Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Pengetahuan, Perilaku, dan Sikap Ibu terhadap Pencegahan Balita Stunting di Desa Burai, Provinsi Sumatera Selatan Najmah, Najmah; Rahma, Nurul; Yani, Novia Sri Anda; pridamayanti, Arviana; Maulaya, Najmah; Saphira, Bella Rino; Naomi, Christara Cicelia; Oktaviani, Dedis; Zahirah, Aliyyah; Ashilah, Athiyah
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 19, No 1 (2024): Volume 19 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkmi.19.1.2024.28-33

Abstract

Latar belakang: Stunting adalah kelainan tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai usia akibat dari kekurangan gizi dan penyakit infeksi. Dalam jangka waktu pendek Stunting berdampak pada kecerdasan dan pertumbuhan fisik anak. Sedangkan dalam jangka waktu panjang Stunting menyebabkan penurunan kemampuan belajar serta meningkatkan risiko berbagai penyakit. Pada tahun 2022 prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 21,6%, sedangkan prevalensi Stunting di Sumatera Selatan turun menjadi 18,6% dengan Musi Rawas (25,4%), Ogan Ilir (24,9%), Banyuasin (24,8%), dan Muara Enim (22,8%) adalah daerah yang angka prevalensi Stunting-nya di atas nasional, sehingga menyebabkan pemfokusan lebih lanjut terhadap upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam edukasi pencegahan Stunting. Desa Burai merupakan daerah yang berkemungkinan tinggi terjadinya fenomena Stunting. Faktor lingkungan yang tidak terjaga sanitasinya, serta rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan keluarga terkait Stunting menjadi faktor dari tingginya kemungkinan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait pencegahan Stunting di Desa Burai secara lebih lanjut. Metode: Metode observasional desain studi potong lintang (cross-sectional) di Desa Burai pada 3 Maret 2023 dengan sampel responden ibu mempunyai balita sebanyak 70 responden. Instrumen berupa kuesioner dan interview, data dianalisisis menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil: Uji Chi Square menyatakan p-value untuk pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu masing-masing yaitu p= 0,36; p= 0,326; p= 0,015. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan/berarti antara pengetahuan maupun perilaku yang dimiliki ibu terhadap status gizi balita di Desa Burai. Namun, terdapat hubungan signifikan/berarti antara sikap yang dimiliki ibu terhadap status gizi balita di Desa Burai.
Distribusi Kasus Tuberkulosis Paru Menurut Usia, Jenis Kelamin, dan Capaian Program Di Puskesmas Bukit Sangkal, Palembang Tahun 2024 Nurannisyah , Rizky; Najmah, Najmah; Apritama , Faris; Rapika Dianita, Nesya; Damai Kasih Waruwu, Prischila; Khoirunnisa, Khoirunnisa; Pridamayanti, Arviana; Harmadi, Harmadi; Syafrida Putri, Rica; Ruliansyah, Denny
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 4 No 1 (2025): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jkj.Vol4.Iss1.1505

Abstract

Tuberkulosis paru (TBC) masih menjadi masalah kesehatan serius, terutama di wilayah padat penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi kasus TB paru berdasarkan usia, jenis kelamin, dan capaian layanan di Puskesmas Bukit Sangkal tahun 2024. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Seluruh kasus TB paru yang tercatat dalam sistem pelaporan SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis) selama periode tersebut dijadikan sampel melalui teknik total sampling, dengan jumlah total 25 kasus. Variabel penelitian meliputi usia, jenis kelamin, waktu kejadian, dan capaian program. Data diperoleh dari dokumentasi laporan program TBC dan rekam medis, lalu dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Hasil menunjukkan proporsi kasus lebih tinggi pada laki-laki (52%) dibandingkan perempuan (48%), dan proporsi kasus tertinggi pada kelompok usia 0-14 tahun (32%), diikuti usia 25-44 tahun (24%) dan usia ≥60 tahun (28%). Lonjakan kasus terjadi pada Januari, Februari, dan Mei. Capaian pelayanan terhadap terduga TB mencapai 98%. Kesimpulannya bahwa anak-anak dan laki-laki usia produktif merupakan kelompok risiko tinggi. Temuan ini berguna untuk pengelola program TB dalam menyusun intervensi berbasis usia dan gender, serta sebagai dasar kebijakan skrining dini, edukasi keluarga, dan imunisasi di tingkat layanan primer.