Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

57 PERFORMANCE TEST OF CALOPHYLLUM INOPHYLLUM BIODIESEL ON A SMALL MONO-CYLINDER 5 kVA DIESEL GENERATOR Riesta Anggarani; Cahyo S. Wibowo; Maymuchar
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 36 No. 2 (2013): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.36.2.8

Abstract

Demand of diesel fuel for villagers in rural area of Indonesia is getting higher recently. Electricity and diesel fuel shortage are forcing them to find alternative energy sources for their activities. One of the promising energy sources is Calophyllum inophyllum, which commonly grow in low-land and coastal region. In present work, methyl ester obtained from Calophyllum inophyllum were used on a 5 kVA diesel generator, pure and in 50% blend with commercial diesel fuel which also used pure as reference. A performance test cycle for each fuel was conducted with the aim of taking data of cold and warm start up time, fuel consumption, and exhaust gas emission. In the analysis of cold and warm start up time test result, it revealed that 50% blended of diesel fuel and Calophyllum inophyllum increases both cold and warm start up time when compared to pure diesel fuel and the time got higher for pure Calophyllum inophyllum biodiesel. In the result of fuel consumption, 50% blended fuel increases fuel consumption for 10.8% whereas pure biodiesel increases 16.8% fuel consumption. Analysis on the exhaust gas emission resulted that the use of Calophyllum inophyllum biodiesel and its blend decrease the CO2 emission while CO and HC emission increases. The NOx emission and the opacity of exhaust gas increase for biodiesel blend, similar results were also obtained for pure biodiesel.
The Effect of Methanol-Gasoline (M20) and Ethanol-Gasoline (E20) Blends on Material Compatibility Nurmajid Abdurrojaq; Rizal Zaelani; Belva Adam Haley; Nur Allif Fathurrahman; Riesta Anggarani; Cahyo Setyo Wibowo; Maymuchar
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 45 No. 2 (2022): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alcohol has the potential to be used as an alternative to fossil fuels to reduce total emissions from spark-ignition (SI) engines. The impact of a mixture of 20% methanol and ethanol in gasoline on the compatibility of Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM) and polyamide materials, which are used as fuel hoses in SI vehicles, is presented in this study. The immersion test methodology was employed to study the influence of both types of alcohol on gasoline blend to compatibility properties i.e., hardness and weight change. Based on the result, EPDM and polyamide materials have different characteristics of material compatibility with E20 and M20. Tests on M20 and E20 fuel samples on EPDM material show a higher effect on hardness by 5-9% than pristine gasoline. Additionally, there was no change in the weight of the polyamide material in the RON 90, E20, and M20 test samples. However, there was a change in the hardness of the polyamide material by 6-11% in RON 90, E20, and M20 fuels. Moreover, there was no change in the FTIR spectrum, indicating that there was no dissolution of the EPDM and polyamide materials into the test fuel for 6 weeks of immersion.
Kinerja Mesin Spark Ignition (SI) Berbahan Bakar Campuran Bensin-Metanol (M-20) Dan Bensin-Etanol (E-20) Pada Variasi Nilai Oktan Yogi Pramudito; Maymuchar; Cahyo Setyo Wibowo; Riesta Anggarani; Dimaz Warahadi; Nur Allif Fathurrahman; Lies Aisyah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 56 No. 2 (2022): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan bakar alkohol seperti etanol dan metanol saat ini dianggap sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk campuran dengan bahan bakar lain. Dalam penelitian ini, etanol dan metanol dicampurkan ke dalam bensin dengan nilai RON 88 dan RON 90 menjadi E-20 dan M-20. Selanjutnya digunakan dalam sepeda motor uji dengan sistem pengapian busi empat langkah satu silinder dengan karburator untuk mendapatkan keluaran kinerja mesin seperti daya, torsi, konsumsi bahan bakar dalam satuan liter/km dan emisi gas buang untuk putaran rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya dan torsi bahan bakar campuran E-20 lebih tinggi dibandingkan M-20, sedangkan konsumsi bahan bakar untuk variasi kecepatan 40 km/jam, 60km/jam dan 80km/jam bahan bakar campuran M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20. Tingkat emisi CO yang dihasilkan M-20 lebih rendah dibandingkan E-20, namun tingkat emisi HC yang dihasilkan M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20.
Perbandingan Uji Densitas Menggunakan Metode ASTM D1298 dengan ASTM D4052 pada Biodiesel Berbasis Kelapa Sawit Nurmajid Abdurrojaq; Rossy D. Devitasari; Lies Aisyah; Nur A. Faturrahman; Saepul Bahtiar; Widi Sujarwati; Cahyo S. Wibowo; Riesta Anggarani; Maymuchar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 55 No. 1 (2021): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parameter densitas merupakan salah satu karakteristik yang penting, baik dari aspek perhitungan kandungan energi maupun faktor konversi satuan dalam jual-beli. Secara eksperimen laboratorium, terdapat dua metode acuan untuk mengukur densitas bahan bakar, yaitu ASTM D1298 dan ASTM D4052. Penelitian ini menyajikan perbandingan hasil pengukuran densitas antara metode manual, ASTM D1298, maupun metode otomatisasi pada ASTM D4052, menggunakan sampel biodiesel berbasis kelapa sawit. Hasil pengukuran densitas biodiesel pada berbagai temperatur, termasuk pengukuran pada temperatur acuan spesifikasi biodiesel di Indonesia, yaitu 40oC, dan temperatur densitas standar internasional, yaitu 15oC. Hasil penelitian menunjukkan, suhu observasi mempengaruhi nilai densitas dari biodiesel. Semakin rendah suhu pengujian maka semakin besar nilai densitas yang dihasilkan, yang teramati pada 2 metode pengujian ini. Pengukuran densitas dengan metode ASTM D1298 memiliki kekurangan untuk suhu observasi yang lebih rendah dari 18°C karena memanfaatkan kondisi visual oleh penglihatan. Dengan metode tersebut pengujian suhu dibawah 18°C untuk mengukur densitas biodiesel berbasis kelapa sawit mengalami bias pembacaan skala hidrometer akibat kondisi pengujian yang mendekati titik kabut biodiesel.
PENGARUH BIODIESEL BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP COLD-FLOW PROPERTIES MINYAK SOLAR 48 DAN MINYAK SOLAR 51 Nur Allif Faturrahman; Cahyo S. Wibowo; Riesta Anggarani; Risvita B. Anugrah; Kemal Ginanjar; Gian Akmal; Rizal Zaelani; Majid Abdurrojak; Wahyu N. Hidayat; Marsha Katili; Rossy D. Devitasari; Saepul Bahtiar; Hadi Mulyadi; Sylvia Ayu Bethari; Lies Aisyah; Maymuchar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 54 No. 2 (2020): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cold-flow properties merupakan parameter kunci dalam menganalisis ketahanan bahan bakar pada temperatur rendah. Penelitian ini menyajikan analisis cold-flow properties, meliputi titik kabut dan cold filter plugging point (CFPP) dari bahan bakar campuran minyak solar-biodiesel. Analisis varians (ANOVA) dilakukan untuk mendapatkan signifikansi dari pengaruh rasio pencampuran minyak solar-biodiesel terhadap titik kabut dan CFPP bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan rasio pencampuran minyak solar-biodiesel berpengaruh signifikan terhadap titik kabut dan CFPP bahan bakar. Keragaman titik kabut dan CFPP dari basis Minyak Solar 48 dan Minyak Solar 51 dipengaruhi oleh rasio pencampuran biodeisel dengan nilai > 96,7%. Hasil eksperimen menunjukkan cold-flow properties bahan bakar campuran minyak solar-biodiesel dapat diprediksi dengan menghubungkan temperatur awal titik kabut atau CFPP minyak solar murni, dengan rasio pencampuran melalui persamaan model matematika.
PENINGKATAN KINERJA POMPA AIR 3 INCHI DENGAN BERMESIN PENGGERAK 5,5 Hp BERBAHAN BAKAR LPG Faqih Supriyadi; Cahyo Setyo Wibowo; Maymuchar; Nanang H; Riesta Anggarani
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 52 No. 3 (2018): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada banyak jenis mesin penggerak pompa air yang digunakan untuk irigasi pertanian. Diantaranya adalah mesin penggerak pompa air berbahan bakar solar dan berbahan bakar bensin. Diantara kedua jenis mesin penggerak pompa air tersebut, yang paling banyak digunakan untuk mendukung kegiatan pertanian oleh petani kecil adalah mesin pompa air 3 inchi berbahan bakar minyak jenis bensin dikarenakan harganya yang terjangkau, mudah dibawa dan mudah dipindahkan dari tempat satu ke tempat lain. Akan tetapi, pada saat ini harga bensin dirasa terlalu mahal oleh para petani kecil dan ketersediaannya yang susah untuk didapatkan di sekitar lahan pertanian, sehingga diperlukan bahan bakar alternative yang dapat digunakan pada mesin penggerak pompa air berbahan bakar bensin tanpa merubah spesifi kasi dari mesin tersebut. Salah satu bahan bakar alternative tersebut adalah Liquefi ed Petroleum Gas (LPG) karena LPG dan bensin sama-sama memiliki sifat parameter pengujian nilai angka oktana riset (RON), bahkan LPG memiliki nilai RON lebih tinggi dibandingkan dengan bensin yang ada saat ini, sehingga LPG dapat digunakan sebagai bahan bakar substitusi bagi mesin pompa air dengan sistem pengapian spark plug (busi). Untuk dapat menggunakan LPG, pada mesin pompa air perlu dilakukan modifi kasi pada saluran bahan bakar menjadi system bi-fuel dengan menambahkan peralatan konversi (conversion kit). Adapun bahan bakar LPG yang digunakan adalah LPG 3 kg yang telah digunakan secara luas untuk masyarakat sehingga tersedia di berbagai lokasi. Untuk mengetahui kinerja pompa, kemudahan dalam pengoperasian dan faktor keselamatan bagi pengguna di sektor pertanian, diperlukan penelitian di laboratorium. Penelitian terhadap kinerja pompa air 3 inchi dengan mesin penggerak berbahan bakar LPG ini dilakukan untuk mengetahui Total Head dan Debit yang dihasilkan untuk dibandingkan dengan kinerja mesin berbahan bakar bensin RON 88 dan sebagai acuannya adalah pompa air yang digerakkan oleh motor listrik. Metode uji yang digunakan adalah SNI 0141-2009/Amd 2:2015. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kinerja pompa air 3 inchi yang digerakkan oleh mesin 5,5 hp berbahan bakar bensin 88 dan LPG tidak terjadi perbedaan yang signifi kan.
Karakteristik Pembakaran Campuran LPG – DME pada Mesin Pembangkit Listrik Kapasitas 5 KVA Maymuchar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 48 No. 3 (2014): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dimethyl ether (DME) merupakan salah satu energi alternatif yang potensial untuk menggantikan LPG dimasayang akan datang baik untuk rumah tangga maupun pembangkit listrik. Kemiripan karakteristik DME dengan LPGmemungkinkan DME dapat dicampur dengan LPG sebagai bahan bakar mesin pembangkit listrik. Pengujian telahdilakukan pada mesin terhadap beberapa variasi campuran LPG - DME yaitu 10%, 20% dan 30% DME dengankondisi pembebanan 500 - 4500 watt. Pengamatan dilakukan terhadap emisi CO, CO2 dan HC untuk menganalisispembakaran yang terjadi dalam ruang bakar mesin pembangkit. Emisi CO dan HC yang dihasilkan campuranLPG - DME cenderung mengalami penurunan dibanding dengan yang dihasilkan bahan bakar LPG, sedangkanemisi CO2 mengalami sebaliknya. Pada batas tertentu , unsur oksigen yang terkandung pada DME mempengaruhiperbandingan bahan bakar-udara (AFR) yang dibutuhkan oleh mesin sehingga membantu proses pembakaranyang lebih baik. Hasil pengamatan lainnya, mesin pembangkit listrik masih dapat beroperasi dengan stabil padacampuran 10%, 20% dan 30% DME.
PEMANFAATAN BAHAN BAKAR DME DENGAN DUAL FUEL SYSTEM PADA MESIN DIESEL KENDARAAN Dimitri Rulianto Rulianto; Maymuchar; Cahyo Setyo Wibowo
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 50 No. 3 (2016): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dimethylether (DME) merupakan sumber energy alternative yang memiliki karakteristik fisikakimia setara dengan LPG, dengan rumus kimia yang sederhana (CH3 -O-CH3 ). DME dapat dihasilkan dari beragam jenis bahan baku, seperti gas alam, batubara, heavy oil, dan biomassa. Aplikasi DME dapat digunakan di beberapa sektor, antara lain: sektor transportasi, domestik/rumahtangga, power generation, namun apabila digunakan sebagai bahan bakar yang akan mensubstitusikan bahan bakar solar, maka diperlukan modifikasi pada sistim saluran bahan bakarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kinerja optimal dalam rangka pemanfaatan DME sebagai bahan bakar substitusi minyak solar dengan mengaplikasikan dual fuel system pada mesin diesel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan bahan bakar DME pada jenis mesin diesel kendaraan dengan dual fuel system dapat digunakan secara langsung jika dilakukan modifikasi pada sistem saluran bahan bakarnya. Perbandingan optimum minyak solar dan bahan bakar DME rata-rata 80%-20% mampu menghasilkan torsi dan daya setara dengan mesin diesel yang menggunakan minyak solar 100%. Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar mesin diesel dapat mengurangi emisi opasitas rata-rata sebesar 10%-20%, sehingga meningkatkan kebersihan lingkungan.