Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Manajemen Fisioterapi pada Spinal Cord Injury et causa Spine Tuberculosis di RSUD Saiful Anwar Malang: A Case Study Putri, Hena Aura; Dewangga, Mahendra Wahyu; Belinda, Melur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Spinal Cord Injury adalah kondisi medis yang terjadi pada kerusakan sumsum tulang belakang yang menyebabkan disfungsi motoric, sensorik dan otonom. Kerusakan SCI dibagi menjadi dua yaitu traumsatic (kecelakaan) dan non traumatic (infeksi dan kanker). Case Presentation: Seorang pelajar wanita berusia 21 Tahun dengan riwayat Spine Tuberculosis sehingga mengakibatkan terjadinya kompresi atau disebut Spondilytis Tuberculosis yang diaanjurkan untuk melakukan Operasi. Management and Outcome: Kombinasi Breathing Exercise, Motor Training, Walking Exercise, Balance Training, Training Unsupported Sitting, NMES memberikan hasil yang cukup baik dalam meningkatkan kemampuan fisik, daya tahan, fungsional serta kemampuan koordinasi dan keseimbangan. Discussion: Beberapa artikel yang ditemukan memberikan kesamaan dengan memberikan latihan fisik sebagai rehabilitasi yang efektif guna meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup pasien. Conclusion: Manajemen fisioterapi dengan rehabilitasi dini serta mengoptimalkan dan memfokuskan aktivitas fisik seperti Breathing Exercise, Motor Training, Walking Exercise, Balance Training, Training Unsupported Sitting, NMES mremberikan hasil yang bagus jika dilakukan secara rutin dan memaksimalkan kemampuan pasien.
Management Fisioterapi pada Kasus Multiple Sclerosis: Studi Kasus Arimbi, Cindy Kartika; Wahyuni, W; Belinda, Melur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Multiple Sclerosis (MS) merupakan suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi abnormal dan menyerang sistem saraf pusat yang menyebabkan defisit keseimbangan dan gaya berjalan, kekejangan, peningkatan risiko jatuh, disfungsi kognitif, penglihatan, pernapasan, kelemahan otot dan kelelahan. Biasanya didiagnosis antara usia 20–50 tahun. Menurut National Multiple Sclerosis Society yang berbasis di AS, rehabilitasi MS membantu pasien mencapai dan mempertahankan potensi fisik, salah satunya yaitu dengan fisioterapi. Case Presentation: Seorang pasien perempuan 29 tahun mengeluhkan tubuhnya tiba-tiba terasa lemas dengan kelemahan pada kedua kakinya yaitu pada otot fleksor dan ekstensornya. Nyeri yang dirasakan hilang timbul di setiap sendi tetapi lebih nyeri dari pinggang hingga ke kedua tungkai dan nyeri bertambah ketika saat ingin berdiri maupun kembali ke duduk. Pasien mengalami keterbatasan Lingkup gerak sendi pada kedua ankle saat dorsofleksi dan ekstensi knee nya. Serta adanya gangguan sensoris dan aktivitas fungsional. Pasien memeriksakan keadaannya ke dokter di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Jawa Timur dengan hasil dari lab lumbal pungsi menunjukkan bahwa pasien di diagnosa sebagai Multiple Sclerosis. Kemudian dirujuk ke rehabilitasi medik dan mendapat penanganan fisioterapi. Management and Outcome: Pasien diberikan intervensi berupa TENS, NMES, DNS, mobilisasi bertahap serta terapi latihan. Setelah diberikan intervensi selama 4x didapatkan hasil yaitu adanya penurunan nyeri diam dan nyeri gerak, adanya peningkatan LGS, tetapi belum adanya peningkatan pada kekuatan otot, sistem sensoris, maupun aktivitas fungsionalnya. Discussion: Intervensi TENS dapat mengurangi nyeri dan NMES dapat memberikan stimulasi pada otot yang bertujuan untuk penguatan otot dan mencegah kelemahan otot atau atrofi otot. Serta tujuan DNS yaitu pendekatan manual dan rehabilitatif untuk mengoptimalkan sistem pergerakan. Terapi latihan dapat membantu meningkatkan kekuatan otot, mobilisasi bertahap dapat meningkatkan aktifitas fungsional serta stimulasi sensoris untuk menstimulasi sistem sensoris dengan cara stimulasi taktil. Conclusion: Management fisioterapi pada kasus MS dengan intervensi TENS, NMES, DNS, mobilisasi bertahap, stimulasi sensoris yang dilakukan selama 4x terapi didapatkan hasil adanya penurunan nyeri diam dan nyeri gerak, adanya peningkatan LGS pada ekstensi knee dan dorsofleksi ankle akan tetapi belum ada peningkatan kekuatan otot, belum muncul sensibilitas pada kulit, serta aktifitas fungsionalnya.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Golfer Elbow Dextra dengan Ultrasound, Laser, dan Exercise Matasim, M; Sudaryanto, Wahyu Tri; Belinda, Melur
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Golfer Elbow adalah cedera berlebihan yang ditandai dengan tendinosis angiofibroblastik yang berasal dari fleksor-pronator umum, umumnya merespons pengobatan nonoperatif. Degenerasi tendon fleksor-pronator terjadi dengan ekstensi paksa pergelangan tangan dan supinasi lengan bawah yang berulang-ulang selama aktivitas yang melibatkan fleksi pergelangan tangan dan pronasi lengan bawah. Presentasi Kasus: Pasien Tn.D, 43 tahun, mengeluhkan nyeri pada lengan bagian bawah dekat dengan siku, nyeri semakin terasa ketika melakukan aktivitas sehari-hari (menggenggam setir mobil, mengambil gayung mandi, menarik jemuran). nyeri pertama kali muncul setelah bermain tennis lapangan dengan gerakan tangan forehand terus menerus tanpa henti. Pada tes khusus, Golfer Elbow Test positif serta Mill Test positif. Hasil dan pembahasan: Pasien menjalani dua kali fisioterapi dengan tindakan Ultrasound, Laser, dan exercise. Evaluasi terdiri dari pengukuran nyeri dengan NRS dan pengukuran kekuatan otot dengan MMT. Diskusi: Tujuan program fisioterapi pada golf elbow adalah untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan otot. Modalitas yang digunakan berupa Ultrasound, Laser, dan Exercise. Kesimpulan: Penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Golf Elbow dengan intervensi Ultrasound (US), Laser, dan Exercise dua kali pertemuan membuktikan hasil signifikan. Hasilnya Penurunan nyeri dan peningkatan kekuatan otot pada elbow.