Calcarina FRW
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kontaminasi Bakteri pada Sediaan Propofol 1% Diluar Kemasan (ampul) Setelah 6 dan 24 Jam di Kamar Operasi Arief Isfia Junaidy; Calcarina FRW; Bambang Suryono
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 2 (2014): Volume 1 Number 4 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i2.5535

Abstract

Latar Belakang. Propofol (2,6-diisopropylphenol) adalah obat yang sering digunakan untuk induksi maupun pemeliharaan anestesi. Propofol diformulasikan dalam bentuk emulsi dengan minyak kedelai (100 mg/ml), lesitin (12 mg/ml), dan gliserol (22,5 mg/ml). Formulasi propofol tersebut menyokong pertumbuhan bakteri. Pada praktek sehari-hari sering dijumpai adanya penggunaan emulsi propofol yang sudah dibuka dari kemasan (ampul) dan disimpan sampai dengan 24 jam. Oleh karena itu penting diketahui apakah ada kontaminasi propofol diluar kemasan setelah 6 jam maupun 24 jam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah kontaminasi propofol diluar kemasan setelah penyimpanan selama 6 dan 24 jam seperti tersebut diatas. Metode. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif terhadap 31 sampel propofol. Sampel terpilih diberi label no sampel, dicatat warnanya. Pada jam ke-0 propofol dibuka dari kemasan diambil 2 cc propofol dimasukkan dalam spuit 3 cc sebanyak 3 spuit yang telah diberi label nomor sampel, tanggal dan jam (0,6 dan 24) kemudian disimpan dalam kamar operasi dengan suhu 20-24°C. Pengambilan propofol dari ampul sesuai rekomendasi CDC, ASA dan APSF tentang penyiapan penggunaan propofol. Masing-masing dilakukan pemeriksaan kultur. Hasil. Hasil analisis secara statistik kontaminasi bakteri pada jam ke 6 diperoleh nilai RR sebesar 0,37 (< 1), IK 95% : 0,42 – 3,25 secara statistik berarti faktor yang diteliti bukan faktor resiko. Hasil analisis secara statistik kontaminasi bakteri pada jam ke 24 diperoleh nilai RR sebesar 1,47 (>1), dengan IK 95% : 1,25 – 4,14 yang secara statistik bermakna/merupakan faktor risiko. Kesimpulan. Terjadi kontaminasi bakteri pada propofol diluar kemasan setelah 6 jam dengan RR: 0,37, IK 95% : 0,42 – 3,25 secara statistik faktor yang diteliti bukan faktor resiko. Sedangkan pada propofol diluar kemasan setelah 24 jam terjadi kontaminasi bakteri dengan RR : 1,47, IK 95% : 1,25 – 4,14 dan secara statistik bermakna/merupakan faktor risiko
Perbandingan Ukuran Droplet Emulsi Propofol 200 mg yang Dicampur dengan Lidokain 10 mg pada Suhu yang Berbeda 6 Jam Setelah Pencampuran Dona Eriyadi; Calcarina FRW; Sudadi
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 3 (2014): Volume 1 Number 3 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i3.5546

Abstract

Latar belakang. Propofol (2,6-diisopropylphenol) telah mendapatkan popularitas sebagai obat anestesi baik untuk induksi maupun pemeliharaan anestesi.Propofol diformulasikan sebagai makroemulsi dengan minyak kedelai (100 mg/ml), lesitin (12 mg/ml), dan gliserol (22,5 mg/ml). Penyuntikan emulsi propofol sering menimbulkan nyeri. Untuk menguranginya biasanya dicampur dengan lidokain berbagai konsentrasi. Makroemulsi propofol ini secara termodinamik tidak stabil dan mengalami degradasi seiring dengan waktu. Pencampuran dengan lidokain akan menurunkan pH emulsi propofol sehingga mempercepat terjadinya degradasi emulsi propofol yang secara fisik ditandai dengan pembesaran ukuran droplet emulsi propofol. Pembesaran ukuran droplet propofol berakibat terhadap penurunan kecepatan pelepasan propofol, penurunan konsentrasi propofol dan risiko terjadinya emboli lemak. Risiko emboli lemak meningkat bila ukuran droplet lebih besar daripada populasi percentage of FAT globule>5?m (PFAT5) yang lebih dari 0,05%. Pada praktek sehari-hari sering dijumpai adanya pencampuran emulsi propofol dengan lidokain guna mengurangi nyeri penyuntikan, yang kemudian disimpan dalam lemari pendingin atau suhu ruanganuntuk penggunaan berikutnya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan ukuran rerata droplet emulsi propofol yang dicampur dengan lidokainsetelah prosedur penyimpanan selama 3 dan 6 jam pada suhu yang berbeda. Metode. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental terencana (control trial) dengan tujuan menilai perbandinganMean Droplet Size (MDS) sesudah prosedur penyimpanan pada suhu lemari pendingin (2-4)0 C dan suhu ruangan (19-24)0 C selama 3 dan 6 jam. Terdapat12 sampel pada masing-masing perlakuan. Ukuran droplet diamati di bawah mikroskop monitor secara manual sebanyak 500 droplet tiap sampel.Analisa dataperbedaan MDS antara penyimpanan dalam suhu yang berbeda, digunakan uji t tidak berpasanganpada data yang berdistribusi normal dan uji Man Whitneyuntuk data yang berdistribusi tidak normal. Nilai p<0,05 secara statistik dianggap bermakna. Hasil. Tampak adanya perbedaanMDS pada jam ke-3 antara penyimpanan lemari pendingin (1,99±0,45) dengan suhu ruangan (2,18±0,67) yang bermakna secara statistik (p<0.05), dan pada jam ke-6 penyimpanan lemari pendingin (2,84±0,93) dengan suhu ruangan (3,16±1,24) yang bermakana secara statistik (p< 0,05). Nilai PFAT5jam ke-6 penyimpanan lemari pendingin 1,56 % dan suhu ruangan 5 %. Secara makroskopis penampakan fisik warna dan homogenitas propofol dari waktu dan penyimpanan tidak berubah (warna sesuai standar dan homogen) (masing-masing n=12/100%). Kesimpulan. Rerata ukuran droplet campuran propofol 200 mg dengan lidokain 10 mg setelah prosedur penyimpanan dalam lemari pendingin, lebih kecil dibandingkan dengan penyimpanan suhu ruangan, pada jam ke-3 dan jam ke-6