Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kelompok KKNT 2 Melakukan Edukasi Bahaya Stunting dan Pendataan Penduduk di Dusun Arongan Desa Blang Pulo Harinawati, Harinawati; Azdilla, Audi; Oktaviona, Nisa; Syahputra, Muhammad Andi
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 4, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendataan masyarakat sering kali lalai dilakukan padahal mengetahui data masyarakat secara keseluruhan dapat membantu mempercepat pembangunan desa secara menyeluruh apalagi masalah penyakit Stunting pada bayi dan anak kecil merupakan masalah gizi kronis yang memerlukan penanganan multidisiplin yang komprehensif. Di Posyandu, upaya penanganan keterlambatan tumbuh kembang dapat dilakukan dengan optimalisasi kondisi 1000 hari pertama. Sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, Posyandu memiliki peran strategis dalam bidang kesehatan, namun karena kader Posyandu memiliki latar belakang pendidikan dan sosial budaya, serta pengetahuan dan keterampilan yang beragam, maka perlu pemutakhiran yang terus menerus. Dalam kasus stunting, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan kader yang terlibat dalam upaya pencegahan stunting sebagian besar masih kurang. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas kader Posyandu menjadi penting. Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat terpadu untuk kuliah kerja nyata mahasiswa Universitas Malikussaleh yang diselenggarakan pada bulan Mei-Juni Kegiatan pendataan untuk mengetahui tingkat penderita stunting di Dusun Aronga. Persiapan dan pelaksanaan, berdasarkan pendekatan pemodelan deduktif, berdasarkan data observasi lapangan yang didiskusikan dengan kader posyandu. Dari hasil data observasi, kader posyandu dapat memahami gizi seimbang, deteksi dini stunting, dan peran penting kader posyandu dalam menginformasikan gizi optimal untuk mencegah stunting dan mengidentifikasi faktor resiko penyebab stunting di wilayah kerja posyandu. Peningkatan kapasitas ini diharapkan dapat berlangsung berkelanjutan yang teratur dan terencana dengan baik, kerena jika kegiatan pencegahan stunting di Dusun Arongan terjalan dengan baik maka akan mengurangi angka stunting di dusun tersebut.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD KAB. BEKASI Sari Dewi, Masita; Alaidarahman, Nazwa; Oktaviona, Nisa
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 7 No 3 (2024): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/156evf89

Abstract

According to information contained in the 2023 Global TB Report, Indonesia is ranked second in the country with the highest number of TB cases in the world after India. The level of knowledge and compliance is an important indicator for assessing the success of treatment in pulmonary tuberculosis patients. This factor is one of the determinants of the increase or decrease in morbidity rates for pulmonary tuberculosis. The aim  study was to determine the relationship between the level of knowledge and compliance with treatment of pulmonary tuberculosis patients at the Bekasi District Hospital. This research design a cross-sectional observational analytical descriptive approach carried out at the Bekasi District Hospital with sample of 146 respondents. Data collection used a validated knowledge level questionnaire and patient compliance with treatment used the MMAS-8 questionnaire. Data analysis was carried out with the SPSS statistical application using the chi-square test. Based on the research results, it is known that the p value (p=0.000) shows a relationship between the level of knowledge and treatment compliance in pulmonary tuberculosis patients at Bekasi District Hospital. The conclusion study is that there is a significant relationship between the level of knowledge and treatment compliance in pulmonary tuberculosis patients.
EDUKASI BAHAYA PENYALAHGUNAAN OBAT (NAPZA) PADA GENERASI MUDA DI SD KECAMATAN SUKATANI dewi, Masita Sari; Tabita Sagala, Angelita Aglesia; Oktaviona, Nisa; Salsabila, Dilla; Yustika, Diana Intan; Widya Safni, Tamara
Jurnal Medika Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2024): Jurnal Medika Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/htp1n876

Abstract

Obat-obatan  digunakan  untuk  mendiagnosis,  mencegah,  menyembuhkan,  memulihkan,  atau meningkatkan   kesehatan   manusia. Namun,   penggunaan   obat   yang   tidak   tepat   dapat menyebabkan masalah serius, termasuk penyalahgunaan obat keras dan narkotika. Dilakukannya kegiatan sosialisasi ini adalah sebagai upaya pencegahan dengan melakukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran terutama pada obat – obatan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya terutama pada kalangan remaja. Pelaksanaan kegiatan PKM dilakukan dengan sasaran adalah peserta didik kelas VI SD Negeri Sukamanah 02. Kegiatan ini menggunakan metode pendidikan masyarakat, yaitu penyuluhan. Dalam metode penyuluhan tersebut pemberian informasi tentang NAPZA, jenis-jenis NAPZA, dan efek samping penggunaan penyalahgunaan obat NAPZA. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan, dilakukan perbandingan dari hasil pre-test dan pos-test yang telah diisi peserta. Berdasarkan hasil pre-test yang didapat diketahui masih banyak siswa yang tidak mengetahui terkait bahaya napza. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 14 orang (40%), nilai 80 sebanyak 8 orang (22,86%), dan nilai 100 sebanyak 1 orang (2,86%). Setelah dilakukannya sosialisasi mengenai bahaya Penyalahgunaan obat di kalangan anak-anak dengan Generasi muda bebas napza mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pos-test nilai siswa mengalami kenaikan yang signifikan, walaupun ada beberapa siswa yang nilainya masih cukup rendah. Ditunjukan dengan kenaikan nilai yaitu, nilai 80 ada 22 orang (62,86%) dan nilai 100 ada 1 orang (2,86%). Berdasarkan hasil pre-test dan pos-test terdapat kenaikan yang cukup bagus dimana hampir semua siswa mengalami kenaikan pada hasil pos-test. Dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan sosialisasi adanya peningkatan pengetahuan tentang bahaya dari penyalahgunaan NAPZA.