Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Assessment of Geriatrics Patients with Cardiovascular Disease Prescriptions for Appropriateness of Medications by Using Beers Criteria in Muhammadiyah Lamongan Hospital Puspita Sari, Dyah; Irma Susanti; Anisa Zulfa Fatihah
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 12 No. 1 (2025): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v12i12025.59-66

Abstract

Background: Number of geriatric residents has increased annually. Owing to pathological and physiological conditions, the geriatric population tends to consume more medications, thereby increasing their risk of adverse side effects and drug interactions. Objective: This study was to evaluate the appropriateness of therapy for outpatient geriatric patients with cardiovascular disease at Muhammadiyah Lamongan Hospital from August to October 2023. Methods: American Geriatrics Society (AGS) Beers Criteria are one of the tools used to identify drugs whose potential harm outweighs the expected benefits and should be avoided in the elderly population. This study employed a descriptive method, with retrospective data collection from secondary sources, including medical records and electronic prescriptions. Results: Findings revealed that out of 252 prescriptions for geriatric patients with cardiovascular disease, four types of medications were potentially inappropriate according to the Beers Criteria: nifedipine with 23 prescriptions (9.13%), amiodarone with one prescription (0.40%), digoxin with 13 prescriptions (5.16%), and diltiazem with four prescriptions (1.59%). Conversely, three types of medications were deemed appropriate: aspirin (96 prescriptions, 38.10%), digoxin (30 prescriptions, 11.90%), and diltiazem (11 prescriptions, 4.37%). In conclusion, of the 252 prescriptions reviewed for geriatric patients with cardiovascular disease, three types of drugs are appropriate, while four types increase the risk of potentially inappropriate treatment (PIM) based on the Beers Criteria. Conclusion: These findings underscore the need for careful consideration to mitigate the risk of drug reactions. If the medication cannot be used in geriatric patients, an alternative therapy should be used or a dose adjustment may be necessary.
Sifat-Sifat Kimia Tanah Sawah Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat Puspita Sari, Dyah; Fitri , Febria
Agrium Vol 22 No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v22i2.24079

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik kimia tanah sawah di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara acak pada tiga lokasi lahan sawah yang sedang mengalami fase penggenangan. Parameter yang dianalisis meliputi pH tanah, P₂O₅ tersedia, N-total, C-organik, bahan organik, kapasitas tukar kation (KTK), aluminium dapat ditukar (Al-dd), dan nisbah C/N. Hasil penelitian menunjukkan pH tanah berkisar antara 5,26-5,71 (masam hingga agak masam), P₂O₅ tersedia 45,92-70,99 ppm (sangat tinggi), N-total 0,61-0,812% (tinggi), C-organik 2,22-3,08% (sedang hingga tinggi), bahan organik 3,81-5,29% (sedang hingga tinggi), KTK 13,52-26,39 cmol/kg (rendah hingga tinggi), Al-dd tidak terukur, dan nisbah C/N 3,37-4,05 (sangat rendah). Karakteristik kimia tanah sawah ini dipengaruhi oleh kondisi penggenangan yang menyebabkan perubahan pH, peningkatan ketersediaan P, perlambatan dekomposisi bahan organik, dan stabilisasi nitrogen dalam bentuk amonium. Rendahnya nisbah C/N mengindikasikan ketidakseimbangan antara karbon dan nitrogen yang dapat menyebabkan percepatan mineralisasi N dan peningkatan risiko kehilangan N melalui pencucian dan volatilisasi. Strategi pengelolaan yang direkomendasikan meliputi pengapuran, penyesuaian dosis pemupukan, penerapan sistem irigasi berselang, integrasi pupuk organik dan anorganik, serta penerapan rotasi tanaman untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan lahan sawah. Kata Kunci: Tanah sawah, Karakteristik kimia, Kesuburan tanah, Penggenangan, Padi Sawah
Kajian Kesuburan Tanah Pada Perkebunan Karet Di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung Puspita Sari, Dyah
Jurnal Ilmiah Multidisiplin Nusantara (JIMNU) Vol. 1 No. 2 (2023): JIMNU - JULI
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/jimnu.v1i2.138

Abstract

Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian potensial, asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala yang umum pada tanah Ultisol adalah kemasaman tanah yang tinggi, pH rata-rata <4,50, kejenuhan Al tinggi, miskin hara makro terutama P, K, Ca dan Mg, serta kandungan bahan organik yang rendah. Namun dibalik permasalahan tersebut, ultisol memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian salah satunya adalah perkebunan karet. Pengkajian kesuburan tanah dalam perkebunan karet sangat penting dalam menentukan usaha pengelolaan dan budidaya tanaman karet. Kebutuhan akan pengukuran inilah yang mendorong untuk dilakukannya kajian kesuburan tanah pada perkebunan karet Sijunjung. Penelitian dilaksanakan di Kebun Karet Nagari Padang Sibusuk, Kecamatan Kupitan, Kabupaten Sijunjung dan Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tanah pada perkebunan karet Sijunjung memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Hal ini ditandai dengan rendahnya nilai fosfat tersedia, rendahnya nilai nitrogen tanah, dan rendahnya nilai kalium dapat ditukar tanah. Rendahnya nilai unsur-unsur ini dapat menyebabkan kekahatan unsur hara pada tanaman sehingga tanaman karet tidak dapat menghasilkan getah secara optimal. Penambahan pupuk N, P, dan K dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara didalam tanah.