Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Keterampilan Dalam Pengecoran Limbah Aluminium Untuk Pembuatan Aksesoris Sepeda Motor Berupa Foot Step Bagi Remaja Usia Produktif Di Tulungagung Eko Budi Santoso; Achmad Syaichu
Jurnal Abdidas Vol. 1 No. 6 (2020): Vol 1 No 6 December 2020
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v1i6.185

Abstract

Tulungagung dengan Ibu kota Provinsi Jawa Timur kurang lebih 154 km ke arah barat daya. Tulungagung adalah salah satu pusat industri marmer di Indonesia. Perkembangan teknologi industri tidak hanya di kota besar tetapi juga sudah mulai berkembang di kota kabupaten termasuk Kota Tulungagung. Dampak negatif dari perkembangan industri adalah adanya limbah yang merupakan buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik industri maupun domestik dari rumah tangga, misalnya peralatan dapur yang sudah rusak, kaleng minuman ringan, ataupun bekas onderdil sepeda motor atau mobil dan berbagai macam barang rumah tangga dari aluminium lainnya. Limbah alumunium sulit terurai oleh mikroorganisme di dalam tanah. Pemanfaatan limbah aluminium dilakukan dengan melakukan pengecoran ulang untuk dijadikan barang bernilai jual. Karena titik lebur aluminium adalah 725˚C , maka cara peleburannya bisa menggunakan proses peleburan sederhana. Proses pengecoran yang dipilih adalah dengan cetakan dari pasir, karena merupakan metode pengecoran yang paling sederhana, tidak memerlukan peralatan yang banyak dan mahal. Dengan pemahaman terhadap proses pengecoran aluminium yang sederhana akan menimbulkan ide dalam membuat barang coran lainnya yang lebih tinggi nilai jualnya. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberian materi mengenai aluminium, proses pengecoran serta praktik pengecoran oleh masing-masing peserta. Pada kegiatan pelatihan ini produk pengecoran alumnium yang dihasilkan adalah aksesoris otomotif sepeda motor berupa pijakan kaki.
Assistance for catfish farming using the biofloc method in Tanjungkalang Village, Nganjuk Regency Achmad Syaichu; Agustin Sukarsono; Denny Kurniawati
Journal of Community Service in Science and Engineering (JoCSE) Vol 2, No 1 (2023): Available Online in April 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jocse.v2i1.19803

Abstract

This community service aims to assist fish farmers on how to cultivate fish properly. Good fish farming certainly requires a place for breeding, hatchery, and growing fish. This service aims to assist the community in cultivating catfish using biofloc media. This assistance has an economic impact on the community, namely helping to meet food needs without buying fish at the market. In addition, it is also efficient to make because all the ingredients for fish farming are easy to get and are readily available around the house. This community service activity included a group of fish cultivators (Pokdakan) in Tanjungkalang Village, Nganjuk Regency. This activity results in a biofloc media with specifications of 4 m in diameter and about 0.8 m – 1 m in height. One biofloc can accommodate as many as 4000 catfish seeds. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi petani ikan tentang bagaimana cara membudidayakan ikan dengan baik. Budidaya ikan yang baik tentunya membutuhkan tempat untuk penangkaran, pembenihan, dan pembesaran ikan. Pengabdian ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam membudidayakan ikan lele dengan media bioflok. Pendampingan ini memiliki dampak ekonomis bagi masyarakat yaitu membantu memenuhi kebutuhan makanan tanpa harus membeli di pasar ikan. Selain itu, juga efisien untuk dibuat karena semua bahan pembuatan tempat pembudidayaan ikan mudah didapat dan sudah tersedia di sekitar rumah. Peserta pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) di Desa Tanjungkalang, Kabupaten Nganjuk. Hasil dari kegiatan ini yaitu sebuah media bioflok yang memiliki spesifikasi yaitu diameter 4 m dan tinggi sekitar 0,8 m – 1 m. Satu bioflok bisa menampung ikan lele sebanyak 4000 benih.
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN JAGUNG ASALAN PADA CV AMIN DI LAMPUNG TENGAH Rahmad Budiono; Achmad Syaichu
Spektrum Industri Vol. 14 No. 2: Oktober 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v14i2.4910

Abstract

Salah satu komoditi palawija yang memiliki peranan yang penting di Indonesia adalah jagung, karena merupakan sumber protein dan kalori yang sangat dibutuhkan oleh ayam peternak. Pengiriman yang belum tepat waktu merupakan penyebab belum efisiennya kinerja rantai pasokan jagung. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan rantai pasokan jagung pada CV. AMIN, (2) menganalisis kinerja rantai pasokan jagung dalam hal efisiensi dan pelaksanaan kemitraan, dan (3) menganalisis alternatif kebijakan pengembangan manajemen rantai pasokan berdasarkan hasil evaluasi rantai pasokan.Penelitian akan dilakukan di CV. AMIN, Jl. Raya Merapi, Lampung Tengah dan petani mitra yang berada di kabupaten Nganjuk. Penelitian mengenai manajemen rantai pasokan Jagung tersebut dilakukan pada bulan Desember 2012 hingga Januari 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Responden dalam penelitian ini adalah petani jagung yang berada di Nganjuk, Pengepul, pihak CV. AMIN, dan Gudang Ternak. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif kerangka Food Supply Chain Networking (FSCN), analisis tataniaga, dan analisis deskriptif dengan menggunakan kesesuaian atribut.Kata kunci : Manajemen Rantai Pasokan, Jagung Asalan.