Nova Yanti
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI MENONTON KARTUN ANIMASI TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH SAAT PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUP DR.M. DJAMIL PADANG Rika Sarfika; Nova Yanti; Ruspita Winda
Ners Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.11.1.32-40.2015

Abstract

Pemasangan infus merupakan tindakan invasif yang menimbulkan nyeri pada anak. Salah satu teknik non farmakologi yang mudah, dapat dilakukan oleh perawat dan secara eoritis efektif untuk mengurangi nyeri saat tindakan invasive pada anak adalah distraksi menonton kartu nanimasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh teknik distraksi menonton kartu nanimasi terhadap skala nyeri anak saat pemasangan infus. Pengumpulan data dilakukan dari bulan September - Oktober 2014 di RSUP DR.M.Djamil Padang, menggunakan desain quasyexperimental dengan pendekatant he posttest only with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel 22 orang anak usia prasekolah (2-6 tahun), 11 orang kelompok eksperimen dan 11 orang kelompok kontrol. Nyeri saat pemasangan infus pada anak diukur secara lansung dengan Skala FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability). Analisa data dilakukan dengan uji Mann-Whitney untuk menilai perbedaan skala nyeri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata skalan yeri yang signifikan (Pv<0,05) antara anak yang diberikan teknik distraksi menonton kartu nanimasi dengan anak yang tidak diberikan teknik distraksi saat dilakukan pemasanganinfus. Rekomendasi bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk menggunakan menonton kartun animasi sebagai teknik non farmakologi ssaat pemasangan infus agar skala nyeri anak lebih rendah