TikTok is an application platform that provides a variety of exciting video content. TikTok can be addictive to its users. However, there is a phenomenon of TikTok detox among teenagers where users decide to stop accessing this application. This study aims to determine the detox behaviour of students addicted to the TikTok application. This research used a descriptive qualitative approach with a case study method on college students on the island of Batam who stopped playing the TikTok application. Data collection was carried out using interviews and documentation. The results of this study show that using TikTok applications with excessive frequency and duration can lead to addiction which has a negative impact. However, detox behaviour can bring changes. After stopping accessing this application, students become more appreciative of each other, have adequate sleep time, are more energetic, and become more self-focused. TikTok merupakan sebuah platform aplikasi yang menyediakan berbagai konten video menarik. TikTok mampu membuat kecanduan penggunanya. Namun demikian, muncul fenomena detox TikTok ini di kalangan remaja di mana para pengguna memutuskan untuk berhenti mengakses aplikasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku detox pada mahasiswa yang kecanduan aplikasi TikTok. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus pada mahasiswa di Pulau Batam, yang berhenti bermain aplikasi TikTok. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penggunaan aplikasi TikTok dalam frekuensi dan durasi yang berlebihan bisa mengakibatkan kecanduan hingga membawa dampak negatif. Namun, perilaku detox mampu membawa perubahan. Setelah berhenti mengakses aplikasi ini, mahasiswa menjadi pribadi yang lebih bisa menghargai satu sama lain, memiliki waktu tidur yang cukup, lebih bersemangat hingga menjadi lebih fokus pada diri sendiri.