Madu dikonsumsi karena dinilai memiliki nutrisi yang tinggi serta efek yang bermanfaat bagi kesehatan. Madu mempunyai sifat sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, bakteriostastik, serta efek penyembuhan luka yang baik. Madu memiliki kandungan asam fenolik, tanin, sapanoid, dan terpenoid yang menyebabkan madu berpotensi sebagai antibiofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas madu Apis cerana sebagai antibiofilm dan nilai Konsentrasi Hambatan Minimum Biofilm (KHBM) madu dalam menghambat pertumbuhan biofilm Candida albicans. Madu A. cerana yang digunakan berasal dari kecamatan Pemangkat, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimental menggunakan pendekatan Post-Test Only Control Group Design dengan metode microplate untuk mengetahui efek antibiofilm madu A. cerana terhadap pertumbuhan C. albicans. Madu A. cerana dibuat menjadi konsentrasi 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%; dan 1,525%. Hasil penenelitian menunjukkan konsentrasi madu A. cerana 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, dan 1,525% memiliki kemampuan sebagai antibiofilm dengan persentase penghambatan 80,449%, 79,156%, 78,136%, 75,642%, 73,073%, dan 62,953%. Hambatan pertumbuhan biofilm terbesar terjadi pada kelompok madu dengan konsentrasi 50%. Berdasarkan analisis probit, nilai KHBM50 konsentrasi madu A. cerana sebesar 1,686%. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa madu A. cerana memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan biofilm C. albicans sehingga berpotensi sebagai antibiofilm dalam terapi infeksi yang terkait biofilm. Kata kunci : antibiofilm, Candida albicans, madu Apis ceranaDOI : 10.35990/mk.v7n3.p219-230