Latar Belakang: Penyakit TB paru dapat menyebabkan pasien mengalami kondisi sesak nafas. Pasien TB paru yang mengalami sesak nafas memerlukan terapi non-farmakologi sebagai terapi tambahan yang menunjang proses penyembuhan, salah satu intervensi non-farmakologi yakni pengaturan posisi. Pengaturan posisi yang bisa diterapkan pada pasien TB paru yang mengalami sesak nafas yaitu posisi orthopnea. Posisi orthopnea memungkinkan klien untuk bernapas dengan teratur saat inspirasi dan ekspirasi karena oksigen yang masuk ke dalam paru akan lebih optimal dan tekanan di paru-paru lebih rendah sehingga dapat meningkatkan saturasi oksigen dan menurunkan frekuensi pernapasan. Tujuan: Untuk mengetahui hasil penerapan posisi orthopnea pada pasien TB paru yang mengalami sesak nafas di Ruang Observasi Emegency (ROE) IGD RSUD Dr. Moewardi. Metode: Menggunakan metode deskriptif dengan bentuk studi kasus kepada 2 pasien TB paru yang mengalami sesak nafas yang diterapkan pada bulan Januari 2024. Posisi ini diberikan selama tiga hari berturut-turut pada pagi dan sore hari. Alat ukur yang digunakan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) posisi orthopnea, oxymetri untuk mengukur Saturasi Oksigen (SpO2), dan arloji tangan ukur mengukur respiratory rate (RR). Hasil : Pada Responden 1 sebelum penerapan posisi orthopnea nilai SpO2 95 % menjadi 98 % dan nilai RR 27x/menit menjadi 20x/menit. Sedangkan pada Responden 2 sebelum penerapan posisi orthopnea nilai SpO2 91 % menjadi 97 % dan nilai RR 29x/menit menjadi 22x/menit. Kesimpulan: Posisi orthopnea dapat dijadikan sebagai salah satu teknik non-farmakologi untuk menurunkan sesak nafas pada pasien TB paru yang mengalami sesak nafas.