Latarbelakang: Penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak sesuai peruntukan dan melebihi batas maksimum residu (BMR) pada makanan merupakan masalah serius yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Boraks, formalin, dan Rhodamin B adalah beberapa bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan dalam industri pangan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penggunaan bahan tambahan berbahaya pada makanan basah yang dijual di pasar kecamatan Kenjeran, Surabaya. Metode: merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada bulan Agustus 2024. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan kriteria produk makanan basah seperti frozen food, cilok, cimol, cireng, mie dan tahu yang dijual di lima penjual di daerah kecamatan Kenjeran Surabaya sebanyak 30 sampel. Tes keberadaan boraks, formalin dan rhodamine B dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan rapid test merk Labstest Reagen. Analisis dilakukan dengan menghitung persentase yang mengandung boraks, formalin dan rhodamine B. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 30 sampel yang diuji mengandung boraks (100%), 4 sampel yang diuji mengandung formalin (13.3 %), dan tidak ada sampel yang mengandung Rhodamin B (0%). Sampel yang mengandung boraks terdapat pada semua makanan basah. Kesimpulan: Masih terdapat zat bahan tambahan pangan yang berbahaya seperti boraks dan formalin pada berbagai jenis makanan basah yang dijual di wilayah Kenjeran Surabaya. Temuan ini mengindikasikan perlunya peningkatan kesadaran produsen dan penjual makanan tentang bahaya penggunaan bahan tambahan berbahaya serta upaya pengawasan yang lebih intensif dari pihak berwenang.