Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Tingkat Kematangan Open Government Data Menggunakan OD-MM di Pemerintah Provinsi Aceh Sudarwono, Dianto Adwoko; Prastowo, Rahardito Dio; Ruldeviyani, Yova; Widoyono, Bambang
Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis Vol. 6, No. 3 (September 2024)
Publisher : SAFE-Network

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37034/infeb.v6i3.988

Abstract

Pemerintah Indonesia telah memulai inisiatif open data sejak tahun 2008 dengan menerbitkan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Gerakan Open Government Indonesia (OGI) yang meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Open Government yang pertama pada tahun 2012. Implementasi Portal Open Data di Pemerintah Aceh dimulai tahun 2018 dengan tujuan optimalisasi penggunaan data dan informasi publik dalam pembangunan Aceh yang lebih baik. Namun berdasarkan data yang dianalisis bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Portal Open Data seperti kekurangan SDM yang terampil, ketidakmampuan untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data yang relevan, kelemahan dalam keamanan data, sehingga belum dapat dipastikan apakah proses OGD telah berjalan dengan optimal atau belum. Oleh sebab itu penting dilakukan pengukuran tingkat kematangan Open Government Data (OGD) pada Pemerintah Aceh. Pengukuran tingkat kematangan menggunakan Open Data Maturity Model (OD-MM), dengan memberikan kuesioner kepada 12 pengelola Portal Open Data Aceh. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil bahwa tingkat kematangan OGD Aceh berada pada level 3 dari skor maksimal 4. Sebanyak 22 rekomendasi perbaikan disampaikan untuk mengembangkan tingkat kematangan OGD Aceh ke level yang lebih tinggi. Selain itu juga dilakukan simulasi fitur roadmap generator pada OD-MM yang dapat digunakan sebagai alat self-assessment kedepannya.
Analisis Tingkat Kematangan Open Government Data Menggunakan OD-MM di Pemerintah Provinsi Aceh Sudarwono, Dianto Adwoko; Prastowo, Rahardito Dio; Ruldeviyani, Yova; Widoyono, Bambang
Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis Vol. 6, No. 3 (September 2024)
Publisher : SAFE-Network

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37034/infeb.v6i3.988

Abstract

Pemerintah Indonesia telah memulai inisiatif open data sejak tahun 2008 dengan menerbitkan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Gerakan Open Government Indonesia (OGI) yang meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Open Government yang pertama pada tahun 2012. Implementasi Portal Open Data di Pemerintah Aceh dimulai tahun 2018 dengan tujuan optimalisasi penggunaan data dan informasi publik dalam pembangunan Aceh yang lebih baik. Namun berdasarkan data yang dianalisis bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Portal Open Data seperti kekurangan SDM yang terampil, ketidakmampuan untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data yang relevan, kelemahan dalam keamanan data, sehingga belum dapat dipastikan apakah proses OGD telah berjalan dengan optimal atau belum. Oleh sebab itu penting dilakukan pengukuran tingkat kematangan Open Government Data (OGD) pada Pemerintah Aceh. Pengukuran tingkat kematangan menggunakan Open Data Maturity Model (OD-MM), dengan memberikan kuesioner kepada 12 pengelola Portal Open Data Aceh. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil bahwa tingkat kematangan OGD Aceh berada pada level 3 dari skor maksimal 4. Sebanyak 22 rekomendasi perbaikan disampaikan untuk mengembangkan tingkat kematangan OGD Aceh ke level yang lebih tinggi. Selain itu juga dilakukan simulasi fitur roadmap generator pada OD-MM yang dapat digunakan sebagai alat self-assessment kedepannya.
Researchers’ self-archiving behavior towards open-access institutional repositories Prastowo, Rahardito Dio; Saputro, Singgih Dwi; Sensuse, Dana Indra; Lusa, Sofian; Putro, Prasetyo Adi Wibowo; Indriasari, Sofiyanti
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 12, No 2 (2024): Accredited by Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Re
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkip.v12i2.54620

Abstract

The success of open-access repositories depends heavily on researchers’ willingness to disseminate their research through self-archiving. Previous studies indicated that lack of self-archiving was a major obstacle to the success of institutional open-access repositories. This study aimed to identify factors influencing researchers' behavior in self-archiving. The analysis examined the influence of repository performance expectations, effort expectations, social influence, and facilitating conditions on researchers' self-archiving intentions and behavior. The study also explored the moderating role of demographic factors such as gender, age, and experience in the relationship between the analyzed factors and self-archiving intentions and behavior. Furthermore, this study also revealed the direct impact of regulatory awareness and research discipline on self-archiving intentions and behavior. The research findings showed that social influence significantly affected researchers' intentions to self-archive while facilitating conditions had a substantial impact on self-archiving behavior. Additionally, demographic variables, such as gender, age, and experience, were found to moderate the effects of social influence on behavioral intention, while awareness of regulations contributed directly to self-archiving behavior. These findings highlight the importance of strengthening social influence, providing adequate supporting conditions, and implementing supportive policies and regulations to enhance researchers' self-archiving behavior in open-access institutional repositories.
Navigating regulatory sandbox initiatives for innovation diffusion in fintech lending: A systematic review Prastowo, Rahardito Dio; Sensuse, Dana Indra; Lusa, Sofian; Putro, Prasetyo Adi Wibowo
Asian Management and Business Review Volume 4 Issue 2, 2024
Publisher : Master of Management, Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/AMBR.vol4.iss2.art10

Abstract

The development of digital technology has succeeded in providing alternative financial services with the FinTech lending industry. This industry allows direct connection between lenders and borrowers through a digital platform. FinTech lending has unique characteristics that provide advantages over traditional financial institution services, such as utilizing soft information for credit risk assessment, providing unsecured loans, and using third-party platforms to secure transactions. Indonesian government continues to update the regulatory framework for the FinTech industry including the implementation of regulatory sandbox. This effort aims to ensure that the development of digital financial innovation is beneficial and safe for society. Various jurisdictions have also implemented similar initiatives to address issues in FinTech lending, allowing companies to test their operations under regulatory supervision. This research conducted a systematic review using the PRISMA 2020 methodology to understand issues related to FinTech lending and the initiatives provided by regulatory sandboxes to address the issues. The study identified 10 issues in the FinTech lending sector using the Technology, Organization, and Environment (TOE) framework and 11 initiatives from implementing regulatory sandboxes using the Diffusion of Innovation (DOI) framework. Finally, this study highlights the potential for further research regarding the issues of algorithmic bias and monopolistic practices, as well as the exploration of how regulatory sandboxes can mitigate these issues.