Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan teripang pasir (Holothuria scabra) yang dipelihara pada substrat yang berbeda telah dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana selama 2 bulan yakni Juni hingga Agustus 2022. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yakni memelihara teripang pada substrat buatan yang terdiri dari berpasir (A), lumpur berpasir (B), pecahan karang (C) dan berbatu (D). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian diperoleh nilai pertumbuhan teripang pasir yang berbeda-beda menurut perlakuan yang diterapkan. Nilai pertumbuhan pada perlakuan A (berpasir) rata-rata sebesar 11,66 gram, perlakuan B (lumpur berpasir) sebesar 16,33 gram, perlakuan C (pecahan karang) sebesar 7,33 gram dan perlakuan D (berbatu) sebesar 9,33. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan teripang pasir. Hal ini menunjukkan bahwa teripang memiliki respon pertumbuhan masing-masing jenis substrat sehingga teripang cenderung akan memilih subtrat yang sesuai dengan kemampuannya beradaptasi terhadap lingkungan yang dipilihnya. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan yang paling optimal mempengaruhi pertumbuhan adalah substrat lumpur berpasir. Jika dikaitkan dengan ketersediaan makanan maka dapat disebutkan bahwa substrat lumpur berpasir menyediakan makanan yang paling sesuai dengan kebutuhan teripang pasir dibanding habitat lainnya. Oleh karena itu hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pertumbuhan teripang pasir pada habitat lumpur berpasir lebih tinggi jika dibandingkan dengan habitat lainnya sehingga memilih lokasi budidaya teripang pasir yang paling cocok adalah habitat dengan substrat lumpur berpasir.Kata kunci : Teripang, Subsrat, Pertumbuhan, Aquakultur