk mengetahui berapa besar pendapatan wanita tani dari usahatani hortikultura untuk menunjang kesejahteraan keluarga di Desa Leworeng Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Metode penelitian yang digunakan yaitu Observasi, Wawancara menggunakan kuesioner dan Dokumentasi dengan mengambil responden sebanyak 20 orang wanita tani. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif, Analisis Curahan Waktu dan Analisis Pendapatan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa semua wanita tani terlibat dalam usahatani hortikultura dimana terdapat pembagian kerja seperti pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, dan pemasaran. Dengan curahan waktu yang digunakan rata-rata 8jam/hari. Dimana luas lahan 1,20 Hektar dimana 90 are untuk lahan Tomat dan 30 are untuk lahan Cabai Besar sehingga pendapatan yang diperoleh pada usahatani Hortikultura sebesar Rp. 1.167.181.681. pendapatan wanita tani diperoleh dari sistem bagi hasil antara 2:1 yang mana 2 diambil oleh pemilik lahan sebagai pendapatan dan biaya produksi dan 1 diambil sebagai pendapatan wanita tani. Dimana jumlah wanita tani sebanyak 20 orang sehingga penghasilan setiap wanita tani sebesar Rp. 19.453.028 selama satu musim tanam
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Dan Pemanfaatan Lahan Oleh Masyarakat Di DAS Pamukkulu nur, Rikhzan Ainun; Nurdin, Muhammad Rafly; Nasir, Anugrahandini; Sumange, La Sumange; Syafar, Abd Rahman
Jurnal Kehutanan dan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2025): Mei
Publisher : Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pamukkulu, Sulawesi Selatan, telah menyebabkan degradasi ekologis dan memengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dalam kawasan hutan, pemanfaatan lahan oleh masyarakat, serta dampaknya terhadap pendapatan rumah tangga. Metode yang digunakan meliputi interpretasi citra Landsat 8 (2023) dengan uji akurasi confusion matrix (92,5%), wawancara masyarakat, dan analisis spasial. Hasil menunjukkan bahwa tutupan lahan didominasi oleh sawah (36,8%) dan pertanian lahan kering campur semak (30,4%), sementara hutan sekunder hanya tersisa 4,2%. Masyarakat memanfaatkan kawasan hutan untuk pertanian jagung, holtikultura, kedelai, dan sawah, dengan rata-rata pendapatan Rp3.069.512 per KK—lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi (Rp3.434.298). Aktivitas pertanian paling tinggi terjadi di hutan lindung dan produksi, dengan pendapatan tertinggi dari holtikultura (Rp6.125.000) dan sawah irigasi (Rp3.780.000). Faktor pendidikan masyarakat yang rendah (SD-SMA) turut memengaruhi pola pemanfaatan lahan yang kurang berkelanjutan. Dampak ekologis berupa penurunan fungsi hidrologis DAS dan peningkatan limpasan permukaan telah teridentifikasi, memperparah risiko banjir di wilayah hilir. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tekanan ekonomi dan keterbatasan pengetahuan masyarakat mendorong alih fungsi lahan hutan secara masif, sehingga diperlukan kebijakan pengelolaan DAS berbasis ekosistem dan pemberdayaan ekonomi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada lahan hutan.