Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah

UPAYA KELOMPOK SADAR WISATA LEMO NAKAI DALAM MENDUKUNG SUSTAINABLE TOURISM Ms, Mavitia Humairah; Widiyarti, Diyas; Suminar, Panji
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v18i1.381

Abstract

AbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan Upaya Kelompok Sadar Wisata Lemo Nakai dalam Mendukung Sustainable tourism yang dikaji melalui teori fungsionalisme struktural “AGIL” oleh Talcott Parson. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus deskriptif. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi non partisipan, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Informan dari kepala desa, kelompok sadar wisata Lemo Nakai, dan masyarakat diantaranya, Karang Taruna Desa Batu Raja. Teknik dalam menentukan informan pada penelitian ini yaitu dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya upaya yang dilakukan dengan Peningkatan Sumber Daya Manusia, melalui pelatihan dari  Dinas Pariwisata dalam bidang pelatihan pemandu wisata yang diawali dengan pembekalan materi yang isinya ada pengenalan objek dan daya Tarik wisata, berlatih public speaking dan teknik pemandu wisata,  pelatihan tata Kelola destinasi pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara, serta Pelatihan Masyarakat dalam perencanaan pembuatan homestay. Upaya dalam mengembangkan potensi objek dan daya tarik wisata dilakukan melalui  promosi dari media sosial, seperti: Instagram  Facebook, Youtube, melalui putri pariwisata dan influencer tiktok Bengkulu, serta melalui mahasiswa yang sudah berkunjung. Upaya dalam meningkatkan sarana dan prasarana sudah dilaksanakan mulai dari pembuatan homestay, sudah di sediakan ojek menuju ke tempat wisata. serta disediakan petunjuk jalan dan spanduk peringatan.Kata Kunci: Kelompok Sadar Wisata; Lemo Nakai; Sustainable TourismAbstractThis research aims to explain the efforts of the Lemo Nakai Tourism Awareness Group in supporting sustainable tourism which is studied through the theory of structural functionalism "AGIL" by Talcott Parson. The method used in this research is qualitative method with descriptive case study research type. By using data collection techniques non-participant observation, semi-structured interviews and documentation. Informants from the village head, Lemo Nakai tourism awareness group, and the community including, Karang Taruna Desa Batu Raja. The technique in determining informants in this study is purposive sampling. The results showed that there were efforts made by increasing human resources, through training from the Tourism Office in the field of tour guide training which began with the provision of material which contained an introduction to tourist objects and attractions, practicing public speaking and tour guide techniques, training in managing tourism destinations in North Bengkulu Regency, as well as community training in planning for making homestays. Efforts to develop the potential of tourist objects and attractions are carried out through promotion from social media, such as: Instagram Facebook, Youtube, through tourism princesses and influencers Tiktok Bengkulu, as well as through students who have visited. Efforts to improve facilities and infrastructure have been carried out starting from making homestays, motorcycle taxis have been provided to tourist attractions. as well as provided road signs and warning banners.
MODAL SOSIAL PRAMUWISATA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA DI BENGKULU TAHUN 2023 Widiyarti, Diyas; Pribowo, Muhamad Galy Njoman Ari
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v17i3.316

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui modal sosial pramuwisata yang akan digunakan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Provinsi Bengkulu pada tahun 2023. Ini disebabkan oleh penurunan jumlah wisatawan yang disebabkan oleh wabah COVID-19 pada tahun 2019, yang menghentikan perekonomian sektor pariwisata selama tiga tahun. Namun, dengan pidato Presiden RI Bapak Joko Widodo yang mengklarifikasi penghapusan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 tentang pemberdayaan sektor pariwisata, Metode penelitian kualitatif deskriptif menggunakan wawancara, fokus diskusi grup (FGD), dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa komponen modal sosial menjadi penting yakni pramuwisata melakukan kolaborasi antar assosiasi atau himpunan dan komunitas diantaranya Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPI), Perhimpunan Hotel Republik Indonesia (PHRI), Asosiasi Pelaku Perjalanan Indonesia (ASITA), Himpunan Pemandu Wisata Indonesia (HPI), Bengkulu Heritage Society (BHS), Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu dan Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, dalam menggiatkan kegiatan pendampingan kepada desa wisata di Provinsi Bengkulu, melakukan promosi objek wisata dalam media sosial dan secara langsung, dan mengedepankan pedoman oprasional bekerja yang sesuai kepada standar kompetensi kerja nasional dalam mendukung sumber daya manusia yang tersertifikasi. Kesimpulannya modal sosial yang meliputi aspek kepercayaan (trust), jaringan (networking) dan norma (norm) sebagai wujud yang menjelaskan bahwa dinamika isu kepariwisataan membutuhkan respon berkolaborasi atau bersinergi serta membutuhkan visi dan misi yang sama dalam meningkatkan kunjungan wisata oleh seluruh steakholder pramuwisata di seluruh Indonesia dan khususnya di Provinsi Bengkulu tahun 2023 secara berkelanjutan. AbstractThe purpose of this study is to determine the social capital of tour guides in increasing tourist visits in Bengkulu Province in 2023, the impact of tourists who decreased due to the covid-19 outbreak in 2019 caused a vacuum in the economy in the tourism industry for three years running, but with the government's decision through the speech of the President of the Republic of Indonesia. Mr. Joko widodo explained the abolition of the Minister of Home Affairs Instruction Number 50 and 51 of 2022 concerning the imposition of restrictions on community activities in the 2019 corona virus disease conditions in the Java and Bali Regions, has been enforced as before, this is an opportunity as well as a challenge in increasing aspects of tourist visits in various tourist destinations, especially in Bengkulu Province. The research method is descriptive qualitative, with data collection such as focus group discussions (FGDs), interviews and documentation.  The results of the study explain that the social capital aspect is important, namely the tour guides collaborate between associations or associations and communities including the Indonesian Tourism Players Association (ASPI), the Indonesian Republican Hotel Association (PHRI), the Indonesian Travelers Association (ASITA), the Indonesian Tour Guide Association (HPI), the Bengkulu Heritage Society (BHS), The Bengkulu Provincial Tourism Office and the Bengkulu City Tourism Office, in intensifying mentoring activities to tourist villages in Bengkulu Province, promoting tourist attractions on social media and in person, and prioritizing work operational guidelines in accordance with national work competency standards in supporting certified human resources. In conclusion, social capital which includes aspects of trust, networking and norms as a form that explains that the dynamics of tourism issues require a collaborative or synergized response and require the same vision and mission in increasing tourist visits by all tour guide stakeholders throughout Indonesia and especially in Bengkulu Province in 2023 on an ongoing basis.