Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bentuk Mobilitas Penduduk Desa dan Kota dalam Novel Twenty – Four Eyes Karya Sakae Tsuboi Wibawa, Faiza Fikri; Cahya Nugraha; Eva Dwi Kurniawan
JBI : Jurnal Bahasa Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Juni
Publisher : CV. Kalimasada Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59966/jbi.v1i1.622

Abstract

Mobilitas adalah kemampuan individu untuk melakukan pergerakan atau perpindahan tempat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi mobilitas seseorang adalah faktor ekonomi, fasilitas yang tidak merata, tuntutan pekerjaan, dan faktor psikologis. Mobilitas penduduk terjadi karena perubahan status dan pergerakan. Perubahan status dan pergerakan adalah alasan mengapa orang memobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk mobilitas pedesaan dan perkotaan dalam novel "Twenty - Four Eyes" karya Sakae Tsuboi. Melalui pendekatan hermeneutik, penelitian ini membahas berbagai dimensi mobilitas yang digambarkan dalam narasi novel dengan memperhatikan konteks sosial dan historis kehidupan masyarakat yang diceritakan dalam novel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui maksud sebenarnya dari penulis dan menghubungkannya dengan teori mobilitas penduduk. Melalui identifikasi mobilitas penduduk, jika dikaji lebih lanjut dapat lebih efektif dan responsif terhadap dinamika perpindahan penduduk, sehingga menjamin pembangunan daerah yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pemodelan spasial alternatif tempat evakuasi sementara dan jalur evakuasi bencana tsunami di pesisir Desa Watukarung, Kabupaten Pacitan Wibawa, Faiza Fikri; Prabawa, Bayu Argadyanto
Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.111048

Abstract

Abstrak. Pesisir Desa Watukarung menjadi salah satu kawasan rawan bencana tsunami yang memiliki nilai strategis sebagai destinasi wisata geopark sekaligus direncanakan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan di Kabupaten Pacitan, sehingga upaya mitigasi bencana tsunami perlu dilakukan sebagai bagian perencanaan penataan ruang yang memperhatikan aspek kebencanaan dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan rute evakuasi optimal dan menentukan alternatif tempat evakuasi sementara (TES) bencana tsunami dengan mempertimbangkan area aman terdekat, kapasitas, serta distribusi populasi di pesisir Desa Watukarung. Pemodelan spasial dilakukan dengan skenario run-up 29,2 meter untuk mengidentifikasi area bahaya dan area aman. Metode Least Cost Distance (LCD) digunakan untuk membuat jalur evakuasi optimal dan menghitung kebutuhan waktu atau waktu tempuh evakuasi, sementara distribusi populasi dihitung berdasarkan sensus kapasitas bangunan pelayanan umum dan observasi lapangan. Hasil pemodelan bahaya tsunami menunjukkan jarak genangan hingga 900 meter dari garis pantai seluas 170,66 Ha. Pemodelan area aman tsunami menunjukkan 2 lokasi TES dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pacitan belum memenuhi kriteria area aman yang digunakan. Berdasarkan distribusi populasi dan jarak aman terhadap area bahaya tsunami, diusulkan sebanyak 8 lokasi TES alternatif menggantikan 2 lokasi dalam RTRW. Hasil pemodelan jalur evakuasi membentuk 16 jalur evakuasi, 5 di antaranya memenuhi waktu tempuh ≤11 menit, dan sebagian melintasi lahan pertanian untuk efisiensi waktu. Disarankan pengadaan early warning system, pembangunan akses evakuasi, diseminasi rencana mitigasi, dan simulasi rutin untuk meningkatkan keberhasilan evakuasi bencana tsunami di pesisir Desa Watukarung.Abstract The coastal area of Watukarung Village is a region prone to tsunami disasters with strategic value as a geopark tourist destination and a planned Fish Landing Base in Pacitan Regency. Therefore, tsunami mitigation efforts are essential as part of spatial planning that considers disaster risk and sustainability. This study aimed to plan optimal evacuation routes and determine alternative temporary evacuation shelters (TES) for a tsunami disaster by considering the nearest safe areas, capacity, and population distribution along the coast of Watukarung Village. Spatial modeling was conducted using a 29.2-meter run-up scenario to identify hazard and safe zones. The Least Cost Distance (LCD) method was applied to generate optimal evacuation routes and calculate the required evacuation travel time, while population distribution was calculated based on a census of public service building capacity and field observations. The tsunami hazard modeling results showed an inundation distance of up to 900 meters from the coastline, covering an area of 170.66 hectares. The safe area modeling revealed that two TES locations from the Pacitan Regency Spatial Plan (RTRW) did not meet the safe area criteria used in this study. Based on population distribution and a safe distance from the tsunami hazard zone, eight alternative TES locations were proposed to replace the two locations in the RTRW. The evacuation route modeling resulted in 16 evacuation paths, five of which achieved a travel time of ≤11 minutes. Some of these paths traverse agricultural land for time efficiency. The study suggests that providing an early warning system, constructing evacuation access, disseminating the mitigation plan, and conducting regular simulations are necessary to enhance the success of tsunami disaster evacuations on the coast of Watukarung Village. Submitted: 2025-09-08 Revisions:  2025-09-18 Accepted: 2025-09-25 Published: 2025-09-25