Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Application of Wonosobo Sheep Fleece as a Material of Filler Jacket Mustafa, Dody; Somantri, Karlina; Oktariani, Eka; Saifurohman, Saifurohman
Sainteks: Jurnal Sain dan Teknik Vol 6 No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/sainteks.v6i02.787

Abstract

The use of ducks down to serve as a filler in recent years has increased. In 2015, in Canada, the well-known jacket Company Canada Goose, which uses down as a filler, became very popular, even in 2016 its sales in the US grew by 50%. But the use of down is opposed by many parties including animal welfare groups (animal welfare) who campaign “save the duck” because the use of down is considered to hurt animals. Down is taken or uprooted from living birds without being given painkillers. Some companies then implement policies to ensure that the down used does not come from raw materials that hurt poultry. However, concerns about this still arise, because consumers will not be able to ascertain whether the down-fill jacket used is from Fluff plucked from living birds or not. In previous research, Wonosobo fleece has a thermal conductivity value of 0.03 W/moK, while the thermal conductivity of poultry fleece ranges from 0.024 – 0.03 W / moK. This shows that this fleece fiber has the potential to be used as an alternative raw material for jacket filler. In addition, Wonosobo sheep fur also comes from environmentally friendly materials, the process of epilation is done without hurting the sheep itself, it is the process of epilation of sheep have a positive impact on sheep, such as eradicating fleas on sheep fur. Based on the down issue and the potential of Wonosobo fleece to be used as a jacket filler, it is necessary to innovate the manufacture of multilayer jacket material made from fleece. Keywords: Dombos Fleece, Filler and Jacket
PENERAPAN KONSEP TEKNIK UPCYCLE PADA BUSANA READY TO WEAR DELUXE DENGAN GAYA ANDROGINI Amallina, Aulia Sari Nur; Hasmiraldi, Eric; Saifurohman, Saifurohman
Texere Vol 22, No 2 (2024): Texere Volume 22 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v22i2.04

Abstract

Seiring perkembangan zaman, pakaian telah berkembang dari kebutuhan pokok menjadi media ekspresi diri dan penanda status sosial. Namun, tren fast fashion yang menawarkan produk murah dan massal menimbulkan masalah lingkungan serius, terutama karena sulitnya mengurai bahan pakaian tersebut. Sebagai solusi, konsep mode berkelanjutan seperti upcycling menjadi gaya hidup baru di dunia fashion. Dalam penelitian ini, konsep upcycling diterapkan pada busana ready to wear deluxe dengan gaya androgini dan penggunaan sablon glow in the dark yang mengacu pada Indonesia Trend Forecasting 2024/2025 dengan tema Avant Tech. Busana dirancang dengan siluet I-line dan A-line menggunakan material utama dari pakaian bekas, khususnya celana jeans, yang dipadukan dengan kain katun poliester. Hasil akhir menunjukkan bahwa busana dengan tema "Eidith" yang menggabungkan upcycling dan sablon glow in the dark tidak hanya estetis tetapi juga fungsional. Teknik ini juga berpotensi dikembangkan lebih lanjut dengan inovasi material lainnya
EKSPLORASI RAGAM HIAS LAYANG-LAYANG PADA FESTIVAL KAGHATI KOLOPE DENGAN PENERAPAN APLIKASI BORDIR DAN TEKNIK MAKRAME PADA BUSANA READY TO WEAR DELUXE Gustiana, Ditya; Hasmiraldi, Eric; Saifurohman, Saifurohman
Texere Vol 21, No 2 (2023): Texere Volume 21 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v21i2.05

Abstract

Perancangan busana ready to wear deluxe ini terinspirasi dari salah satu festival layang-layang di Indonesia yaitu festival kaghati kolope yang berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Karya busana ini berjudul “Kaghati Pasole”, diambil dari Bahasa Muna dan memiliki arti layang-layang yang cantik. Keragaman bentuk layang-layang pada festival kaghati kolope menjadi sumber inspirasi yang diimplementasikan pada busana dengan penerapan aplikasi bordir dan teknik makrame. Bahan utama yang digunakan adalah kain american drill dengan warna light blue dan navy. Warna yang digunakan pada koleksi busana ready to wear deluxe ini merupakan perpaduan warna analogus dengan light blue sebagai warna utama busana yang terinspirasi dari warna langit. Bentuk layang-layang sebagai inspirasi juga ditonjolkan pada garis busana yang tegas dengan siluet busana H dan Y yang memiliki keseimbangan simetris. Aplikasi bordir pada busana ini dibuat dengan dua macam tusukan yaitu tusuk satin dan tusuk tatami. Sedangkan simpul makrame yang digunakan yaitu simpul kepala, simpul rantai, simpul tunggal, simpul ganda dan simpul gordin.