Padi merupakan tanaman pangan penting bagi rakyat Indonesia, selain sagu dan jagung. Pada tahun 2023 produktivitas tanaman padi mengalami penurunan 1,12 juta ton sebesar 2,05 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya menjadi 53,98 juta ton. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya suhu dan kelembaban sebagai faktor pemicu perkembangan dan ledakan hama penyakit tanaman. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu bakanae yang disebabkan oleh jamur Fusarium. Jamur ini mengakibatkan daun menguning, daun terpelintir dan di bagian pangkal batang membusuk. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian Fusarium dengan mengunakan fungisida nabati, salah satunya menggunakan Ganoderma boninense dengan bioaktif Pseudomonas fluorescens. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh dan konsentrasi penggunaan biofungisida dari G. boninense dengan bioaktif P. Fluorescens terhadap F. fujikuroi pada tanaman padi. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan dengan jumlah sampel 25 sampel tanaman padi dengan konsentrasi Kontrol Negatif ,Kontrol Positif, 250 mL/L, 300 mL/L dan 350 mL/. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh penggunaan biofungisida dari G. boninense dengan bioaktif P. Fluorescens terhadap Fusarium pada tanaman pada tanaman padi setelah semai dan pindah tanam. Aplikasi biofungisida dari G. boninense dengan bioaktif P. Fluorescens dengan konsentrasi 300 mL/L mampu meningkatkan benih berkecambah sebesar 0,5 %, menurunkan persentasi benih dan bibit mati sebesar 15%, menurunkan bibit bergejala stunting sebesar 11%, meningkatkan tinggi tanaman setelah semai sebesar 86%, meningkatkan jumlah daun setelah semai sebesar 7% dari hari ke 4 sampai ke 16 setelah semai. Namun biofungisida dari G. boninense dengan bioaktif P. Fluorescens dengan konsentrasi 350 mL/L mampu meningkatkan tinggi tanaman sebesar 38%, meningkatkan jumlah daun sebesar 2% dari hari ke 5 sampai ke 30 setelah pindah tanam.