Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Harmonisasi EVIKA dan METT terhadap IUCN Green List Menuju Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Berstandar Internasional Mangkurat, Bayu
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.235

Abstract

Abstrak___________________________________________________________________Dua metode yang digunakan dalam pengukuran efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia, yakni metode METT dan EVIKA. METT adalah metode penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia menggunakan sistem Score Card oleh KLHK. Sementara EVIKA adalah metode penilaian yang digunakan oleh KKP menggunakan prinsip pengelolaan adaptif. Terdapatnya perbedaan kriteria hasil pada kedua penilaian, sehingga memerlukan koordinasi dan sinkronisasi agar kedua penilaian tesebut menjadi selaras. Diharapkan dengan adanya harmonisasi ini, metode EVIKA dan METT dapat selaras dan memberikan ukuran kualitas yang diakui secara internasional yang dapat digunakan untuk pemasaran dan promosi kawasan konservasi dalam skala global. Salah satu standar internasional pengukuran efektivitas pengelolaan yang komprehensif, memberikan pengukuran konsisten dan dapat dibandingkan secara global yang bersifat kuantitatif, konsisten, dan mencakup seluruh dimensi konservasi berbasis kawasan adalah IUCN Green List. Diharapkan dengan harmonisasi METT dan EVIKA dapat menjadi inisiasi langkah awal Indonesia dalam mendapatkan IUCN Green List untuk mencapai tata kelola dan pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dan adil.Abstract____________________________________________________________________Two methods are used to measure the effectiveness of conservation area management in Indonesia, namely the METT and EVIKA methods. METT is a method for assessing the effectiveness of conservation area management in Indonesia using the scorecard system by the Ministry of Environment and Forestry. Meanwhile, EVIKA is an assessment method used by the KKP using adaptive management principles. There are differences in the outcome criteria for the two assessments, so coordination and synchronization are required so that the two assessments are in harmony. It is hoped that with this harmonization, the EVIKA and METT methods can be harmonized and provide internationally recognized quality measures that can be used for marketing and promoting conservation areas on a global scale. One of the international standards for measuring comprehensive management effectiveness, providing consistent and globally comparable measurements that are quantitative, consistent, and covers all dimensions of area-based conservation is the IUCN Green List. It is hoped that the harmonization of METT and EVIKA can initiate Indonesia's first step in obtaining the IUCN Green List to achieve effective and fair governance and management of conservation areas.
A Mini-Review: Metabolites of Kappaphycus alvarezii Mangkurat, Bayu
Science Technology and Management Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v4i2.237

Abstract

The aim of this paper is to highlight physiology approach in in the context of seaweed studies, especially Kappaphycus alvarezii. First, introduction about seaweed are reviews. Second, physiology and metabolites studies in seaweed, especially primary metabolites, and secondary metabolites in K. alvarezii are presented and discussed. As conclusion, metabolites studies may provide key sources of information that can be tools to assess the application of biotechnological-based approaches for conservation, industry, and management. .
Potensi Bakteriofag D29 sebagai Pendekatan Inovasi Pengobatan Molekuler terhadap Mutasi TB di Indonesia : Sistematik Review Mangkurat, Bayu; Deivan Pradana Putra
Science Technology and Management Journal Vol. 5 No. 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53416/stmj.v5i2.352

Abstract

Maraknya kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia menjadi tantangan besar bagi berbagai pihak sebagai akibat dari peningkatan kasus mutasi resistensi obat Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB, XDR-TB, dan XXDR-TB). Resistensi ini disebabkan oleh mutasi Mycobacterium tuberculosis (M.tb) yang mengahambat efektivitas terapi pengobatan konvensional dengan menggunakan antibiotik. Bakteriofag D29 ini dianggap mampu menjadi agen terapi potensial karena kemampuan spesifiknya dalam melisiskan dan mengahancurkan dinding sel M.tb melalui siklus litik, tanpa mempengaruhi flora normal atau jaringan inang. Peninjauan literatur inovasi berbasis molekuler melibatkan bakteriofag D29 menawarkan potensi dalam pendekatan terapi pengobatan baru TB resisten. Bakteriofag D29 memiliki profil keamanan yang baik berdasarkan hasil uji pra-klinis, meskipun masih diperlukan uji klinis untuk memastikan keamanannya pada manusia. Inovasi implementasi bakteriofag D29 pada manusia dapat menjadi langkah strategis terapi molekuler TB di Indonesia dalam menghadapi beban resistensi yang terus meningkat.