Pendidikan merupakan pondasi penting dalam membentuk karakter generasi muda sebagai aset utama bangsa. Pendidikan karakter Pancasila menjadi inti dalam menciptakan individu yang memiliki kepribadian yang kuat dan bertanggung jawab. Kurikulum Merdeka Belajar menimbulkan tantangan dan peluang baru dalam menguatkan karakter pelajar Pancasila.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen penguatan karakter pelajar pancasila dalam rangka implementasi kurikulum merdeka belajar di MIN 1 Rejang Lebong. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala madrasah, waka kurikulum,fasilitator tim P5 dan guru kelas, dan analisis dokumen terkait kebijakan kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen penguatan karakter pelajar pancasila dalam rangka implementasi kurikulum merdeka belajar di MIN 1 Rejang Lebong telah memberikan dampak positif dalam memperkuat karakter pelajar Pancasila. Bahwa manajemen implementasi kurikulum merdeka belajar dalam penguatan karakter pelajar pancasila di MIN 1 Rejang Lebong, telah di implementasikan dengan tahapan membentuk tim fasilitator projek, mengidentifikasi kesiapan madrasah, merancang dimensi,tema,dan alokasi waktu, kemudian meyusun modul. Selanjutnya tahap pelaksanaan ada mensosialisasikan tema proyek,pelaksanaan proyek dikelas, pembuatan karya hasil proyek,dan pameran hasil karya. Tahap pengimplementasiannya Dengan mengimplementasikan 6 dimensi profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, Berkebhinnekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, proyek, dan pemecahan masalah telah meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Selain itu, kolaborasi yang kuat antara guru, orang tua, dan komunitas setempat turut mendukung terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi pembentukan karakter.Meskipun adanya faktor pendukung seperti seperti dukungan penuh yang di berikan kepala madrasah dan warga sekolah, dan tersedianya fasilitas keuangan yang cukup. demikian, faktor penghambat juga ditemui dalam implementasi seperti kurangnya pelatihan guru sehingga pemahaman guru yang masih bervariasi terhadap konsep Merdeka Belajar dan Belum adanya penilaian dan evaluasi yang berkelanjutan.