p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Flourishing Journal
Natasya Azahra
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Wewenang atau Otoritas dan Kekerasan Seksual Dikaji melalui Teori Kepribadian Mochammad Rafli Aditya Cahyadi; Natasya Azahra; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i52023p162-174

Abstract

Sexual violence is a coercive and harmful sexual activity for the victim. Data shows that sexual violence remains a serious problem in Indonesia and worldwide. Perpetrators of sexual violence often hold higher authority or power than the victims. This research aims to explore the correlation between authority or power and sexual violence, examining it through psychological factors using the framework of personality theories. The research employs a literature review method. The findings indicate that sexual violence is correlated with the authority or power held by the perpetrators. It is influenced by feelings of inferiority and superiority, as well as the perpetrators' failure to manage the principles of pleasure and reality. Perpetrators of sexual violence tend to have low scores in openness, indicating a lack of adherence to social norms. This study identifies new variables closely related to sexual violence, such as gender, culture, and social environment. The feelings of inferiority and superiority arise due to deeply rooted patriarchal cultures and social environments that do not prioritize the well-being of the victims. AbstrakKekerasan seksual merupakan aktivitas seksual yang bersifat memaksa dan merugikan korban. Data menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih merupakan masalah serius baik di dunia maupun di Indonesia. Pelaku kekerasan seksual seringkali memiliki wewenang atau otoritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara wewenang atau otoritas dengan perilaku kekerasan seksual yang ditelaah dari faktor-faktor psikologis menggunakan kerangka teori kepribadian. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kekerasan seksual berkorelasi dengan wewenang atau otoritas yang dimiliki oleh pelaku. Kekerasan seksual dipengaruhi oleh perasaan inferior dan perasaan superior yang dimiliki pelaku kekerasan seksual. Perasaan inferior dan superior yang ada timbul karena adanya budaya patriarki yang sudah mengakar, dan lingkungan sosial yang kurang berpihak pada korban. Selain itu, perilaku kekerasan seksual juga dipengaruhi oleh kegagalan pelaku dalam mengelola prinsip kesenangan dan prinsip realitasnya. Pelaku kekerasan seksual didapatkan cenderung memiliki skor openness yang rendah karena kurang terbuka terhadap norma sosial. Selain wewenang atau otoritas, kekerasan seksual juga berhubungan dengan faktor – faktor lain seperti gender, budaya, dan lingkungan sosial.
Gangguan Skizofrenia Ditinjau melalui Pendekatan Neuropsikologi Muhammad Aldwin Priyatama; Natasya Azahra; Laila Indra Lestari
Flourishing Journal Vol. 3 No. 10 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i102023p441-449

Abstract

Schizophrenia is a severe mental disorder that affects an individual's thoughts, feelings, and behavior. Data indicates that the prevalence of schizophrenia in Indonesia is relatively high. This research aims to examine schizophrenia from a neuropsychological perspective, with a focus on the need for information regarding schizophrenia and its impact on the behavior of individuals with the condition. The research employs a literature review method. Based on the findings of the conducted research, it is evident that the causes of schizophrenia are primarily attributed to biological factors such as monozygotic twins, psychosocial factors, and environmental factors. Individuals with schizophrenia have abnormal brain. Abnormalities in brain structure among individuals with schizophrenia include white matter structure, decreased volume in the hippocampus, amygdala, thalamus, nucleus accumbens, and intracranial volume, hypoactivation in the left frontal lobe, as well as decreased electrical potential in the parietal lobe. When the brain, which typically functions cohesively, experiences abnormal structural conditions, it impacts the overall functioning of the brain and subsequently affects the behavior of individuals with schizophrenia. Abnormalities in brain structure lead to changes in cognitive function, memory, the limbic system, executive system, and abnormalities in the release of dopamine and serotonin. AbstrakSkizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Data menunjukkan bahwa penderita skizofrenia di Indonesia cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji gangguan skizofrenia ditinjau melalui perspektif neuropsikologi dan urgensi pada penelitian ini terletak pada kebutuhan akan informasi mengenai skizofrenia dan pengaruhnya terhadap perilaku penderitanya. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penyebab dari skizofrenia secara garis besar disebabkan oleh faktor biologis seperti kembar monozigot, psikososial, dan lingkungan. Penderita skizofrenia memiliki struktur otak abnormal. Abnormalitas struktur otak pada pengidap skizofrenia mencakup struktur white matter, penurunan volume pada hipokampus, amigdala, thalamus, nucleus accumbens, volume intrakranial, hipoaktivasi pada lobus frontal kiri, dan penurunan potensial listrik pada lobus parietal. Otak yang pada dasarnya bekerja secara bersamaan ketika strukturnya mengalami kondisi yang abnormal akan memengaruhi sistem kerjanya secara keseluruhan sehingga berpengaruh pada perilaku penderita skizofrenia. Abnormalitas pada struktur pada otak menyebabkan perubahan pada fungsi kognitif, memori, sistem limbik, sistem eksekutif, dan abnormalitas pada pelepasan dopamin dan serotonin.