Fazil, M
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Konservasi Terumbu Karang Untuk Berkelanjutan Ekosistem Laut Pada Kabupaten Simeulue Hafli, Teuku Mudi; Fauzan, M; Abdullah, Dahlan; Imanullah, Imanullah; Zulfan, Zulfan; Fazil, M
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 4 (2024): Oktober 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i4.3391

Abstract

Most of the Simeulue population depends on marine products for their livelihoods. However, the use of bombs in fishing has posed a serious threat to the sustainability of fish resources, which are crucial assets for the community's welfare. The practice of fishing with bombs not only damages marine habitats, including coral reefs, but also threatens the sustainability of fish resources in the future. If allowed to continue, this can harm marine ecosystems and jeopardize the sustainability of the local economy. To address this problem, training and implementing coral reef conservation using the Coral Adoption method is crucial. This initiative, which involves the Simeulue Regency government, Simeulue Police, and TNI, focuses on the community, especially fishermen. The Coral Adoption method is a marine environmental rehabilitation technique that aims to conserve marine biota, accelerate coral reef growth, and restore threatened ecosystems. The training provides participants with knowledge about the negative impacts of fish bombing and the importance of marine environmental rehabilitation. It also empowers them to stop such destructive practices. Furthermore, participants recognize the long-term impacts of fish bombing on their socio-economic aspects, which ultimately increases their commitment to preserving the marine environment for a better future.            Keywords: fish bomb; coral reef; fishing; fisherman  Abstrak: Sebagian besar penduduk Simeulue bergantung pada hasil laut untuk mata pencaharian mereka. Namun, penggunaan bom dalam penangkapan ikan telah menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian sumber daya ikan yang menjadi aset penting bagi kesejahteraan masyarakat. Praktik penangkapan ikan dengan bom tidak hanya merusak habitat laut, termasuk terumbu karang, tetapi juga mengancam keberlanjutan sumber daya ikan di masa depan. Jika dibiarkan berlanjut, hal ini dapat berdampak buruk pada ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan ekonomi lokal. Untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan penerapan konservasi terumbu karang dengan metode Rock Pile menjadi sangat penting. Pelatihan ini, yang melibatkan pihak pemerintah Kabupaten Simeulue, Polres Simeulue, dan TNI, difokuskan pada masyarakat, terutama nelayan. Rock Pile adalah teknik rehabilitasi lingkungan laut yang bertujuan untuk melestarikan biota laut, mempercepat pertumbuhan terumbu karang, dan memulihkan ekosistem yang terancam. Manfaat dari pelatihan ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang dampak buruk pengeboman ikan dan pentingnya rehabilitasi lingkungan laut, tetapi juga menjadi lebih percaya diri dalam menghentikan praktik destruktif tersebut. Selain itu, mereka menyadari dampak jangka panjang pengeboman ikan terhadap aspek sosial ekonomi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan komitmen mereka untuk melestarikan lingkungan laut demi masa depan yang lebih baik.Kata kunci: bom ikan; terumbu karang; penangkap ikan; nelayan
Pelatihan Konservasi Terumbu Karang Untuk Berkelanjutan Ekosistem Laut Pada Kabupaten Simeulue Hafli, Teuku Mudi; Fauzan, M; Abdullah, Dahlan; Imanullah, Imanullah; Zulfan, Zulfan; Fazil, M
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 7 No. 4 (2024): Oktober 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i4.3391

Abstract

Most of the Simeulue population depends on marine products for their livelihoods. However, the use of bombs in fishing has posed a serious threat to the sustainability of fish resources, which are crucial assets for the community's welfare. The practice of fishing with bombs not only damages marine habitats, including coral reefs, but also threatens the sustainability of fish resources in the future. If allowed to continue, this can harm marine ecosystems and jeopardize the sustainability of the local economy. To address this problem, training and implementing coral reef conservation using the Coral Adoption method is crucial. This initiative, which involves the Simeulue Regency government, Simeulue Police, and TNI, focuses on the community, especially fishermen. The Coral Adoption method is a marine environmental rehabilitation technique that aims to conserve marine biota, accelerate coral reef growth, and restore threatened ecosystems. The training provides participants with knowledge about the negative impacts of fish bombing and the importance of marine environmental rehabilitation. It also empowers them to stop such destructive practices. Furthermore, participants recognize the long-term impacts of fish bombing on their socio-economic aspects, which ultimately increases their commitment to preserving the marine environment for a better future.            Keywords: fish bomb; coral reef; fishing; fisherman  Abstrak: Sebagian besar penduduk Simeulue bergantung pada hasil laut untuk mata pencaharian mereka. Namun, penggunaan bom dalam penangkapan ikan telah menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian sumber daya ikan yang menjadi aset penting bagi kesejahteraan masyarakat. Praktik penangkapan ikan dengan bom tidak hanya merusak habitat laut, termasuk terumbu karang, tetapi juga mengancam keberlanjutan sumber daya ikan di masa depan. Jika dibiarkan berlanjut, hal ini dapat berdampak buruk pada ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan ekonomi lokal. Untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan penerapan konservasi terumbu karang dengan metode Rock Pile menjadi sangat penting. Pelatihan ini, yang melibatkan pihak pemerintah Kabupaten Simeulue, Polres Simeulue, dan TNI, difokuskan pada masyarakat, terutama nelayan. Rock Pile adalah teknik rehabilitasi lingkungan laut yang bertujuan untuk melestarikan biota laut, mempercepat pertumbuhan terumbu karang, dan memulihkan ekosistem yang terancam. Manfaat dari pelatihan ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang dampak buruk pengeboman ikan dan pentingnya rehabilitasi lingkungan laut, tetapi juga menjadi lebih percaya diri dalam menghentikan praktik destruktif tersebut. Selain itu, mereka menyadari dampak jangka panjang pengeboman ikan terhadap aspek sosial ekonomi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan komitmen mereka untuk melestarikan lingkungan laut demi masa depan yang lebih baik.Kata kunci: bom ikan; terumbu karang; penangkap ikan; nelayan