Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kata Tabu dalam Film “It’s Okay To Not Be Okay” Kustamina, Kustamina; Sri Yunuarsih; M. Imron Abadi
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v5i3.1931

Abstract

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan sosiolinguistik. Karena sosiolinguistik ialah studi yang mengkaji asosiasi antara bahasa dan masyarakat dengan fokus dari cara bahasa itu dipakai pada latar belakang sosial dan siapa yang sedang menggunakannya. Metode yang diterapkan dalam kajian ini yaitu metode deskriptif, yang merupakan teknik analisis yang dipakai untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data maupun fenomena yang diamati secara apa adanya tanpa mencoba untuk menguji hipotesis atau mencari hubungan sebab akibat. Penelitian ini memakai teori Trudgill, yang mengatakan kata-kata tabu merupakan masalah yang berkaitan dengan tingkah laku yang dianggap secara supranatural melarang atau dipandang tidak memiliki moral serta tidak patut untuk dibicarakan apalagi di depan umum. Hasil dari penelitian ini adalah kata tabu dalam film It's Okay To Not Be Okay dengan memakai teori wardhaugh (1986) dalam membagi jenis kata menjadi enam yang mencakup (1) seks, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat dua belas data (2) bagian tubuh, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat lima data (3) binatang, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat tiga belas data (4) kematian, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat dua puluh data (5) ekskresi, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat enam data (6) agama, kata tabu yang diperoleh dalam jenis ini terdapat dua data. Film ini bercerita tentang seseorang yang bekerja sebagai perawat di bangsal dan satu orang penulis cerita anak-anak yang punya stigma antisosial. Setelah mereka dipertemukan, pelan-pelan keduanya mulai menyembuhkan luka emosionalnya masing-masing. Sepanjang episode, masalah lain muncul dan terungkap mengenai kebenaran masa lalu yang sudah menghantui hidup mereka.