Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Mangrove Vegetation Mapping with Remote Sensing Approach (Citra Landsat 8) in Lhokseumawe City Imamshadiqin, Imamshadiqin; Nurmayana, Nurmayana; Imanullah, Imanullah; Syahrial, Syahrial; 'Akla, Cut Meurah Nurul; Salmarika, Salmarika; Fuadi, Afdhal
Jurnal Perikanan Terpadu Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Perikanan Terpadu Volume 5 Nomor 1
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpterpadu.v5i1.9609

Abstract

One of the best potential mangrove forests is located in Lhokseumawe City. Mangrove forests function as protected areas in coastal areas and are used as vegetation whose existence must be maintained. Efforts to protect it can be carried out by mapping the distribution of mangrove forest areas as a database in Lhokseumawe City. Mapping the distribution of mangrove forest areas can be done using remote sensing. This research was conducted in October - November 2022 in Lhokseumawe City. The method used in this study is the visual interpretation of remote sensing imagery and field surveys. Visual interpretation techniques are used to find out the extent of information from satellite imagery in 2022 which has been geometrically corrected regarding mangrove forest vegetation. Field surveys are needed to obtain more accurate data results. The results of research on mangrove vegetation in Lhokseumawe City are found in 4 sub-districts, namely: Muara Satu District, Banda Sakti District, Muara Dua District, and Blang Mangat District with a total area of ± 65.74 Ha. The results of the density level of mangroves in Lhokseumawe City are dominantly rare with a value of 0.32 m2
Pelatihan Konservasi Terumbu Karang Untuk Berkelanjutan Ekosistem Laut Pada Kabupaten Simeulue Hafli, Teuku Mudi; Fauzan, M; Abdullah, Dahlan; Imanullah, Imanullah; Zulfan, Zulfan; Fazil, M
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 7, No 4 (2024): Oktober 2024
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v7i4.3391

Abstract

Most of the Simeulue population depends on marine products for their livelihoods. However, the use of bombs in fishing has posed a serious threat to the sustainability of fish resources, which are crucial assets for the community's welfare. The practice of fishing with bombs not only damages marine habitats, including coral reefs, but also threatens the sustainability of fish resources in the future. If allowed to continue, this can harm marine ecosystems and jeopardize the sustainability of the local economy. To address this problem, training and implementing coral reef conservation using the Coral Adoption method is crucial. This initiative, which involves the Simeulue Regency government, Simeulue Police, and TNI, focuses on the community, especially fishermen. The Coral Adoption method is a marine environmental rehabilitation technique that aims to conserve marine biota, accelerate coral reef growth, and restore threatened ecosystems. The training provides participants with knowledge about the negative impacts of fish bombing and the importance of marine environmental rehabilitation. It also empowers them to stop such destructive practices. Furthermore, participants recognize the long-term impacts of fish bombing on their socio-economic aspects, which ultimately increases their commitment to preserving the marine environment for a better future.            Keywords: fish bomb; coral reef; fishing; fisherman  Abstrak: Sebagian besar penduduk Simeulue bergantung pada hasil laut untuk mata pencaharian mereka. Namun, penggunaan bom dalam penangkapan ikan telah menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian sumber daya ikan yang menjadi aset penting bagi kesejahteraan masyarakat. Praktik penangkapan ikan dengan bom tidak hanya merusak habitat laut, termasuk terumbu karang, tetapi juga mengancam keberlanjutan sumber daya ikan di masa depan. Jika dibiarkan berlanjut, hal ini dapat berdampak buruk pada ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan ekonomi lokal. Untuk mengatasi masalah ini, pelatihan dan penerapan konservasi terumbu karang dengan metode Rock Pile menjadi sangat penting. Pelatihan ini, yang melibatkan pihak pemerintah Kabupaten Simeulue, Polres Simeulue, dan TNI, difokuskan pada masyarakat, terutama nelayan. Rock Pile adalah teknik rehabilitasi lingkungan laut yang bertujuan untuk melestarikan biota laut, mempercepat pertumbuhan terumbu karang, dan memulihkan ekosistem yang terancam. Manfaat dari pelatihan ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang dampak buruk pengeboman ikan dan pentingnya rehabilitasi lingkungan laut, tetapi juga menjadi lebih percaya diri dalam menghentikan praktik destruktif tersebut. Selain itu, mereka menyadari dampak jangka panjang pengeboman ikan terhadap aspek sosial ekonomi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan komitmen mereka untuk melestarikan lingkungan laut demi masa depan yang lebih baik.Kata kunci: bom ikan; terumbu karang; penangkap ikan; nelayan
Pengolahan Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan Laut untuk Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Pesisir Desa Hagu Selatan Imanullah, Imanullah; Erniati, Erniati; Adhar, Saiful; Muliani, Muliani; Andika, Yudho; Erlangga, Erlangga
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 4, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah ikan melibatkan dari banyak jenis ikan yang merupakan hasil tangkapan sampingan, produk sampingan tersebut biasanya memiliki nilai komersial yang rendah. Ciri-ciri produk sampingan adalah ukuran ikan yang terlalu kecil, ikan yang rusak akibat proses penangkapan serta jenis ikan yang ditangkap dalam jumlah kecil sehingga tidak mendukung proses penjualan. Limbah ikan ilak yang tertangkap dibuang begitu saja oleh nelayan sehingga menimbulkan bau busuk di lingkungan pesisir Desa Hagu Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada ibu-ibu rumah tangga di Desa Hagu Selatan tentang pengolahan limbah ikan menjadi pupuk organik cair untuk mengatasi persoalan limbah rumah tangga. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan bulan Agustus 2024 di Desa Hagu Selatan. Pengabdian pengolahan limbah ikan laut menjadi pupuk organik cair terdiri dari dua tahap kegiatan, yaitu tahap 1: MoU antara Kepala Desa dan Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan. Tahap 2: Pelatihan pengolahan limbah ikan menjadi pupuk organik cair. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang pembuatan pupuk organik cair dari limbah ikan laut terlaksana dengan sangat baik, terstruktur, lancar dan sukses. Pemberian materi pelatihan dan demonstrasi memberikan informasi dan pengetahuan baru akan pentingnya mengelola dan memanfaatkan limbah ikan laut sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Harapan dari pengabdian ini adalah implementasi yang konsisten diterapkan sacara nyata sehingga berdampak pada peningkatan kreativitas ibu-ibu dan suatu saat nanti dapat menjadi produk local yang dapat dijual.
Model of nitrogen-phosphorus ratio and phytoplankton relationship in lake Laut Tawar, Indonesia Adhar, Saiful; Khalil, Munawwar; Erlangga, Erlangga; Muliani, Muliani; Rusydi, Rachmawati; Mainisa, Mainisa; Imanullah, Imanullah; Andika, Yudho
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 12, No 3 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.3.33935

Abstract

Phytoplankton blooms in the lake cause ecological, economic, health, energy, and aesthetic losses. It reduces water quality and biota diversity, creates toxins in the waters, and changes the structures and functions of the ecosystem. The essential nutrients for the growth of phytoplankton are nitrogen and phosphorus. Controlling phytoplankton growth can be managed by controlling the limiting nutrient input. This study aims to identify the limiting nutrient, analyze variations in TN:TP ratio spatially and temporally, and model TN:TP ratio and chlorophyll-a relationship. This study used secondary data from previous studies, namely TN, TP, and chlorophyll-a observed monthly in seven stations purposively during a year. Rainfall data was also obtained from the previous study. Limiting nutrients were determined by Redfield theory, and data were analyzed by Spearman correlation, One-way ANOVA, Kruskal-Wallis, and regression analysis. The results showed phosphorus was a limiting nutrient for phytoplankton growth in Lake Laut Tawar. TN:TP ratio and chlorophyll-a did not vary spatially, indicating the lake surface waters were evenly mixed. The parameters varied temporally, expressing the influence of hydroclimatological factors, especially rainfall. Rainfall increases nutrient input to the lake, but only rain below 200 mm/month causes an increase in the concentration of nutrients in the lake. The rainfall above 200 mm/month increases lake water volume significantly, thereby reducing nutrient concentrations. TN:TP ratio and chlorophyll-a related negatively and formed a non-linear relationship with an empirical model Chlorophyll-a = 2770.285 (TN/TP)-1.871. Eutrophication of Lake Laut Tawar should be anticipated by controlling the anthropogenic phosphorus input.Keywords:AnthropogenicChlorophyll-aEutrophication,Limiting nutrientRainfall
Model of nitrogen-phosphorus ratio and phytoplankton relationship in lake Laut Tawar, Indonesia Adhar, Saiful; Khalil, Munawwar; Erlangga, Erlangga; Muliani, Muliani; Rusydi, Rachmawati; Mainisa, Mainisa; Imanullah, Imanullah; Andika, Yudho
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 12, No 3 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.3.33935

Abstract

Phytoplankton blooms in the lake cause ecological, economic, health, energy, and aesthetic losses. It reduces water quality and biota diversity, creates toxins in the waters, and changes the structures and functions of the ecosystem. The essential nutrients for the growth of phytoplankton are nitrogen and phosphorus. Controlling phytoplankton growth can be managed by controlling the limiting nutrient input. This study aims to identify the limiting nutrient, analyze variations in TN:TP ratio spatially and temporally, and model TN:TP ratio and chlorophyll-a relationship. This study used secondary data from previous studies, namely TN, TP, and chlorophyll-a observed monthly in seven stations purposively during a year. Rainfall data was also obtained from the previous study. Limiting nutrients were determined by Redfield theory, and data were analyzed by Spearman correlation, One-way ANOVA, Kruskal-Wallis, and regression analysis. The results showed phosphorus was a limiting nutrient for phytoplankton growth in Lake Laut Tawar. TN:TP ratio and chlorophyll-a did not vary spatially, indicating the lake surface waters were evenly mixed. The parameters varied temporally, expressing the influence of hydroclimatological factors, especially rainfall. Rainfall increases nutrient input to the lake, but only rain below 200 mm/month causes an increase in the concentration of nutrients in the lake. The rainfall above 200 mm/month increases lake water volume significantly, thereby reducing nutrient concentrations. TN:TP ratio and chlorophyll-a related negatively and formed a non-linear relationship with an empirical model Chlorophyll-a = 2770.285 (TN/TP)-1.871. Eutrophication of Lake Laut Tawar should be anticipated by controlling the anthropogenic phosphorus input.Keywords:AnthropogenicChlorophyll-aEutrophication,Limiting nutrientRainfall
Spatial distribution and habitat suitability of seaweed on West Simeulue Island, Aceh Province, Indonesia Imamshadiqin, Imamshadiqin; Ritonga, Gara Hasonangan; Erlangga, Erlangga; Erniati, Erniati; Imanullah, Imanullah; Syahrial, Syahrial; Salmarika, Salmarika
Journal of Marine Studies Volume 1, Issue 2 (July, 2024)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/joms.v1i2.17479

Abstract

<p>Seaweed is an important biological resource for human life, serving essential ecological functions, including providing shelter and feeding grounds for marine biota. Seaweed can be found in several Indonesian waters, growing naturally or through cultivation, including in the waters around Simeulue Island. This study aimed to assess the distribution of seaweed in relation to land suitability, using oceanographic parameters in Simeulue Island waters. The research was conducted at five stations within the West Teupah District, South Teupah District, and Alafan District. In situ measurements were taken to evaluate land suitability for seaweed growth based on oceanographic parameters such as current speed, depth, substrate type, salinity, temperature, pH, and dissolved oxygen. Results indicated that seaweed in Simeulue Island waters is distributed along the coastline and attached to coral reefs and rocks at depths of 2-5 meters. The total area of seaweed distribution is approximately 351.83 hectares along a coastline of 206.12 km. The measured parameters of seaweed habitats include a pH of 7.7 to 7.9, salinity of 31-35.3 ppt, temperature of 20-30 °C, dissolved oxygen levels of 3-4.8 mg/L, depth of 2-5 meters, current speed of 0.10 to 0.60 m/s, and a sandy coral substrate. Based on these water quality and substrate parameters, the seaweed habitats in Simeulue Island are classified as highly suitable, with suitability values ranging from 64 to 82. The recorded environmental conditions collectively support optimal seaweed growth.</p>
Sosialisasi Gerakan Bersih Pantai Sebagai Upaya Mengurangi Sampah di Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Erniati, Erniati; Andika, Yudho; Imanullah, Imanullah; Imamshadiqin, Imamshadiqin; Syahrial, Syahrial; Jannah, Misbahul
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Iboih merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sukakarya yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan, dengan kondisi itu sektor Kelautan dan Perikanan di Desa Iboih memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat sekitar. Salah satu potensi kelautan dan perikanan yang berada di Desa Iboih adalah wisata pantai. Banyaknya pengunjung yang berwisata ke pantai Iboih dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Namun, banyaknya pengunjung juga dapat menimbulkan masalah lain. Pengunjung yang berwisata seharian penuh memerlukan kebutuhan untuk makan dan lainnya. Makanan dapat mereka bawa dari rumah dan juga dapat dibeli di sekitar pantai Iboih. Hal inilah yang menjadikan timbulnya masalah karena diperlukan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan kampanye sadar lingkungan melalui kegiatan aksi bersih pantai kepada masyarakat Desa Iboih sehingga memiliki wisata pantai yang lestari. Sesi 1, Tim Pengabdian memberikan materi tentang pentingnya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan wisata pantai dalam upaya meningkatkan wisata pantai yang bersih dan alami. Sesi 2, kegiatan aksi bersih pantai yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil pengabdian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sosialisasi pelestarian dan kebersihan lingkungan wisata pantai Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang dapat memberikan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan wisata pantai sehingga dapat dikelola dengan optimal yang berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.
Pelatihan Penggunaan Teknologi Penangkapan Ikan (Fish Finder) Kepada Nelayan Desa Cot Seurani Kabupaten Aceh Utara Erniati, Erniati; Andika, Yudho; Imamshadiqin, Imamshadiqin; Imanullah, Imanullah; Muliani, Muliani; 'Akla, C. M. N.; Muliari, Muliari; Syahrial, Syahrial; Ruzanna, Arina; Salmarika, Salmarika; Irmayunita, Irmayunita; Tauladan, Toha Ali; Rahmadian, Alfina Wahyu; Aprilita, T. Salsa
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 2, No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam upaya memanfaatkan sumberdaya perikanan secara maksimal, maka perlu didukung dengan  engetahuan dan teknologi. Lokasi penangkapan ikan oleh nelayan Desa Cot Seurani cenderung tidak tepat karena umumnya hanya mengandalakan tanda-tanda alam, perasaan, dan faktor keberuntungan. Bahkan tidak jarang pula saat menurunkan alat tangkap (seperti jaring, pancing, dan lain-lain). Penggunaan teknologi yang tepat merupakan salah satu alternatif yang dapat memecahkan masalah penangkapan ikan. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh nelayan adalah fish finder. Fish finder merupakan teknologi yang dapat mendeteksi objek bawah laut yang dengan memanfaatkan gelombang suara (akustik). Fish finder dapat memberikan informasi yang detail yaitu tentang kelimpahan, sebaran, dan posisi ikan, serta alat ini mampu memberikan data real time. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan peningkatan keterampilan kepada nelayan khususnya kelompok nelayan desa cot seurani tentang manfaat penggunaan fish finder. Pengabdian ini menggunakan metode pendekatan community development (pengembangan masyarakat) melalui pelatihan berdasarkan teori dan praktik dengan ceramah serta diskusi yang terarah (Focus Group Discussion/FGD). Pelaksanaan pengabdian ini dimulai dengan survei lokasi, penandatanganan Kerjasama dengan kelompok nelayan dan pelatihan. Kegiatan pengabdian terlaksana dengan baik, terstruktur, lancar serta sukses, dimana pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan 2 sesi yaitu sesi teori dan sesi praktik. Dampak dari pengabdian ini nelayan mampu menggunakan Fish Finder dengan baik serta nelayan mengerti dan memahami hasil luaran (membaca layar) dari Fish Finder sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan produksi perikanan tangkapan dan meningkatkan kesejahteraan kelompok nelayan.
Edukasi Strategi Pengelolaan dan Manajemen Sampah Laut dalam Upaya Pengembangan Wisata Pantai Berkelanjutan di Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe Andika, Yudho; Erniati, Erniati; Imanullah, Imanullah; 'Akla, Cut Meurah Nurul; Rahmad, Rahmad; Tauladan, Toha Ali; Putra, M. Afif Tri
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Ujong Blang merupakan salah satu dari empat desa yang terdapat di Desa Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. Pada tahun 2012 Pantai Ujong Blang telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata oleh Kementerian Pariwisata RI. Wisatawan yang berwisata seharian penuh memerlukan kebutuhan untuk makan dan lainnya sehingga akan meninggalkan sampah. Sampah merupakan suatu permasalahan umum yang sering terjadi di wilayah pesisir pantai. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat pengelola wisata pantai Ujong Blang Desa Ujong Blang serta pemahaman mengenai pentingnya mengelola dan memanajemen sampah laut. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada Oktober 2023 yaitu edukasi strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut dalam upaya pengembangan wisata pantai berkelanjutan di Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe. Acara edukasi strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut terdiri dari dua tahap kegiatan, yaitu tahap 1: Penyerahan tong sampah. Tahap 2: Pemaparan materi dan diskusi tentang strategi pengelolaan dan manajemen sampah laut dalam upaya pengembangan wisata pantai berkelanjutan. Kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi pengelolaan dan manajemen sampah laut di kawasan wisata Pantai Ujong Blang terlaksana dengan baik, terstruktur, lancar serta sukses. Penyerahan tong sampah dan FGD memberikan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya mengelola dan memanajemen sampah laut sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Harapan dari pengabdian ini adalah bentuk implementasi yang diterapkan sacara nyata sehingga berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.
Analysis of oceanography parameters for the suitability tourism in Bangka Jaya Beach District of Dewantara, North Aceh Erlangga, Erlangga; Husaen, Yusril; Andika, Yudho; Imamshadiqin, Imamshadiqin; Imanullah, Imanullah
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 3 (December, 2022)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v9i3.7038

Abstract

Bangka Jaya Beach is located in Krueng Geukueh Village, Dewantara sub-district. Many tourists who often visit Bangka Jaya beach tourism, therefore it is necessary to analyze the suitability of beach tourism, through this research it will be known the level of tourism suitability to the parameters that have been determined as a determination of the level of security for tourists who carry out beach tourism activities. This study aims to determine the condition of oceanographic parameters for the suitability of Bangka Jaya beach tourism in a beach tourism object and analyze the level of tourism suitability based on the potential of existing resources in the coastal area of Bangka Jaya. Primary data that must be taken in the field include tourism suitability data. The tourism suitability data taken include beach type, beach width, water depth, brightness, current speed, water base material, coastal slope, coastal land cover, hazardous biota and freshwater availability. Primary data collection was carried out in the morning when the sea water was high and in the afternoon when the sea water was receding. The sampling method in this study used a purposive sampling method in December - January 2022. The method used was descriptive analysis using the Tourism Suitability Index (IKW) analysis. The results of the study of the tourism suitability index (IKW) obtained the results of measuring the parameters of tourism suitability of 90.47% which was a very suitable category (S1). The tourism suitability parameter in the tourism suitability index table (IKW) can be seen that almost every parameter is included in the very suitable category (S1) of all parameters there are two parameters that fall into the appropriate category (S2), namely the beach type parameter and the beach slope parameter.Keywords: Beach; Oceanography; Suitability; Tour