Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Karbon Aktif Teraktifasi HᴣPO4 dari Limbah Sereh (Cymbopogon S.P) Ni`mah, Lailan; Juliastuti, Sri Rachmania; Mahfud, Mahfud; Isna Syauqiah; Agus Mirwan; Harivram, Awali Sir Kautsar; Fitriati, Ulfa; Suryani, Agus
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 1 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i1.686

Abstract

Karbon aktif dapat diperoleh dari bahan-bahan alam (biomaterial) dengan penggunaan sebagai adsorben yang sering disebut dengan biosorben. Berbagai bahan biomaterial yang dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif yaitu yang memiliki kadar selulosa ataupun hemiselulosa, salah satunya yakni limbah sereh. Proses pembuatan karbon aktif dari limbah sereh melibatkan karbonisasi pada suhu 300 °C selama 2 jam dalam furnace, kemudian direndam dengan larutan H3PO4 20% selama 24 jam. Hasil pengarangan dan aktifasi dikarakterisasi dengan analisis kadar air, kadar abu, volatile matter, fixed carbon, dan bilangan iodin serta SEM-EDX untuk mengetahui topografi permukaan arang aktif, ukuran pori dan kandungan unsur pada karbon aktif. Nilai karbon (fixed carbon) pada hasil aktifasi yakni 65,47%; bilangan iodin sebesar 876,46. Rongga karbon aktif dari limbah sereh menggunakan Scanning Electron Microscopy-Energy (SEM) tampak lebih terbuka dan memanjang. Kandungan unsur dari karbon aktif limbah sereh menggunakan Dispersive X-Ray (EDX) sebesar 65,66% untuk nilai karbon (C) dan 32,45% untuk nilai oksigen (O2). Secara keseluruhan, hasil analisis proksimat dan SEM-EDX menunjukkan bahwa karbon aktif dari limbah sereh memenuhi standar SNI 06-3730-1995.
Mitigasi Dampak Lingkungan Melalui Biofiltrasi Merkuri (Hg) dari Limbah Tambang Emas Menggunakan Parupuk (Phragmites karka): Pendekatan Fitoremediasi Berbasis Tanaman Lokal dalam Pengolahan Air Limbah Tambang Ni`mah, Lailan; Suryani, Agus; Anshari, Muhammad Adzhari; Saputra, Hari Apriyan
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 6 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.6.933

Abstract

Mercury pollution from gold mining wastewater remains a major environmental concern due to its persistence and toxicity, driving interest in sustainable, low cost phytoremediation using native wetland plants. This research examines the phytoremediation capacity of Phragmites karka (locally referred to as Parupuk) in mitigating mercury contamination, with a particular focus on mercury (Hg), from wastewater derived from abandoned gold mining sites. A quasi experimental approach was implemented with exposure periods of 0, 3, 6, and 9 days. Approximately 1.5 kg (8 clumps) of live biomass was placed into custom designed 100 L glass bioreactors equipped with continuous water circulation. Key water quality indicators including pH, Chemical Oxygen Demand (COD),Biological Oxygen Demand (BOD), and Hg concentrations were systematically evaluated. Results indicated an increase in pH from 5.8 to 6.0, a 23.17% reduction in BOD (8.9 mg/L), and an 16.67% decline in COD (20 mg/L). The residual Hg concentration reached 0.0044 mg/L, which is below the permissible limit of 0.005 mg/L set by the Indonesian Water Quality Standard (Regulation No. 5/2022). These outcomes demonstrate the dual role of Phragmites karka as both a biological remediator and a fibrous filtration medium for water quality enhancement. Although the system is capable of meeting regulatory thresholds, further research is needed to clarify how Hgsequestration works and to determine the significant and specific contributions to plant structural attributes. This work establishes a scientific basis for further studies aimed at optimizing and scaling phytoremediation technologies for sustainable application in post-mining environments.