Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKIBAT HUKUM PERWALIAN AL-AHLIYAH AL-KAMILAH DALAM KONSEKUENSI PERKAWINAN Dul Jalil
YUSTISI Vol 11 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/yustisi.v11i3.17910

Abstract

Hukum Islam mendefinisikan perkawinan sebagai suatu ibadah yang menjadi sah apabila syarat dan rukunnya terpenuhi, pada dasarnya perkawinan tidak hanya berhubungan dengan aspek hukum legal formal dan normatif administratif namun juga memiliki banyak aspek. Dalam hal ini, keberadaan wali nikah memegang peran yang sangat penting dalam rukun perkawinan, yakni sebagai pihak yang akan bertindak menikahkan calon mempelai perempuan. Tidak semua orang dapat bertindak sebagai wali dalam perkawinan, secara umum wali dalam perkawinan harus seorang laki-laki muslim, aqil dan baligh atau juga disebut dengan perwalian al-ahliyah al-kamilah. Penelitian ini akan menginterpretasikan bagaimana akibat hukum perwalian dalam perkawinan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wali dalam suatu rukun akad perkawinan harus dipenuhi, karena jika tidak tergolong dalam wali al-ahliyah al-kamilah maka perkawinan tersebut bisa menjadi batal atau tidak sah dalam pelaksanannya, dan akan berdampak terhadap kedudukan anak, harta kekayaan selama perkawinan, dan perjanjian perkawinan. Kata Kunci: Perwalian, al-Ahliyah al-Kamilah, Perkawinan
AKIBAT HUKUM PERWALIAN AL-AHLIYAH AL-KAMILAH DALAM KONSEKUENSI PERKAWINAN Dul Jalil
YUSTISI Vol 11 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/yustisi.v11i3.17910

Abstract

Hukum Islam mendefinisikan perkawinan sebagai suatu ibadah yang menjadi sah apabila syarat dan rukunnya terpenuhi, pada dasarnya perkawinan tidak hanya berhubungan dengan aspek hukum legal formal dan normatif administratif namun juga memiliki banyak aspek. Dalam hal ini, keberadaan wali nikah memegang peran yang sangat penting dalam rukun perkawinan, yakni sebagai pihak yang akan bertindak menikahkan calon mempelai perempuan. Tidak semua orang dapat bertindak sebagai wali dalam perkawinan, secara umum wali dalam perkawinan harus seorang laki-laki muslim, aqil dan baligh atau juga disebut dengan perwalian al-ahliyah al-kamilah. Penelitian ini akan menginterpretasikan bagaimana akibat hukum perwalian dalam perkawinan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif, data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wali dalam suatu rukun akad perkawinan harus dipenuhi, karena jika tidak tergolong dalam wali al-ahliyah al-kamilah maka perkawinan tersebut bisa menjadi batal atau tidak sah dalam pelaksanannya, dan akan berdampak terhadap kedudukan anak, harta kekayaan selama perkawinan, dan perjanjian perkawinan. Kata Kunci: Perwalian, al-Ahliyah al-Kamilah, Perkawinan
PERNIKAHAN BEDA AGAMA: KAJIAN NORMATIF DAN PSIKOLOGIS DALAM KONTEKS MASYARAKAT URBAN Dul Jalil
USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 6 No. 4 (2025): Oktober
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/usrah.v6i4.2437

Abstract

Marriage is a fundamental aspect of human life, governed by religion, custom, and state law. In Indonesia, where five religions are officially recognized, interfaith social interactions are common, including in marriage. Although most religions in Indonesia prohibit interfaith marriages, such unions still occur, particularly in urban communities. This study aims to examine the dynamics of interfaith marriage and the reasons behind couples choosing to marry despite religious and legal prohibitions. Using a case study method with normative and psychological approaches, data were collected through interviews with interfaith couples. The findings show that these couples often proceed with marriage based on emotional and spiritual compatibility. They consider interfaith marriage a khilafiyah issue—open to interpretation (ijtihad)—and believe such unions are morally and spiritually valid. This perspective contrasts with the dominant views of religious scholars and Indonesia’s legal framework, which generally do not recognize interfaith marriages.
Strengthening the Understanding of Religious Moderation among Students at Pondok Pesantren Daarul Falahiyyah, Cisoka District, Tangerang Regency Ahmad Khunaepi; Dul Jalil
IRDH International Journal of Social Sciences & Humanities Vol. 2 No. 3 (2025): October
Publisher : International Research and Development for Human Beings (IRDH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research activity aims to strengthen the understanding of religious moderation among students at the Daarul Falahiyyah Islamic Boarding School in Cisoka District, Tangerang Regency. Religious moderation is crucial in the context of Indonesia's diverse religious life, so that the values of tolerance, justice, and balance can be maintained and practiced. Islamic boarding schools, as traditional religious educational institutions, have a strategic role in instilling these values in students. This activity was carried out in the form of a seminar and interactive discussion involving 60 students as active participants. The seminar was held in August 2025 and focused on strengthening the concepts of religious moderation, such as tawassuth (middle-mannerism), tasamuh (tolerance), i'tidal (justice), and shura (deliberation). The implementation method prioritized a participatory approach so that students could engage in dialogue and think critically about the socio-religious realities they face. The results of the activity showed an increase in students' understanding of the importance of being moderate in religious and social life. This community service is expected to make a tangible contribution to developing an inclusive, tolerant, and patriotic young generation of Muslims. By actively involving Islamic boarding schools (pesantren), this activity also serves as an initial step toward mainstreaming religious moderation in grassroots Islamic educational institutions.
Parenting: Educational Parenting Patterns in Muslim Families at Ponpes Modern Gatra, Kohod Village, Pakuhaji District, Tangerang Regency Muhamad Wira Syaprudin; Dul Jalil
IRDH International Journal of Social Sciences & Humanities Vol. 2 No. 3 (2025): October
Publisher : International Research and Development for Human Beings (IRDH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This activity aims to enhance the understanding of the parents of students regarding the importance of family education as the main foundation for character development in children. The methods used include interactive seminars, group discussions, and Q&A sessions to provide both theoretical and practical knowledge. The results of the seminar show that participants gained new insights into the role of parents in educating children with an Islamic approach, the importance of healthy communication, and the synergy between home and pesantren. The impact of this activity includes increased awareness among parents, the formation of a commitment to improve parenting patterns, and readiness to cooperate with the pesantren. However, there are obstacles such as limited time for parents, low levels of Islamic parenting literacy, inconsistency in practices at home, and a less supportive social environment. Therefore, follow-up actions in the form of forming parenting communities, periodic training, collaboration with Islamic boarding schools, and practical assistance at home are proposed as follow-up strategies. With consistency and support from all parties, it is hoped that Muslim families can raise a generation of faithful, ethical individuals ready to face the challenges of the times