This research examines the concept and implementation of leadership in facilitating early childhood learning processes through a systematic literature review. Using a literature study approach with content analysis methods, analyzing various academic sources including textbooks, journal articles, and relevant educational policy documents. The results show that early childhood leadership is a multidimensional construct encompassing four main domains: emotional (regulation and emotional awareness), socio-cognitive (interpretation and social interaction), moral-ethical (understanding values and norms), and creativity-innovation (divergent and adaptive thinking). Leadership development requires a holistic approach through four main strategies: (1) experiential learning, (2) narrative-constructive, (3) structural play, and (4) reflective-metacognitive. Direct experience-based interventions show the highest success rate (78-85%) in improving decision-making and collaborative problem-solving abilities. Ecosystemic analysis reveals that leadership development is influenced by dynamic interactions of micro (family-school), meso (inter-environmental relationships), and macro (socio-cultural values) systems. Practical implications lead to three recommendations: (1) development of flexible leadership competency-based curriculum, (2) enhancement of educators' capacity as facilitators of psychological transformation, and (3) implementation of holistic assessment systems considering children's longitudinal development. ABSTRAK Penelitian ini mengkaji konsep dan implementasi kepemimpinan dalam memfasilitasi proses pembelajaran anak usia dini melalui studi literatur sistematis. Menggunakan pendekatan studi literatur dengan metode analisis konten dari berbagai sumber akademik meliputi buku teks, artikel jurnal, dan dokumen kebijakan pendidikan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan anak usia dini merupakan konstruk multidimensional yang mencakup empat domain utama: emosional (regulasi dan kesadaran emosi), sosial-kognitif (interpretasi dan interaksi sosial), moral-etis (pemahaman nilai dan norma), serta kreativitas-inovasi (berpikir divergen dan adaptif). Pengembangan kepemimpinan memerlukan pendekatan holistik melalui empat strategi utama: (1) experiential learning, (2) naratif-konstruktif, (3) permainan struktural, dan (4) reflektif-metakognitif. Intervensi berbasis pengalaman langsung menunjukkan tingkat keberhasilan tertinggi (78-85%) dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kolaboratif. Analisis ekosistemik mengungkapkan bahwa pengembangan kepemimpinan dipengaruhi oleh interaksi dinamis sistem mikro (keluarga-sekolah), meso (hubungan antarlingkungan), dan makro (nilai budaya-sosial). Implikasi praktis mengarah pada tiga rekomendasi: (1) pengembangan kurikulum berbasis kompetensi kepemimpinan yang fleksibel, (2) peningkatan kapasitas pendidik sebagai fasilitator transformasi psikologis, dan (3) implementasi sistem asesmen holistik yang mempertimbangkan perkembangan longitudinal anak. Kesimpulannya, pengembangan kepemimpinan anak usia dini membutuhkan integrasi kompleks antara stimulasi yang tepat, lingkungan yang responsif, dan fasilitasi yang sensitif terhadap tahap perkembangan anak.