Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Sosialisasi Resiliensi Pada Remaja: You Are Strong Than You Think Raissa Dwifandra Putri; Helga Graciani Hidajat; Nur Amin Barokah; Yaumul Rahmi
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i2.5234

Abstract

Masalah kesehatan mental merupakan sesuatu yang menjadi sorotan di kalangan remaja saat ini. Situasi pandemi  beberapa tahun belakangan ini, dapat menjadi salah satu faktor yang memberikan dampak bagi kesehatan mental remaja. Pemberian sosialisasi ini ialah bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan mengedukasi para remaja terkait faktor protektif dari resiliensi yang dimiliki remaja, sehingga dapat membantu remaja menjadi pribadi resilien, mampu coping dari faktor risiko yang ada di sekitar mereka serta dapat menurunkan risiko masalah kesehatan mental pada diri remaja. Metode dalam pengabdian masyarakat ini yaitu pendekatan edukatif yang terdiri dari pemberian sosialisasi pada remaja terkait resiliensi dan kegiatan penguatan dan bimbingan pada remaja berupa sharing session. Kegiatan pengabdian ini dilakukan bersama komunitas anak muda dari Kingdom Mission Network. Pelaksanaan pre-test dan posttest sebagai bahan evaluasi dalam mengukur pemahaman remaja terkait resiliensi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman kepada remaja terkait resiliensi, remaja mampu mengidentifikasi faktor-faktor protektif dari resiliensi bagi individu, serta remaja mampu mengidentifikasi karakteristik untuk mendorong mereka menjadi pribadi yang resilien.
PELATIHAN TIME MANAGEMENT ALUMNI PSIKOLOGI: MENJADI PRIBADI YANG PRODUKTIF Nur Amin Barokah Asfari; Raissa Dwifandra Putri; Melly Amalia Vardia; Ulfa Masfufah; Hasan Asyhuri; Alfin Lintang Eldzani
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 12 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i12.4616-4621

Abstract

Manajemen waktu merupakan kemampuan dalam merencanakan dan mengelola penggunaan waktu agar efisien. Bagi alumni S1 Psikologi yang sedang bekerja, kemampuan ini dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan menghindari situasi yang terburu-buru sehingga dapat mencegah stres kerja karena menumpuknya pekerjaan. Bagi alumni S1 Psikologi yang melanjutkan studi ke tingkat magister atau profesi, manajemen waktu diperlukan dalam memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik. Pelatihan manajemen waktu merupakan bagian dari kegiatan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (Fpsi UM) bekerja sama dengan Ikatan Alumni (IKA) Fpsi UM. Pelatihan time management dilaksanakan pada Sabtu, 29 Juli 2023 pukul 07.30 – 10.30 WIB secara daring melalui Zoom meeting. Peserta pelatihan terdiri dari 26 alumni yang lulus pada rentang waktu 2021-2023. Sebanyak 18 peserta mengisi kuesioner sebelum dan setelah pelatihan secara lengkap. Hasil jawaban peserta dibandingkan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap pemahaman manajemen waktu. Berdasarkan uji Wilcoxson Signed Rank Test diketahui pelatihan memengaruhi manajemen waktu peserta (p<0,001).
The Role of Resilience in Minimizing Conditions of Learned Helplessness in Undergraduate Students at Universitas Negeri Malang Putri, Raissa Dwifandra; Farida, Ika Andarini; Masfufah, Ulfa; Widyatno, Aryudho; Rahmawati, Yuliana Mukti
Jurnal Sains Psikologi Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v12i22023p284-293

Abstract

The condition of learned helplessness is a condition that is vulnerable to undergraduate students. Various conditions of learned helplessness in students can be caused by changes in the environment, daily activities, and even academic challenges. Furthermore, this condition can impact a state of depression and even suicidal ideation in students. Various efforts are made to minimize or inhibit the negative impact of learned helplessness conditions by students through strengthening internal strengths within individuals, such as resilience. This research was conducted to see the role of resilience in minimizing conditions of learned helplessness among undergraduate students at Universitas Negeri Malang. This research is quantitative research with a correlational research design. Participants in this research were active undergraduate students at Universitas Negeri Malang. The instrument used to measure learned helplessness is the Learned Helplessness Scale (LHS) and the Adult Resilience Measurement Revised (ARM-R) for resilience. Both of them were adapted into Indonesian. The total participants involved in this research were 85 students from 8 faculties (M is equal to 19.99 ± 1.66). The results of the research show that there is a role of resilience in the condition of learned helplessness among undergraduate students of Universitas Negeri Malang, which is 23 percent.
Cyberbulllying pada Remaja Ditinjau dari Berbagai Tipe Kepribadian Doni Irawan; Tri Atika Melya. B; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i12023p22-32

Abstract

The rapid of technological developments has brought many changes in society, including the development of information and communication technology. This also bring many impact to society, not only positive impact but also a negative impact, such as cyberbullying behavior which is increasingly prevalent, especially during adolescence. This happens because the adolescent phase is a phase where many changes are experienced by humans. In addition, the existence of various personalities in many people makes this act of cyberbullying easier to understand from various perspectives. The purpose of this study is to review cyberbullying behavior from various personality perspectives in adolescents. The method used in this study is a literature study in which this method aims to elaborate various opinions or previous studies regarding cyberbullying. So that various theories or perspectives are obtained which explain that the emergence of cyberbullying behavior can arise from various aspects that exist in humans.Abstrak Pesatnya perkembangan teknologi banyak membawa perubahan di masyarakat, termasuk juga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini turut membawa berbagai dampak bagi masyarakat, tidak hanya dampak baik tetapi juga dampak buruk seperti adanya perilaku cyberbullying yang semakin marak terjadi, khususnya pada masa remaja. Hal ini terjadi karena fase remaja merupakan fase dimana banyak sekali perubahan yang dialami oleh manusia. Selain itu, adanya berbagai kepribadian pada setiap orang banyak menyebabkan tindakan cyberbullying ini menjadi lebih mudah untuk dipahami dari berbagai macam perspektif. Tujuan dari studi ini ialah untuk meninjau perilaku cyberbullying dari berbagai perspektif kepribadian pada remaja. Metode yang digunakan dalam studi ini ialah studi literatur yang mana metode ini bertujuan mengelaborasikan berbagai pendapat atau studi terdahulu mengenai cyberbullying. Sehingga didapat berbagai teori atau perspektif yang menjelaskan bahwa munculnya perilaku cyberbullying dapat muncul dari berbagai aspek yang ada pada diri manusia.
Ujaran Kebencian dalam Perspektif Teori Kepribadian dalam Psikologi Amelia; Nafidatul Mauliyah; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i22023p61-73

Abstract

The development of social media makes it easy to communicate remotely. Apart from making it easier, social media is often used by some individuals to express anger in the form of utterances of hate towards others. Hate speech is a derogatory speech about personal or group characteristics, such as race, religion, gender, or even sexual orientation. Various factors can underlie this behavior. Meanwhile, the purpose of this study is to examine hate speech from the perspective of personality theory in psychology. The method used for data collection is a literature study. The results of this study indicate that hate speech can occur as a form of expression of emotions and conflicts that are not resolved in a person's subconscious mind. These unresolved conflicts and emotions lead to anxiety and psychological distress. Hate speech can appear as a form of a defense mechanism known as displacement. In addition, hate speech can also be done only for personal pleasure (trolling). This is used by individuals because their basic needs to feel safe and valued in everyday life are not met so individuals will develop basic anxiety which eventually leads to compulsive, neurotic, or aggressive behavior patterns, like trolling. Abstrak Perkembangan media sosial memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan jarak jauh. Selain memudahkan, media sosial sering kali digunakan oleh beberapa individu untuk meluapkan kemarahan dalam bentuk ujaran kebencian kepada orang lain. Ujaran kebencian atau hate speech adalah ucapan yang menghina tentang karakteristik pribadi atau kelompok, seperti ras, agama, jenis kelamin, atau bahkan orientasi seksual. Beragam faktor dapat mendasari perilaku ini. Adapun, tujuan penelitian ini adalah mengkaji ujaran kebencian dalam perspektif teori kepribadian dalam psikologi. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ujaran kebencian dapat terjadi sebagai bentuk ekspresi dari emosi dan konflik yang tidak selesai dalam pikiran bawah sadar seseorang. Konflik dan emosi yang tidak terselesaikan ini menyebabkan kecemasan dan tekanan psikologis. Ujaran kebencian dapat muncul sebagai bentuk mekanisme pertahanan yang disebut sebagai pelampiasan (displacement). Selain itu, ujaran kebencian dapat juga dilakukan hanya untuk kesenangan pribadi (trolling). Hal ini digunakan individu sebab kebutuhan dasar mereka akan rasa aman dan dihargai di kehidupan sehari-hari tidak terpenuhi sehingga individu akan mengembangkan kecemasan dasar yang akhirnya memunculkan pola perilaku kompulsif, neurotik, atau agresif salah satunya seperti trolling.
Lanskap Dinamika Skizofrenia: Studi Literatur Terkait Perilaku Pengidap Skizofrenia Aditya Putra Harwanto; Engki Triwahyudi; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i32023p79-89

Abstract

Schizophrenia is a mental disorder involving all psychological aspects that are quite difficult to observe. One of the factors that can cause this disorder is genetic factors. People with schizophrenia have an increased risk of aggressive behavior. Most people with schizophrenia have behavioral disorder impulses in childhood and brain disorders that indicate abnormal neurological development. The purpose of this study is to examine how the landscape dynamics of behavior occur in schizophrenia sufferers with the aim of readers being able to understand symptoms, impacts, patterns of behavior, to intervention steps for people with schizophrenia disorders. Behavior patterns that usually arise in people with schizophrenia are aggressive, impulsive behavior that begins with the appearance of hallucinations and delusions. People with schizophrenia also have apathetic behavior and tend to be anti-social, they prefer to close themselves to their surroundings. Support from family and the surrounding environment is needed by people with schizophrenia. Based on the results of a literature review, it was found that expressive writing therapy also can be used by people with schizophrenia to deal with stress. AbstrakSkizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang melibatkan seluruh aspek psikologis yang cukup sulit diamati. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan ini ialah faktor genetik. Orang dengan gangguan skizofrenia memiliki peningkatan risiko untuk berperilaku agresif. Sebagian besar dari orang pengidap skizofrenia memiliki impuls gangguan perilaku pada masa kanak-kanak dan gangguan otak yang menunjukkan perkembangan neurologis abnormal. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengkaji mengenai bagaimana lanskap dinamika perilaku yang terjadi pada penderita Skizofrenia dengan tujuan pembaca dapat memahami gejala, dampak, pola perilaku, hingga langkah intervensi pada pengidap gangguan skizofrenia. Pola perilaku yang biasa timbul pada pengidap skizofrenia adalah adanya perilaku agresif, impulsif yang diawali dari munculnya halusinasi serta delusi. Pengidap skizofrenia juga memiliki perilaku apatis serta cenderung anti-sosial, mereka lebih suka menutup diri pada lingkungan sekitarnya. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan oleh pengidap skizofrenia. Berdasarkan hasil kajian literatur juga didapatkan bahwa terapi expressive writing dapat digunakan para pengidap skizofrenia dalam mengatasi stres.
Wewenang atau Otoritas dan Kekerasan Seksual Dikaji melalui Teori Kepribadian Mochammad Rafli Aditya Cahyadi; Natasya Azahra; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i52023p162-174

Abstract

Sexual violence is a coercive and harmful sexual activity for the victim. Data shows that sexual violence remains a serious problem in Indonesia and worldwide. Perpetrators of sexual violence often hold higher authority or power than the victims. This research aims to explore the correlation between authority or power and sexual violence, examining it through psychological factors using the framework of personality theories. The research employs a literature review method. The findings indicate that sexual violence is correlated with the authority or power held by the perpetrators. It is influenced by feelings of inferiority and superiority, as well as the perpetrators' failure to manage the principles of pleasure and reality. Perpetrators of sexual violence tend to have low scores in openness, indicating a lack of adherence to social norms. This study identifies new variables closely related to sexual violence, such as gender, culture, and social environment. The feelings of inferiority and superiority arise due to deeply rooted patriarchal cultures and social environments that do not prioritize the well-being of the victims. AbstrakKekerasan seksual merupakan aktivitas seksual yang bersifat memaksa dan merugikan korban. Data menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih merupakan masalah serius baik di dunia maupun di Indonesia. Pelaku kekerasan seksual seringkali memiliki wewenang atau otoritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara wewenang atau otoritas dengan perilaku kekerasan seksual yang ditelaah dari faktor-faktor psikologis menggunakan kerangka teori kepribadian. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kekerasan seksual berkorelasi dengan wewenang atau otoritas yang dimiliki oleh pelaku. Kekerasan seksual dipengaruhi oleh perasaan inferior dan perasaan superior yang dimiliki pelaku kekerasan seksual. Perasaan inferior dan superior yang ada timbul karena adanya budaya patriarki yang sudah mengakar, dan lingkungan sosial yang kurang berpihak pada korban. Selain itu, perilaku kekerasan seksual juga dipengaruhi oleh kegagalan pelaku dalam mengelola prinsip kesenangan dan prinsip realitasnya. Pelaku kekerasan seksual didapatkan cenderung memiliki skor openness yang rendah karena kurang terbuka terhadap norma sosial. Selain wewenang atau otoritas, kekerasan seksual juga berhubungan dengan faktor – faktor lain seperti gender, budaya, dan lingkungan sosial.
Empati dan Cyberbullying pada Remaja Pengguna Media Sosial: Sebuah Kajian Literatur Ahya Ghina Qolbya; Aleissya Sahira Siswandi; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 3 No. 9 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i92023p352-359

Abstract

The many emerging social media features and easy access when using them have made the younger generation interested in using social media. However, excessive use of social media or the internet cannot be separated from the risk of being involved in cyberbullying behavior. There are many factors that influence the occurrence of cyberbullying, starting from external factors such as the use of social media, and school climate. Apart from external factors, internal factors within an individual can also be a risk factor for involvement in cyberbullying, such as a feeling of empathy. This lack of empathy will later influence individuals to carry out cyberbullying. The aim of this research is to explore more deeply the relationship between empathy and cyberbullying in adolescent social media users. The method used is literature study by collecting various information through books, journals, and official websites to obtain the necessary data, which is then analyzed by combining, selecting, sorting, and comparing data from previous research. The results obtained indicate that there is a link between low empathy scores and adolescent cyberbullying behavior. Individuals with low empathy scores will tend to feel less guilty about their behavior in bullying others on social media. AbstrakPada era saat ini tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi dan informasi semakin hari semakin pesat. Banyaknya fitur media sosial yang bermunculan dan mudahnya akses ketika menggunakannya membuat generasi muda tertarik menggunakan media sosial. Namun, penggunaan media sosial ataupun internet yang berlebih tidak terlepas dari risiko terlibatnya dalam perilaku cyberbullying. Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya cyberbullying, mulai dari faktor eksternal seperti penggunaan media sosial, dan iklim sekolah. Selain faktor eksternal, faktor internal dalam individu juga dapat menjadi faktor risiko dari keterlibatan dalam cyberbullying, misalnya rasa empati. Ketiadaan rasa empati ini nantinya akan mempengaruhi individu dalam melakukan cyberbullying. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengeksplorasi lebih dalam hubungan empati dengan cyberbullying pada remaja pengguna media sosial. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan cara mengumpulkan berbagai informasi melalui buku, jurnal, dan website resmi hingga mendapat data yang diperlukan kemudian dianalisis dengan penggabungan, pemilihan, pemilahan, dan perbandingan data hasil penelitian sebelumnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara skor empati yang rendah dengan perilaku cyberbullying remaja. Individu dengan skor empati yang rendah ini akan cenderung kurang memiliki perasaan bersalah atas perilakunya dalam merundung orang lain di media sosial.
Dampak Video Pendek Terhadap Perkembangan Kognitif dan Bahasa pada Masa Early Childhood Andini Eka Putri; Fraditya Lexcy Aurilio; Muhammad Sifa Alayubi; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 4 No. 5 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i52024p232-244

Abstract

Short videos are increasingly popular throughout the world because they can be accessed easily and consumed by various groups, one of which is young children. Early childhood is the developmental period from 0 to 6 years old, which is the golden age for cognitive and language growth. The aim of this research is to determine the impact of short videos on the cognitive and language development of early childhood. This research uses a qualitative approach with a literature review method, by describing the positive and negative impacts of short videos. The results found that the positive impact of short videos on children's cognitive development is that children can develop their creativity, train their memory, develop their curiosity, increase attention and concentration, improve their writing skills, process words, and for language development children will acquire new vocabulary from short content. the video. The negative impact of short videos on children's cognitive development is that children's brain health will be disrupted due to negative viewing in the form of pornography and violence. Meanwhile, the negative impact on language development can result in children acquiring new, negative vocabulary. AbstrakVideo pendek semakin populer diseluruh dunia karena dapat diakses dengan mudah dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan, salah satunya merupakan anak usia dini. Anak usia dini adalah masa perkembangan dari usia 0 hingga 6 tahun, yang mana merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan kognitif dan bahasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak dari video pendek terhadap perkembangan kognitif dan bahasa anak usia dini. Pada penelitian ini menggunakkan pendekatan kualitatif dengan metode literatur review, dengan mendeskripsikan dampak positif dan negatif dari video pendek. Hasil yang ditemukan bahwa dampak positif dari video pendek terhadap perkembangan kognitif anak yaitu anak bisa mengembangkan kreativitasnya, melatih daya ingat, mengembangkan keingintahuannya, meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan menulis, mengolah kata, dan untuk perkembangan bahasa anak akan memperoleh kosakata baru dari konten short video tersebut. Pada dampak negatif video pendek terhadap perkembangan kognitif anak berupa kesehatan otak anak akan terganggu diakibatkan tontonan yang negatif berupa pornografi dan kekerasan. Sedangkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa bisa membuat anak mendapat kosakata baru yang negatif.
Dampak Penggunaan Screen Media dalam Perkembangan Bahasa dan Kognitif Masa Early Childhood: Kajian Literatur Aqila Permata Amara Danish; Peta Lima Ladina; Reza Adam Arrahman; Raissa Dwifandra Putri
Flourishing Journal Vol. 4 No. 6 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i62024p255-265

Abstract

In today's rapidly evolving era, social media usage has become commonplace, even for young children who already starting to use gadgets and engage with various media. This can significantly impact their development, especially during their golden age when they are highly receptive to stimuli that can influence their growth. This research explores the impact of screen media usage on language and cognitive development in early childhood. The approach involves a literature review of reputable journals in the field. The findings indicate that excessive screen media consumption can harm children's language and cognitive development. Overexposure can disrupt social interactions, hinder vocabulary and grammar development, and negatively impact focus and concentration abilities. However, other studies highlight the benefits of moderate and guided screen media usage for children's development. High-quality educational content can aid in learning new languages, grasping new concepts, and enhancing cognitive skills. Therefore, parents must regulate and monitor their children's screen media usage. They should ensure that children engage with screen media within reasonable time limits, consume age-appropriate and educational content, and maintain adequate social interactions. AbstrakDi era yang berkembang pesat seperti sekarang ini, penggunaan media sosial sudah menjadi hal yang lumrah. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak, karena bahkan anak usia dini pun sudah mulai menggunakan gadget dan terlibat dengan berbagai media. Terlebih di masa tersebut, anak sedang di berada di fase golden age, yang sudah dapat menangkap stimulus utk perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak penggunaan screen media dalam perkembangan bahasa dan kognitif pada masa early childhood. Pendekatan yang diambil adalah melalui telaah literatur yang mencakup jurnal-jurnal terpercaya dalam bidang tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa pemakaian media layar secara berlebihan dapat merugikan perkembangan bahasa dan kognisi anak. Pemaparan yang terlalu lama dapat mengganggu interaksi sosial, menghambat perkembangan kosakata dan tata bahasa, serta mempengaruhi kemampuan fokus dan konsentrasi. Namun, ada juga penelitian yang menyoroti manfaat penggunaan media layar secara moderat dan terarah bagi perkembangan anak. Konten edukatif yang berkualitas dapat membantu mereka dalam mempelajari bahasa baru, memahami konsep-konsep baru, dan meningkatkan keterampilan kognitif. Karenanya, penting bagi orang tua untuk mengatur dan mengawasi penggunaan media layar oleh anak-anak mereka. Mereka perlu memastikan bahwa anak-anak menggunakan media layar dalam batas waktu yang wajar, dengan konten yang bermutu, dan mendapatkan interaksi sosial yang memadai.