Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengujian Bending Akrilik Pada Mesin Pemanas Akrilik Tubular Nugraha, Noviyanti; Sirodz, Muhamad Pramuda; Dzarrghifa, M.R; S.S.W, Gamal
Jurnal Rekayasa Energi dan Mekanika Vol 4, No 1 (2024): JREM
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/JREM.v4i1.57

Abstract

Pada penelitian sebelumnya telah dirancang dan dibuat mesin pemanas dan bending akrilik skala UMKM (Usaha mikro kecil dan Menengah) yang dapat digunakan hingga dimensi lebar 600 mm dan panjang tak terbatas, serta dapat memanaskan berbagai ketebalan akrilik hingga ketebalan 10 mm dengan proses pemanasan yang kontinyu. Mesin pemanas ini merupakan solusi dari pemanasan secara manual dengan menyemprotkan api dari tabung gas yang memiliki kendala temperatur pemanasan yang tidak merata untuk seluruh permukaan akrilik, kualitas hasil pemanasan dan bending kurang bagus, sering terjadi cacat, serta waktu pemanasan cukup lama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji mesin pemanas dan bending akrilik yang telah dibuat pada penelitian sebelumnya serta menganalisa hasil bending akrilik. Metoda pengujian dilakukan dengan ekperimen langsung, memanaskan akrilik pada mesin pemanas kemudian dilakukan proses bending akrilik. Parameter Pengujian meliputi; mencari temperatur bending, menghitung waktu pemanasan dan waktu bending, mengukur penyimpangan sudut hasil bending, menganalisis kualitas akrilik hasil bending. Pengujian dilakukan untuk 3 variasi ketebalan yang berbeda yaitu 2,3 dan 5mm. Variasi sudut bending 0o,45odan 90o. Hasil pengujian diperoleh temperatur pemanasan akrilik antara 150-155oC, Waktu pemanasan akrilik untuk ketebalan 2-5mm adalah 1-3menit, Waktu bending 30-120detik, Nilai bend allowance maks 44 mm untuk sudut 0o dan minimum 16 mm untuk sudut 90o. Semakin kecil sudut bending, nilai bend allowance semakin besar. Nilai springback rata-rata adalah 0, tidak terjadi penyimpangan terhadap garis bending. Kapasitas maksimum mesin adalah 90 akrilik perjam untuk ketebalan 2mm
Rancang Bangun Resevoir Pendingin Menggunakan Chiller dan Pengujian Pada Hasil Pemotongan Plastic Composite Kapasitas 5 kg/jam Latief, Alfan Ekajati; Sirodz, Muhamad Pramuda; Febriyanto, Naufal Dwi; Akbar, Sobari; Pratama, Muhammad Rezki
Jurnal Rekayasa Energi dan Mekanika Vol 3, No 2 (2023): JREM
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/JREM.v3i2.146

Abstract

ABSTRAK Untuk memperoleh bentuk pellet composite tersebut diperlukan proses pendinginan, material komposit dari mesin extruder sebelum dilakukan pemotongan. Proses pendinginan material komposit mempengaruhi proses pemotongan menjadi bentuk pellet, oleh karena itu pada penelitian ditentukan resevoir pendingin yang digunakan agar suhu air yang ada didalam reservoir tetap stabil. Metode penelitian ini berupa rancang bangun sebagai reservoir pendinginan menggunakan chiller dan menguji pemotongan plastic composite. Hasil perancangan di peroleh resevoir dengan dimensi 150 cm x 20 cm x 30 cm dan mesin pendingin dengan kapasitas 1 Pk. Tempratur material di mesin extruder sebesar 195 C didinginkan oleh air dengan tempratur 10 C dan 27 C, sehingga material plastic composite menjadi kaku akibat pendinginan cepat. Hasil uji keras bahwa material komposit yang telah didinginkan dengan tempratur 10 C memiliki kekerasan rata – rata 11,82 VHN. Dimana kekerasan material ini lebih keras di bandingkan pada suhu 27 C yang sebesar 7,82 VHN. Produk hasil pendinginan, kemudian dipotong menjadi bentuk pellet dengan ukuran mesh 4, hasil pemotongan di peroleh kapasitas pemotongan 4,30 kg selama 60 menit dengan hasil pemotongan yang seragam sebanyak 90%.  Kata Kunci : Water Chiller, PPHI , Serat nanas, mesin pemotong  ABSTRACT To obtained the composite pellet form is required cooling process, composite material from extruder machine before cutting. The cooling process of the composite material affects the cutting process into pellet form, therefore the research determined the cooling reservoir used so that the water temperature in the reservoir remains stable. This research method is in the form of design as a cooling reservoir using a chiller and testing the cutting of plastic composite. The results of the design obtained a reservoir with dimensions of 150 cm x 20 cm x 30 cm and a cooling machine with a capacity of 1 Pk. The material temperature in the extruder machine is 195 C cooled by water with a temperature of 10 C and 27 C, so that the plastic composite material becomes stiff due to rapid cooling. The results of the hard test that the composite material that has been cooled with a temperature of 10 C has an average hardness of 11.82 VHN. Where the hardness of this material is harder than at 27 C which amounted to 7.82 VHN. The result of the cooling, then cut into a pellet size of mesh 4. And the result of cutting obtained a cutting capacity of 4,3  kg for 60 minutes with a uniform cutting result of 90%. Keywords: water chiller, PPHI, Fiber Nanas, Cutting Machine.
Pengaruh Contact Angle Terhadap Pembentukan Droplet dengan Menggunakan Simulasi CFD Mahardika, Mohammad Azis; Sirodz, Muhamad Pramuda; Hidayat, Ferry
Jurnal Rekayasa Energi dan Mekanika Vol 3, No 2 (2023): JREM
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/JREM.v3i2.154

Abstract

ABSTRAK Penelitian mengenai pembentukan droplet merupakan salah satu topik penting dan dalam 10 tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat  pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan model volume of fluid (VOF) untuk menganalisis pengaruh sudut kontak terhadap pembentukan droplet. Geometri yang digunakan adalah tipe T-Junction dengan menggunakan fluida air dan oli. Melalui variasi kontak sudut maka diperoleh hasil dengan kondisi kecepatan air 0.001 m/s dan oli sebesar 0.0002 m/s, droplet terbentuk pada kondisi sudut kontak sebesar 135°, hal ini dikarenakan air memasuki saluran oli sehingga menyebabkan lapisan oli menjadi tipis pada bagian percabangan dan seiring berjalanya waktu lapisan tersebut putus dan menghasilkan droplet. Mekanisme pembentukan droplet adalah pemisahan fase, pembentukan droplet, dan pelepasan droplet. Kata kunci: droplet, CFD, Microfluidic, T-Junction ABSTRACT Research on droplet formation is one of the important topics and in the last 10 years has developed quite rapidly in this study, simulations were carried out using the volume of fluid (VOF) model to analyze the effect of contact angle on droplet formation. The geometry used is the T-Junction type using water and oil fluids. Through variations in contact angle, the results obtained under the condition of water velocity of 0.001 m/s and oil of 0.0002 m/s, droplets are formed at a contact angle of 135°, this is because water enters the oil channel causing the oil layer to become thin in the branching section and over time the layer breaks up and produces droplets. The mechanism of droplet formation is phase separation, droplet formation, and droplet release. Key words: droplet, CFD, Microfluidic, T-Junction.