Pertanian dan perkebunan merupakan sektor penting yang berperan dalam ketahanan pangan nasional. Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan yang serius salah satunya adalah Farmer Aging (Penuaan Petani) kondisi ini ditandai dengan jumlah petani yang menurun, seiring dengan meningkatnya jumlah petani yang menua dan kurangnya regenerasi oleh generasi muda. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya minat petani muda adalah: pendapatan usaha tani, kepastian usaha, stimulan dari pemerintah, dan kurangnya modernisasi teknologi. Apabila hal ini tidak segera diatasi, tantangan ini dapat berdampak negatif pada ketahanan pangan nasional. Studi ini menggunakan metode literature review, pengumpulan data sekunder berupa jurnal, laporan kebijakan, dan seleksi literatur. Kajian ini mengintegrasikan analisis faktor-faktor penghambat dan pendorong keterlibatan generasi muda dalam agribisnis, serta mengeksplorasi solusi dan strategi untuk meningkatkan partispasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara deskriptif konstribusi generasi muda dan perannya dalam optimalisasi agribisnis untuk ketahanan pangan nasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa untuk menjamin ketahanan pangan yang berkelanjutan, pemerintah harus mampu meyakinkan petani muda bahwa sektor pertanian pun mampu menghadirkan kesejahteraan bagi mereka. Dengan hal ini, generasi muda dapat menjadi motor penggerak dalam memperkuat agribisnis dan ketahanan pangan nasional.