Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Deiksis pada Film “Jalan Yang Jauh, Jangan Lupa Pulang”: Kajian Pragmatik Gazali Gazali; Kadek Adi Mahera
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 13, No 1 (2024): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v13i1.5445

Abstract

The aim of this study is to identify and analyze the form and meaning of deixis in the film Jalan Yang Panjang, Don't Forget to Go Home (JyJJLP). The research method used in this study is descriptive qualitative with preparation procedures, data collection and data analysis. In the preparation stage, the researcher watched the JyJJP film many times until the film was understood well. Next, data collection was carried out by taking data from each scene. The next stage is data analysis carried out using a pragmatic approach. The results of the research found forms of deixis, namely, personal deixis with a total of 515 words, place deixis 35 words, time deixis 50 words, discourse deixis 23 words, and social deixis 35. Overall the number of deixis in the film was found to be 658 words. The use of persona deiksis dominates the number of deiksis uses. Of the 685 deiksis used in the film JyJJLP, 515 deiksis personas were found. The existence of personas in JyJJLP films creates close realism, clarifies perspective, and encourages empathy, showing the perspective from which a story is told. Furthermore, it is found in place, time, discourse and social existence. The meaning of each type of deixis contained in the JyJJLP film is that it has a meaning that refers to a character or individual, describes place and time, connects sentences and ideas so that the audience can understand how these ideas are connected to each other, and helps show the relationships between characters, helps build character and personality, norms and cultural values. AbstrakTujuan kajian ini mengidentifikasi dan menganalisis bentuk dan makna deiksis dalam film “Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang” (JyJJLP). Metode penelitian yang digunakan pada kajian ini adalah deskriptif kualitatif dengan prosedur persiapan, pengumpulan data, dan analisis data. Pada tahap persiapan peneliti menonton film JyJJP berkali-kali hingga film tersebut dipahami dengan baik. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data dengan cara mengambil data dari setiap adegan. Tahap berikutnya adalah analisis data yang dilakukan dengan pendekatan pragmatik. Hasil penelitian ditemukan bentuk deiksis yaitu, deiksis persona dengan jumlah 515 kata, deiksis tempat 35 kata, deiksis waktu 50 kata, deiksis wacana 23 kata, dan deiksis sosial 35. Secara keseluruhan jumlah deiksis pada film ditemukan 658 kata. Penggunaan deiksis persona mendominasi jumlah pemakaian deiksis. Dari 685 deiksis yang digunakan pada film JyJJLP ditemukan 515 penggunaan deiksis persona. Deiksis persona dalam film JyJJLP menciptakan kedekatan realisme, memperjelas perspektif, mendorong empati, dan menunjukkan perspektif dari mana suatu cerita diceritakan. Selanjutnya, ditemukan deiksis tempat, waktu, wacana, dan deiksis sosial. Makna pada setiap jenis deiksis yang terdapat dalam film JyJJLP adalah mempunyai makna yang merujuk pada tokoh atau individu, menggambarkan tempat dan waktu, menghubungkan kalimat dan gagasan sehingga penonton dapat memahami bagaimana ide-ide tersebut terhubung satu sama lain, membantu menunjukkan relasi antar karakter, membantu membangun karakter dan kepribadian, norma, dan nilai budaya.
Penguatan Wawasan Lokal Masyarakat Bali di Daerah Perantauan (Studi Kasus Nilai Pendidikan Karakter dalam Gending Rare): Kajian Hermeneutika Gazali Gazali; Juniati Juniati; Moh. Tahir; Gusti Ketut Alit Suputra; Kadek Adi Mahera
SAWERIGADING Vol 31, No 1 (2025): Sawerigading, Edisi Juni 2025
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v31i1.1552

Abstract

This study aims to identify the character education values contained in Gending Rare as well as to understand the meanings embedded within them. A qualitative method was used, with data collected through observation, interviews, and documentation. The data were analyzed using Palmer’s hermeneutic approach to interpret the meanings found in the lyrics of Gending Rare, which include the songs Putri Cening Ayu, Juru Pencar, Meong-Meong, and Dadong Dauh. The findings indicate that the song Putri Cening Ayu contains six character education values, namely religiosity, discipline, hard work, curiosity, appreciation of achievement, and responsibility. This song conveys the values of Balinese family life, particularly the relationship between mother and child. The mother’s instruction to her child to take care of the house reflects emotional closeness and the teaching of responsibility. The song Juru Pencar presents seven character education values, including religiosity, discipline, hard work, appreciation of achievement, friendliness/communication, social care, and responsibility. It reflects the life of coastal communities in Bali who rely on fishing. Through its simple lyrics, the song conveys values of perseverance, cooperation, and environmental awareness. Meanwhile, the song Meong-Meong contains five character education values: religiosity, hard work, independence, environmental care, and responsibility. It conveys life lessons through the story of a cat trying to catch a mouse. Animal characters are used as metaphors to instill careful, reflective, and responsible thinking in children. The song Dadong Dauh contains six character education values, including religiosity, discipline, hard work, independence, environmental care, and responsibility. Its meaning portrays an elderly woman patiently caring for chickens as part of Balinese daily life. Through its simple narrative, the song conveys values of perseverance, attentiveness, and respect for the role of elders.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam Gending Rare serta memahami makna yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan hermeneutika Palmer guna menafsirkan makna dalam syair Gending Rare, yang meliputi lagu Putri Cening Ayu, Juru Pencar, Meong-Meong, dan Dadong Dauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu Putri Cening Ayu mengandung 6 nilai pendidikan karakter, di antaranya religius, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Lagu ini mengandung makna kehidupan keluarga Bali yang sarat nilai, khususnya dalam hubungan antara ibu dan anak. Amanah ibu kepada anak untuk menjaga rumah mencerminkan kedekatan emosional sekaligus pembelajaran tanggung jawab. Lagu Juru Pencar memuat 7 nilai pendidikan karakter, termasuk religius, disiplin, kerja keras, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, dan tanggung jawab. Lagu ini mempunyai makna kehidupan masyarakat pesisir Bali yang menggantungkan hidup pada aktivitas menjala ikan. Melalui syair sederhana, lagu ini menyampaikan nilai perjuangan, kebersamaan, dan kesadaran lingkungan. Sementara itu, lagu Meong-Meong mengandung 5 nilai pendidikan karakter, yakni religius, kerja keras, mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Lagu ini mempunyai makna menyampaikan ajaran hidup melalui kisah seekor kucing yang berusaha menangkap tikus. Tokoh binatang digunakan sebagai metafora untuk menanamkan cara berpikir yang cermat, reflektif, dan bertanggung jawab. Lagu Dadong Dauh mengandung 6 nilai-nilai pendidikan karakter seperti religius, disiplin, kerja keras, mandiri, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Makna dalam lagu ini menggambarkan sosok nenek yang dengan sabar merawat ayam sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Melalui kisah sederhana, lagu ini menyampaikan nilai ketekunan, perhatian, dan penghormatan terhadap peran orang tua.