Lembaga Sensor Film RI (LSF RI) yang termasuk salah satu lembaga tertua di Indonesia memiliki tujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya memilah dan memilih tontonan karena tidak semua tayangan membawa dampak yang positif untuk ditonton. Peran LSF RI disini untuk mendampingi dan memberikan himbauan kepada masyarakat melalui media sosial Tiktok dengan bantuan cyber PR LSF RI. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam secara tatap muka dan secara daring, serta menggunakan observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Serta menggunakan beberapa teori dalam penelitian ini, yaitu teori komunikasi publik, cyber public relations, strategi Public Relations, citra, media sosial, dan Tiktok. Penelitian ini menjelaskan bagaimana cara dari suatu lembaga yang ingin memberikan informasi dan juga edukasinya terkait peran serta tujuan mereka kepada masyarakat, dengan strategi mereka atas program yang dimilikinya. Hasil temuan dari penelitian ini, yaitu LSF RI melakukan strategi pendekatan kepada masyarakat oleh tim cyber PR dalam mengedukasi dan memberikan informasinya kepada masyarakat dengan konten-konten menarik dan informatif yang mereka unggah di platform Tiktok, serta mengembangkan program mereka dalam mengingatkan masyarakat untuk melakukan budaya sensor mandiri dalam menonton suatu konten atau tayangan guna melindungi diri sendiri dan keluarga dari pengaruh negatif yang dibawa oleh suatu tayangan. Dalam hal tersebut LSF RI selalu menyematkan ajakan budaya sensor mandiri ini didalam setiap konten-kontennya terutama saat dengan public figure. Indonesia has a goal to remind people of the importance of sorting and choosing the spectacle because not all shows bring a positive impact to watch. The role of LSF RI is here to assist and give an appeal to the community through Tiktok social media with the help of LSF RI's cyber PR. In this study using descriptive qualitative approach by using in-depth face-to-face and online interviews, as well as using observation, documentation and literature studies. As well as using several theories in this study, namely the theory of public communication, cyber public relations, public Relations strategy, image, social media, and Tiktok. This study describes how an institution that wants to provide information and education related to their role and goals to the community, with their strategy for the program. The findings of this study, namely LSF RI carried out an approach strategy to the community by the cyber PR team in educating and providing information to the public with interesting and informative content that they upload on the Tiktok platform, and developing their program in reminding the public to carry out a culture of self-censorship in watching content or shows in order to protect themselves and their families from the negative influence brought by a show. In this case, LSF RI always embeds this independent censorship culture invitation in every content, especially when with public figures.