This Author published in this journals
All Journal Frontier Agribisnis
I Ketut Gegel Ruci Riasa
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI RICE TRANSPLANTER DAN COMBINE HARSVESTER TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI UNGGUL DI DESA BUNGUR BARU KECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN I Ketut Gegel Ruci Riasa; Hairi Firmansyah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2934

Abstract

Petani sebagai pengelola usahatani menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester dengan tujuan untuk memudahkan petani dari segi menanam dan memanen padi dan untuk mengefesienkan tenaga kerja, waktu serta biaya. Tujuan penelitian mengetahui tingkat motivasi petani  yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine harsvester, menganalisis pendapatan usahatani petani pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebelum dan sesudah penggunaan, serta mengetahui permasalahan yang dihadapi dan solusi apa saja yang baik untuk  pengguna teknologi rice transplanter dan combine hasvester. Penelitian dilaksanakan di Desa Bungu Baru Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin yang pada bulan Agustus 2018 sampai dengan September 2019. Metode sampling yang digunakan Proportionate  Random Sampling. Alat analisis yang digunakan biaya total, peneriman, pendapatan usahatani dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan tingkat motivasi petani yang belum menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester berada pada kategori sedang, yaitu 73,26% yang berada pada interval 55,5%£  TM < 77,77%. Rata-rata pendapatan sesudah menggunakan teknologi rice transplanter dan combine hasvester sebesar Rp17.543.155,04/hektar, sedangkan petani sebelum menggunakan teknologi tersebut rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp13.328.419,68/hektar. Masalah utama yang dijumpai dalam menggunakan teknologi pertanian, yaitu mahalnya nilai biaya operasional dan jumlah teknologi pertanian yang relatif sedikit.