Partisipasi perempuan dalam olahraga masih menghadapi hambatan struktural, seperti keterbatasan akses, minimnya dukungan kelembagaan, serta dominasi konstruksi sosial yang kurang berpihak. Fenomena ini juga terlihat di Nagari Sipangkur, Kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmasraya, di mana keterlibatan perempuan dalam olahraga khususnya volleyball relatif rendah. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pendekatan partisipatif dalam menguatkan peran perempuan melalui penyelenggaraan turnamen volleyball putri berbasis masyarakat. Metode pelaksanaan mencakup sosialisasi, pelatihan teknis, pembentukan panitia lokal, serta pelaksanaan turnamen secara kolaboratif. Hasil menunjukkan partisipasi aktif 8 tim yang setara dengan 96 atlet perempuan. Kegiatan ini melibatkan 20 panitia lokal dan 12 mahasiswa KKN, dengan tingkat kehadiran masyarakat rata-rata 250–300 orang atau sekitar 65 persen dari kapasitas lapangan. Berdasarkan survei evaluasi, 85% peserta merasakan peningkatan motivasi untuk berolahraga, sedangkan 78% penonton menilai turnamen memperkuat interaksi sosial antarwarga. Secara analitis, data tersebut menegaskan bahwa turnamen olahraga lokal tidak hanya berfungsi sebagai sarana rekreasi, tetapi juga sebagai instrumen pemberdayaan komunitas yang mendorong kesetaraan gender, memperkuat kohesi sosial, dan meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal. Implikasi konseptual kegiatan ini menunjukkan kontribusi nyata olahraga komunitas terhadap pencapaian Sustainable Development Goals, khususnya pada aspek kesehatan, kesetaraan, pengurangan kesenjangan, serta penguatan kelembagaan masyarakat desa.