Meningkatnya praktik greenwashing di dunia telah menimbulkan skeptisisme terhadap klaim keberlanjutan yang disampaikan perusahaan, sehingga melemahkan brand trust meskipun strategi ramah lingkungan telah diterapkan. Di Tiongkok, greenwashing juga menjadi perhatian serius seiring upaya negara ini menghadapi persoalan lingkungan sebagai ekonomi terbesar kedua dunia. Konsumen semakin kesulitan membedakan antara komitmen nyata dan strategi manipulatif, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap loyalitas dan persepsi terhadap merek. Masalah ini memperlihatkan perlunya pendekatan strategis yang mampu memperkuat kepercayaan konsumen secara berkelanjutan. Studi pembelajaran ini akan membahas tentang strategi green collaboration dalam green innovation untuk membangun brand trust di tengah fenomena greenwashing di dunia secara khusus dengan studi kasus di Tiongkok. Green collaboration dan green innovation dipandang sebagai dua strategi yang berpotensi saling melengkapi dalam menciptakan nilai keberlanjutan yang kredibel. Kolaborasi memungkinkan terjadinya pertukaran sumber daya, pengetahuan, dan teknologi, yang mendukung pengembangan inovasi ramah lingkungan. Dengan metode pelaksanaan studi literatur terhadap jurnal ilmiah, keterkaitan antara kolaborasi dan inovasi dibahas untuk memahami bagaimana keduanya dapat berkontribusi dalam membangun dan mempertahankan brand trust di tengah ancaman greenwashing. Dengan demikian, melalui studi pembelajaran ini, strategi green collaboration dalam green innovation tidak hanya berfungsi sebagai sarana pelaksanaan inovasi, tetapi juga sebagai mekanisme untuk membangun brand trust secara konsisten, yang pada akhirnya menjadi landasan dalam memulihkan dan menjaga brand trust di tengah krisis kepercayaan akibat praktik greenwashing. Pemahaman dari studi pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi dasar bagi pengembangan strategi yang dapat membangun kepercayaan melalui bukti dan tindakan nyata.