Nur, Rifdhani Fakhrudin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Akhir Hayat pada Pasien Kritis dI ICU Nur, Rifdhani Fakhrudin; Suryono, Bambang; Sarosa, Pandit
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 2 (2015): Volume 2 Number 2 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i2.7209

Abstract

Telah dilakukan manajemen akhir hayat pada pada seorang perempuan usia 63 tahun, dengan diagnosis ROSC pascahenti jantung, edema serebri difus, asidosis metabolik, anemia, dan hipoalbumin yang dirawat di ICU. Keadaan akhir hayat ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda kematian batang otak dan kegagalan fungsional berupa kegagalan usaha nafas yang menetap pada pasien yang dapat menyebabkan kematian pada hari ke-3 perawatan. Dokter menjelaskan tentang kondisi akhir hayat pasien berupa tanda-tanda kematian batang otak, prognosis dan kemungkinan yang akan terjadi dan keputusan yang harus diambilkeluarga mengenai keadaan akhir hayat pada pasien. Keluarga memutuskan menerima kondisi pasien, meminta untuk meneruskan bantuan yang sekarang diberikan namun tidak melakukan pertolongan lanjut jika kondisi memburuk. Rohaniwan melakukan pendampingan berupa bimbingan rohani, konselingspiritual akhir hayat, bimbingan ibadah dan doa untuk pasien. Belum ada komunikasi yang intensif antara tim medis tentang kondisi akhir hayat pada pasien. Pendampingan dilakukan sampai saat kematian dengan mengundang keluarga, tidak melakukan resusitasi jantung paru sesuai permintaan keluarga dan menyatakan kematian pasien di hadapan keluarga.
Perbandingan Efikasi Analgesi antara Penambahan Klonidin Konsentrasi Akhir 1,875 mcg/ml dengan Penambahan Fentanil Konsentrasi Akhir 1,25 mcg/ml pada Bupivakain 0,125% Isobarik untuk Analgesi Epidural Infus Kontinu Pascaoperasi Laparotomi Ginekologi Onkol Nur, Rifdhani Fakhrudin; Artika, I Gusti Ngurah Rai; Sudadi
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7236

Abstract

Latar belakang : Belum pernah dilakukan penelitian tentang perbandingan efi kasi analgesi penambahan klonidin dibandingkan fentanil pada obat anestesi lokal untuk analgesi epidural infus kontinu pada pasien pascaoperasi laparotomi ginekologi onkologi.Tujuan : Penelitian ini bertujuan membandingkan efi kasi analgesi antara penambahan klonidin dengan fentanil pada bupivakain 0,125% isobarik untuk analgesi epidural infus kontinu pascaoperasi laparotomi ginekologi onkologiMetode : Penelitian single blind randomized controlled trial ini melibatkan 60 pasien yang menjalani operasi laparotomi ginekologi onkologi dengan anestesi epidural dan analgesi epidural infus kontinu. Sampel dibagi melalui randomisasi menjadi 2 kelompok BF dan BK, masing-masing 30 pasien. Injeksi analgesi epidural pada kelompok BF adalah injeksi bolus 10 ml bupivakain 0,125%+fentanil 50 mcg dilanjutkan infus epidural kontinu bupivakain 0,125%+fentanil 1,25 mcg/ml. Kelompok BK mendapatkan injeksi bolus 10 ml bupivakain 0,125%+klonidin 75 mcg, dilanjutkan infus epidural kontinu bupivakain 0,125%+klonidin1 mcg/ml.Hasil : Nilai VAS saat istirahat dan saat gerakan ringan lebih rendah secara bermakna pada kelompok BK dibandingkan kelompok BF pada menit ke-15, jam ke-6 dan jam ke-12 pascaoperasi dengan nilai p<0,05. Perbedaan nilai VAS saat istirahat dan saat gerakan ringan antara dua kelompok kurang dari 0,9 cm pada semua periode penilaian. Frekuensi tambahan fentanil sebagai rescue analgetik lebih banyak secara bermakna pada kelompok BF (26,7%) daripada kelompok BK (3,3%). Kejadian hipotensi, bradikardi mual muntah dan pruritus tidak berbeda diantara dua kelompok.Kesimpulan : Penambahan klonidin menghasilkan efikasi analgesi lebih baik secara statistik namun tidak menghasilkan efikasi analgesi lebih baik secara klinis daripada penambahan fentanil pada bupivakain 0,125% isobarik untuk analgesi epidural infus kontinu pascaoperasi laparotomi ginekologi onkologi.