Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA VOLUME PERDARAHAN DAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN FUNCTIONAL OUTCOME PASIEN PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PIS) DI RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA Zeeva, Evane Jovanie
Surabaya Biomedical Journal Vol 2 No 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.61

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah kumpulan darah dalam parenkim otak atau sistem ventrikel dan bukan karena trauma. Ruptur pembuluh darah kecil dan microaneurysm pada perforasi pembuluh darah merupakan penyebab PIS. Volume perdarahan dan jumlah leukosit merupakan determinan penting untuk functional outcome. Pasien sembuh seringkali memiliki defisit neurologis persisten yang mengganggu aktivitas dan fungsi kesehariannya. Prediktor klinis untuk defisit neurologis dinilai dengan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara volume perdarahan dan jumlah leukosit dengan functional outcome PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Metode: Penelitian berupa analitik observasional dengan desain cross-sectional. Menggunakan metode retrospektif dengan data kuantitatif berupa data sekunder rekam medis pasien rawat inap. Penelitian dilakukan di RSPAL dr. Ramelan Surabaya pada Juni 2021 sampai Juni 2022. Data berasal dari CT scan kepala untuk mengetahui volume pendarahan, hasil laboratorium pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui jumlah leukosit, dan tabel NIHSS untuk mengetahui functional outcome pasien. Hasil: Penelitian dilakukan pada 50 pasien PIS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji korelasi antara volume perdarahan dan functional outcome pasien menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,02 < α (0,05). Hasil uji korelasi antara jumlah leukosit dan functional outcome pasien menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,798 > α (0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara volume perdarahan dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Tidak ada hubungan signifikan antara jumlah leukosit dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Kata kunci: volume perdarahan, jumlah leukosit, Perdarahan Intraserebral (PIS), functional outcome, nilai NIHSS.
HUBUNGAN ANTARA VOLUME PERDARAHAN DAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN FUNCTIONAL OUTCOME PASIEN PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PIS) DI RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA Zeeva, Evane Jovanie
Surabaya Biomedical Journal Vol. 2 No. 2 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/sbj.v2i2.61

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah kumpulan darah dalam parenkim otak atau sistem ventrikel dan bukan karena trauma. Ruptur pembuluh darah kecil dan microaneurysm pada perforasi pembuluh darah merupakan penyebab PIS. Volume perdarahan dan jumlah leukosit merupakan determinan penting untuk functional outcome. Pasien sembuh seringkali memiliki defisit neurologis persisten yang mengganggu aktivitas dan fungsi kesehariannya. Prediktor klinis untuk defisit neurologis dinilai dengan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara volume perdarahan dan jumlah leukosit dengan functional outcome PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Metode: Penelitian berupa analitik observasional dengan desain cross-sectional. Menggunakan metode retrospektif dengan data kuantitatif berupa data sekunder rekam medis pasien rawat inap. Penelitian dilakukan di RSPAL dr. Ramelan Surabaya pada Juni 2021 sampai Juni 2022. Data berasal dari CT scan kepala untuk mengetahui volume pendarahan, hasil laboratorium pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui jumlah leukosit, dan tabel NIHSS untuk mengetahui functional outcome pasien. Hasil: Penelitian dilakukan pada 50 pasien PIS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji korelasi antara volume perdarahan dan functional outcome pasien menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,02 < α (0,05). Hasil uji korelasi antara jumlah leukosit dan functional outcome pasien menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi (p) = 0,798 > α (0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara volume perdarahan dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Tidak ada hubungan signifikan antara jumlah leukosit dengan functional outcome pasien PIS di RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Kata kunci: volume perdarahan, jumlah leukosit, Perdarahan Intraserebral (PIS), functional outcome, nilai NIHSS.
Columellar Lengthening on Corrected Cleft Lip and Palate (La---aL) Post Cheilorrhaphy: A Case Report Zeeva, Evane Jovanie; Norholila; Santoso, Clara Cindy Ateng; Effendi, Muchiddin Andri Setyo; Medina, Nadra Odifa; Adiwinoto, Ronald Pratama; Prameswari, Renata
Asian Journal of Health Research Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4 No 2 (August) 2025
Publisher : Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55561/ajhr.v4i2.259

Abstract

Introduction: The Cleft Lip and Palate (CLP) is a congenital malformation involving the orofacial region. The failure of frontonasal and maxillary processes to fuse causes a gap through the lips, alveoli, base of the nose, and in the hard and/or soft palate. Case Presentation: This case report illustrates a 2-year-3-month-old female patient diagnosed with bilateral cleft lip and palate at birth. The patient underwent cheilorrhaphy at 4 months old and currently plans to have scar revision and columellar lengthening surgery at Dr. Ramelan Naval Hospital, Surabaya. The patient presents with a flat nose, a hypertrophic scar above the lip, and speech articulation impairment. Her medical history includes prenatal maternal hypertension, neonatal pneumonia, and exposure to cigar smoke. Additionally, there is a family history of cleft lip and palate. This case highlights the vital role of columellar lengthening in enhancing nasal appearance and airway patency for optimal outcomes without complications. Conclusion: Cleft lip and palate (CLP) require multidisciplinary care. Columellar lengthening and scar revision have been proven effective in enhancing nasal functions and aesthetics. The presence of prenatal maternal hypertension, exposure to cigar smoke, and familial history of CLP accentuates etiological complexity. The case shows successful intervention balancing function, aesthetics, and craniofacial growth in CLP repair. This study aims to increase insight for future management concerning nasal deformities in CLP patients.