Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BUFFER REPLACEMENT AND SIMULTANEOUS SACCHARIFICATION AND FERMENTATION ON BIOBUTANOL PRODUCTION?FROM LIGNOCELLULOSIC BIOMASS Devitra Saka Rani; Yanni Kussuryani
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 39 No. 3 (2016): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.39.3.272

Abstract

Lignocellulosic biomass is excellent feedstock for biofuel such as biobutanol. Bagasse, rice straw, and empty fruit bunch (EFB) oil palm are untapped potential for biobutanol production as gasoline blending/ substitution. However, biobutanol production by fermentation from lignocellulosic biomass is a process that consumes time and energy which leads to high production costs. This research is intended to optimize biobutanol production that reduces production costs, an important factor on an industrial scale. Optimization is conducted by replacing the buffer solution in enzymatic hydrolysis with distilled water and by using Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). The results showed that the buffer replacement with distilled water can reduce cost by approximately 41,726 IDR/liter hydrolysate. Biobutanol contents from all biomass of bagasse, rice straw, and EFB oil palm are higher using SSF compared to Separate Hydrolysis and Fermentation (SHF). The SSF system can cut production time by 3 days and save electricity of 32.4 kWh.?
EFFECT OF DIETANOLAMIDE (DEA) SURFACTANT ADDITION AND DEEP-SEA BACTERIA ACTIVITIES ON THE BIODEGRADABILITY OF ARTIFICIAL OILY WASTEWATER IN SEAWATER MEDIA Syafrizal; Rendy Budi Prastiko; Tri Partono; Yanni Kussuryani
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 41 No. 2 (2018): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.41.2.303

Abstract

Marine oil spills have bad impacts on the marine biota. Oil spill mitigation that is currently safe, effi cient, relatively cheap and easy to implement is bioremediation, that is degradation of oil spills biologically using microorganisms. Petroleum will be more easily dispersed in water when surfactants are added. The surfactants have the ability to increase the bioavailability of petroleum to facilitate bacteria contact with carbon sources as their feed. This study was intended to test the effect of addition of diethanolamide (DEA) surfactants to improve the ability of bacteria to degrade hydrocarbon compound in the seawater media. The biodegradation experiment was conducted in 8-liter seawater media and the ability of DEA surfactants to reduce surface tension, oil content, pH and nutrients on days 0, 1, 3, 6 and 10 were observed. GC-MS analysis was conducted to detect chemical component changes in petroleum. A bacterial consortium of Enterobacter sp., Pseudomonas sp., and Raoultella sp. was utilized. The oil was degraded up to 65.52% with biodegradation rate k = -0.1054 t in the media added with DEA surfactants. The aliphatic fraction detected was C17-C31 n-alkane compound and after biodegradation it became C20- C31. The results showed that DEA surfactants were able to improve the ability of bacterial consortium to degrade petroleum.
PRODUKSI BIOBUTANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR TERBARUKAN MELALUI PROSES FERMENTASI Yanni Kussuryani; Devitra Devitra Saka Rani
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 49 No. 2 (2015): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Butanol merupakan salah satu energi alternatif sebagai bahan bakar campuran/pengganti bensin.Kandungan energi dari butanol mendekati bensin premium sehingga konsumsi bahan bakar serupadengan bensin murni.Beberapa keuntungan butanol sebagai campuran bensin antara lain: tidakkorosif,kurang menyerap air,dan memiliki tekanan uap yang rendah. Butanol dapat ditambahkandi kilang dan diangkut/dikirimkan melalui infrastruktur yang sudah ada. Butanol yang dihasilkandari proses fermentasi biomassa biasa disebut biobutanol.
STUDI MICROBIAL ENHANCED OIL RECOVERY SKALA LABORATORIUM DAN PENERAPANNYA DI LAPANGAN MINYAK Yanni Kussuryani
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 50 No. 1 (2016): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR), merupakan teknologi yang dapat meningkatkan perolehanminyak dengan memanfaatkan aktivitas mikroba. Kegiatan penelitian MEOR dimulai dari isolasi danidentifi kasi mikroba; uji tabung guna menentukan mikroba dan nutrisi yang cocok untuk reservoir tertentu; ujiMicrobial Core Flooding/MCF dan uji coba MEOR di lapangan. Melalui uji tabung dan MCF, telah diperolehmikroba dan nutrisi potensial yaitu kultur campuran dari sumur LDK 230 dengan starter KKL 11 dan mediumM4 plus. Namun untuk uji coba lapangan berbagai faktor seperti kesesuaian antara karakteristik reservoir,kinerja mikroba dalam menghasilkan bioproduk, dan kondisi operasi masih perlu dipertimbangkan untukkeberhasilan teknologi MEOR, sehingga dapat diimplementasikan untuk peningkatkan perolehan minyak.
Reduksi Gas CO2 oleh Mikroalga Scenedesmus sp. pada Fotobioreaktor Tertutup dengan Variasi Konsentrasi Gas CO2 Rino Nirwawan; Yanni Kussuryani; Dhiti Adiya Hanupurti
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 48 No. 1 (2014): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode potensial yang dapat digunakan untuk reduksi CO2 adalah memanfaatkan aktivitas mikroalga melalui proses fotosintesis. Mikroalga adalah bioagen yang mampu menangkap CO2 dan mengubahnya menjadi karbohidrat untuk menambah pertumbuhan populasinya. Banyaknya CO2 yang digunakan dapat mencapai hampir dua kali lipat dari berat kering biomassa yang dihasilkan. Tujuan kegiatan ini adalah mengkaji kemampuan mikroalga Scenedesmus sp dalam mereduksi gas CO2 pada suatu fotobioreaktor skala pilot dengan memvariasikan konsentrasi gas CO2 yang diinjeksikan ke dalam sistem. Penelitian dilakukan di Lapangan Gas Subang selama tujuh hari. Komposisi gas CO2 yang digunakan adalah ±98%. Sistem operasi adalah sistem batch dan media pertumbuhan yang digunakan adalah media “Sederhana 2”. Pada penelitian ini digunakan empat rangkaian fotobioreaktor dengan volume operasi masing-masing adalah 60 Liter. Masing-masing fotobioreaktor divariasikan perbandingan jumlah gas CO2 dan udara yang diinjeksikan, yaitu 0:100% (fotobioreaktor 1) yang berfungsi sebagai kontrol, 10:90% (fotobioreaktor 2), 30:70% (fotobioreaktor 3) dan 50:50% (fotobioreaktor 4). Kepadatan sel, optical density (OD), pH, dan berat kering digunakan sebagai parameter pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi gas CO2 tertinggi terdapat pada fotobioreaktor 2 yang terjadi pada hari ke-3 operasi, yaitu sebesar 8,09x10-5 gram dengan nilai kepadatan sel 23,87 x 106 sel/mL. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan 10% gas CO2 ke dalam fotobioreaktor dapat meningkatkan pertumbuhan mikroalga Scenedesmus sp.