Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Six Sigma dalam Menurunkan Cacat Kemasan pada Industri Minyak Goreng Gunawan, Fauzi; Tri Putri, Nilda; Hasan, Alizar
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 6 No. 6 (2024): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development (Septemb
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v6i6.1116

Abstract

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam pemasaran minyak sawit, terutama dalam industri fraksinasi dan rafinasi. Jalur hilirisasi kelapa sawit telah dipercepat sejak 2011, melibatkan sektor oleopangan, oleokimia, dan bioenergi. Meskipun Indonesia mendominasi produksi minyak sawit dunia, fluktuasi harga CPO (Crude Palm Oil) memiliki dampak signifikan pada industri minyak goreng. Industri hilirisasi minyak sawit, terutama minyak goreng, sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga CPO yang tidak dapat dikendalikan oleh pelaku industri. Harga CPO yang fluktuatif dapat memengaruhi margin keuntungan dan beban produksi, memerlukan tindakan efisiensi biaya pada area-area yang dapat dikendalikan, seperti area proses produksi. Konsumen dalam industri minyak goreng kemasan mempertimbangkan tampilan, kualitas, dan harga produk, sementara efisiensi produksi dan tingkat cacat menjadi tantangan dalam menjaga daya saing. Metode Six Sigma muncul sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksi, termasuk dalam pengemasan minyak goreng. Penelitian ini mengidentifikasi perusahaan ABC sebagai studi kasus, fokus pada reduksi cacat dalam proses pengemasan. Six Sigma diimplementasikan melalui metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dengan harapan meningkatkan level sigma perusahaan, yang saat ini berada pada level 2.8 sigma. Data menunjukkan bahwa selama periode 2023, persentase cacat kemasan pada lini produksi standpouch machine mencapai 9.48%, di mana 8.3% berasal dari reject selama proses pengemasan sedangkan 1.1% sisanya berasal dari reject pasca pengemasan. Implementasi Sigsixma sebagai metode improvement pada study kasus ini mampu secara efektif menurunkan reject kemasan pada proses pengemasan minyak goreng dari rerata 8,38% menjadi rerata 2,38%, dengan peningkatan nilai Sigma dari kondisi awal 2,9 ke 3.5