Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LITERATURE REVIEW : STRES KERJA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI Andriyani, Deni; Syamsu Hidayat, Muhammad; Hariyono, Widodo
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33359

Abstract

Stress kerja merupakan reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku dari pekerja yang disebabkan oleh keadaan tempat kerja, faktor organisasi atau perusahaan, beban kerja, dan kondisi lainnya yang menjadi faktor interistik dari tiap-tiap individu pekerja.  Munculnya stress kerja ini dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap produktivitas kerja perusahaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penulisan ini ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh stress kerja terhadap produktivitas kerja perusahaan atau organisasi. Artikel ini disusun menggunakan metode literatur riview dari 7 artikel yang dipilih berdasarkan metode flowchart dengan kriteria inklusi penulisan yang ditulis berdasarkan survey atau observasi, penelitian pada perusahaan sektor industri, dan dipublish pada tahun 2018-2022. Dari penulisan ini menunjukkan bahwa stress kerja dapat menimbulkan efek positif maupun negatif kepada produktifitas kerja yang akhirnya berdampak besar terhadap produktifitas perusahaan. Stress kerja dapat dialami oleh setiap pekerja dapat diminimalisir dengan penjaminan lingkungan kerja yang baik, pemberian kompensasi kerja, budaya organisasi yang baik, dan pemberian pelatihan kerja untuk peningkatan kompetensi dan kemapuan kerja pekerja. Khusus untuk pekerja wanita peran ganda merupakan pemicu stress kerja, terutama dari faktor interpersonal pekerja yang dikaitkan dengan kelelahan fisik, kondisi psiklogis, dan kemampuan seseorang dalam beradaptasi menghadapi masalah yang dialaminya.
Analysis Of Hospital Readiness For The Implementation Of Standard Inpatient Care Class (KRIS): Literature Review: English Saleh, Ria Amalia; Rosyidah, Rosyidah; Hidayat , Muhammad Syamsu
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 04 (2024): Jurnal EduHealt (inpres), Year 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Health development aimed to improve access and quality of health services, yet 4.5 billion people globally and 2.9 million rural residents in Indonesia still lacked adequate access. The JKN Program strived to equalize health services, despite facing challenges such as complex registration and access inequalities. To enhance inpatient care quality, the Standard Inpatient Care Class (KRIS) system was implemented with 12 criteria. Although 81% of regional hospitals showed readiness for KRIS, many still required infrastructure adjustments. This study analyzed hospital readiness in implementing KRIS and provided recommendations to enhance its implementation effectiveness. The research utilized a literature review with a PRISMA approach. Google Scholar and PubMed search engines were used. After removing duplicates and filtering articles, eight relevant articles were selected and evaluated using Mendeley software. The research findings indicated variations in hospital readiness to meet Standard Inpatient Care Class (KRIS) requirements. Pertamina Bintang Amin Hospital only met 30% of the KRIS standards, while regional public hospital dr. Moch Anshari Saleh Banjarmasin achieved 85% readiness. Regional public hospital karanganyar and hospital Bhayangkara Medan faced challenges in policy socialization and infrastructure, while hospitals in Tangerang and Purwakarta districts struggled with meeting intensive care and isolation room standards. This study highlighted the need for infrastructure and facility improvements, as well as policy socialization for KRIS to achieve full standards. Hospital readiness for KRIS varied, with main challenges in infrastructure, facilities, socialization, as well as budgetary and funding constraints. The government and BPJS Kesehatan should monitor hospital readiness and subsidy mechanisms periodically.