Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Meningkatkan Kesehatan Mental Penderita Diabetes Melitus di Komunitas dengan Kegiatan Kelompok Swabantu (Self Help Group) Tesaviani Kusumastiwi; Lilis Suryani; Denny Anggoro P
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.2.2019.92-98

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penanganan jangka panjang pada penyakit ini dapat memberikan beban baik fisik maupun mental pada penderitanya. Munculnya masalah kesehatan mental pada pasien diabetes melitus akan memperburuk prognosis pasien. Penanganan holistik baik fisik dan mental diharapkan dapat dilakukan pasien diabetes melitus, salah satunya melalui kelompok swabantu (self help group) yakni kelompok yang terdiri dari para penderita diabetes melitus yang saling berbagi permasalahan dan memberikan dukungan satu sama lain. Program pengabdian masyarakat kelompok swabantu  penderita diabetes mellitus dilaksanakan di Desa Bogoran, Trirenggo, Bantul. Kegiatan swabantu berisi tentang sharing dari masing-masing penderita yang dipantau/dimonitor oleh dokter ahli jiwa. Pada kelompok swabantu di Desa Bogoran, Trirenggo, Bantul ditemukan komorbiditas gejala klinis depresi dan cemas pada penderita diabetes. Beberapa permasalahan yang dialami oleh para penderita adalah manajemen stres, gangguan tidur, kepatuhan minum obat, ketakutan akan komplikasi dan penyesuaian gaya hidup. Kegiatan kelompok swabantu selain dapat membantu para penderita diabetes dalam menangani permasalahan yang dihadapi terkait dengan diabetes melitus, juga dapat memberikan rasa kebersamaan dan saling menguatkan antar penderita diabetes.Kata kunci: diabetes melitus, kelompok swabantu, kesehatan mentalAbstractDiabetes mellitus is a metabolic disease that has a high prevalence in Indonesia. Long-term treatment of this disease can provide physical and mental burden on the sufferer. The emergence of mental health problems in patients with diabetes mellitus will worsen the patient's prognosis. Holistic handling both physically and mentally is expected to be carried out by patients with diabetes mellitus, one is through self-help groups (self-help group), which is a group consisting of people with diabetes mellitus who share problems and provide support for each other. The community service program for self-help groups with diabetes mellitus was carried out in Bogoran Village, Trirenggo, Bantul. Self-help activities are about sharing from each sufferer who is monitored by a psychiatrist. In the self-help group in the Bogoran Bantul area, comorbid clinical symptoms of depression and anxiety were found in diabetics. Some of the problems experienced by sufferers are stress management, sleep disorders, compliance with medication, fear of complications and lifestyle adjustments. Self-help group activities besides being able to help diabetics in dealing with problems faced with diabetes mellitus, they can also provide a sense of togetherness and mutual support among diabetics.
Upaya Preventif Penyakit Water Borne Disease Pada Masyarakat Paska Gempa Bumi Yogyakarta Lilis Suryani; Salmah Orbayinah
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 5, No 2 (2017): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.5228

Abstract

Gempa bumi besar yang terjadi di Yogyakarta menyebabkan sebagian besar sumur warga mengalami kerusakan. Sumur mengalami pendangkalan, air menjadi keruh, saluran air dari septitank banyak yang pecah. Hal ini menimbulkan masalah bagi kesehatan karena banyak air sumur yang tak layak untuk dikonsumsi. Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Air bersih harus memenuhi persyaratan baik fisik, mikrobiologis dan kimiawi. Air yang tidak memenuhi persyaratan bisa menjadi media penularan berbagai penyakit saluran pencernaan (Water borne disease). Penyakit saluran pencernaan sangat berhubungan dengan perilaku manusia, sarana air bersih, pembuangan limbah dan kesehatan lingkungan. Salah satu upaya pencegahan penyakit water borne disease adalah mengetahui kelayakan sumber air minum di daerah terdampak gempa. Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan di salah satu desa terdampak gempa yaitu Trirenggo, Bantul, Provinsi DIY. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terdampak gempa tentang pentingnya penyediaan air berkualitas yang memenuhi syarat kesehatan. Pelaksanaan kegiatan ada dua tahap yakni penyuluhan dan pemeriksaan. Penyuluhan dalam bentuk sosialisasi usaha promotif dan preventif manfaat air bersih bagi kesehatan dalam bentuk penyuluhan yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Dusun Pepe, Desa Trirenggo, Bantul. Penduduk yang datang dalam penyuluhan lebih kurang 100 kepala keluarga. Peserta yang datang meliputi para pengurus desa, para kader kesehatan, ketua karang taruna serta ibu-ibu di sekitar yang mempunyai sumur sendiri yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FKIK UMY untuk menguji kualitas mikrobiologik dan LABDA Provinsi DI Yogyakarta untuk menguji kesadahan air. Dari sekitar 150 sumber air minum, secara acak diambil 100 sampel air sumur. Hasil pemeriksaan kualitas air di Desa Trirenggo menunjukkan bahwa 97 % sumur penduduk positif terkontaminasi bakteri Escherichia coli. Hasil pemeriksaan kesadahan air sumur masih dalam ambang batas normal. Air sumur gali di desa Trirenggo Bantul hanya 3% yang layak memenuhi standar baku kualitas air. Peningkatan pemahaman pengetahuan masyarakat akan pentingnya air bersih akan mempengaruhi perilaku dalam pencegahan penyakit water borne disease. Kata Kunci: Kualitas, Sumber Air minum, Masyarakat, Paska Gempa
Pelatihan Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual Penyintas Covid-19 di Desa Begajah, Sukoharjo Lilis Suryani; Tri Pitara Mahanggoro
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.53.1095

Abstract

Desa Begajah memiliki penyintas Covid-19 cukup banyak, bahkan ada beberapa warga yang meninggal karena Covid-19. Dalam rangka membantu pemerintah Desa Begajah untuk menanggulangi pandemi Covid-19 dilaksanakan pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual para penyintas Covid-19 dan mengaktifkan kembali kader posyandu lansia Desa Begajah. Kegiatan pengabdian dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan dilakukan di Balai Pertemuan Desa Begajah, pada tanggal 8 Maret 2022. Peserta yang hadir sejumlah 80 orang, terdiri dari Kepala Desa Begajah, staf Puskesmas, kader posyandu, dan warga masyarakat. Penyuluhan dan pelatihan berisi tentang peranan posyandu selama pandemi Covid-19 dan pelatihan cara menghadapi Covid-19 agar tidak panik, meningkatkan imunitas, dan kapasitas spiritual dalam bentuk tawakal kepada Allah. Penyuluhan diawali dengan pretest, pemaparan materi, diskusi, posttest dan penyerahan hibah peralatan untuk menunjang kegiatan posyandu. Hasil pretest menunjukkan bahwa mayoritas kader memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penyakit degeratif, cara melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter, dan mampu menyebutkan kegiatan posyandu. Warga juga memiliki tingkat kecerdasan emosional dan spiritual yang cukup tinggi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kepala desa dan kader posyandu menyambut positif kegiatan penyuluhan yang berkesinambungan agar para kader posyandu memiliki pengetahuan yang respresentatif. Kesimpulan penyuluhan dan pelatihan tentang meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual selama pandemi Covid-19 penting dilakukan sebagai upaya tindakan preventif dan promotif penyakit degeneratif dan psikosomatik
Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Meningkatkan Kesehatan Lanjut Usia Lilis Suryani; Tri Pitara Mahanggoro
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.53.1096

Abstract

Noyokerten merupakan salah satu dusun di Kelurahan Sendangtirto, Berbah, Sleman. Dusun ini memiliki wisata religi berupa Masjid Sulthoni dan Makam Purbaya. Banyak istri pengurus makam dan takmir yang menjadi kader kesehatan. Selama pandemi Covid-19, kegiatan posyandu lansia berhenti. Tujuan pengabdian ini adalah mengaktifkan kembali kader posyandu lansia dan melatih ibu-ibu PKK Dusun Wotgaleh cara membuat jahe instan melalui sosialisasi peran kader posyandu dalam meningkatkan kesehatan lansia. Kegiatan pengabdian dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan dilakukan di rumah Kadus Noyokerten, tanggal 7 Februari 2022. Jumlah peserta yang hadir 30 orang, terdiri dari kader posyandu dan ibu-ibu PKK. Penyuluhan berisi tentang penyakit degeneratif pada lansia dan peranan posyandu selama pandemi Covid-19. Penyuluhan diawali dengan pretest, pemaparan materi, diskusi, posttest, dan penyerahan hibah pengabdian yang berupa peralatan untuk menunjang kegiatan posyandu. Pelatihan pembuatan jahe instan disampaikan oleh mahasiswa KKN yang sebelumnya sudah dilatih. Hasil pretest menunjukkan bahwa mayoritas kader memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penyakit degeratif, cara melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter, dan mampu menyebutkan kegiatan posyandu. Peserta menginginkan ada penyuluhan yang berkesinambungan agar mereka memiliki pengetahuan yang respresentatif sebagai kader kesehatan tingkat dusun. Kesimpulan penyuluhan tentang kesehatan lansia penting dilakukan sebagai upaya tindakan preventif dan promotif berkaitan dengan penyakit degeneratif
Determinant Factors that Influence the Prevalence of Gonorrhea in Female Sex Wokers in Yogyakarta Lilis Suryani
Formosa Journal of Sustainable Research Vol. 2 No. 5 (2023): May, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjsr.v2i5.4303

Abstract

Gonorrhea is the leading cause of sexually transmitted infections (STIs) caused by Neisseria gonorrhoeae. Commercial sex workers are vulnerable to infection with STIs. The aim was to determine the prevalence of gonorrhea among commercial sex workers in Yogyakarta and the risk factors. The research design is cross-sectional. 43 commercial sex workers in Kota Yogyakarta had their cervical secretions taken for the diagnosis of gonorrhea. Demographic data and subject behavior were obtained through interviews. The results showed that the majority of respondents had a junior high school education, and 25.6% were infected with gonorrhea. The incidence of gonorrhea was not related to the behavior. Age is related to the incidence of gonorrhea. The prevalence of gonorrhea in Kota Yogyakarta is 25.6% and age is a risk factor for gonorrhea