Claim Missing Document
Check
Articles

STRUCTURE, CONDUCT, AND PERFORMANCE OF NUCLEUS ESTATE AND SMALLHOLDER (NES) SCHEME IN OIL PALM SECTOR IN SOUTH KALIMANTAN Hamdani Hamdani; Nuri Dewi Yanti; Nina Budiwati
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 2 No 3 (2016): Tropical Wetland Journal
Publisher : Postgraduate Program - Lambung Mangkurat University (ULM Press Academic)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/twj.v2i3.35

Abstract

The purpose of this study was to analyze the structure, conduct, and performance of the nucleus estate and smallholder (NES) scheme in oil palm sector. The results showed that the conduct of partners in partnership generally was in accordance with the functions/tasks, rights and obligations regulated by the local government on the the nucleus estate and smallholder oil palm project. The market structure tended to be not competitive and the partnership system with the nucleus estate and smallholder (NES) scheme did not provide similar profits where the bargaining position of plasma farmers (smallholders) was relatively lower compared with that of the business partners (nucleus estates). Non-competitive market structure did not affect the transaction mechanism of Fresh Fruit Bunches (FFB) products from plasma plantations to necleus estates.
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI DESA PANDU SENJAYA, KECAMATAN PANGKALAN LADA, KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (STUDI KASUS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BAPAK PANUT) Sriyono Sriyono; Nina Budiwati; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i1.2625

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan usaha penggemukan sapi, besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan menganalisis kelayakan usaha dan apa saja permasalahan dan solusi bagi usaha penggemukan sapi tersebut. Penelitian ini menggunakan studi kasus yaitu pada industri penggemukan sapi di Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Jenis data yang di gunakan dalam penelitan ini meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang di keluarkan sebesar Rp 334.884.890, penerimaan Rp 383.130.857, keuntungan Rp 48.245.967. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha di peroleh nilai R/C sebesar 1,14. Usaha penggemuka sapi tersebut menunjukan bahwa secara keseluruhan usaha penggemukan sapi mengalami keuntungan dengan tingkat rasio R/C sebesar 1,14. Maka dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi tersebut tergolong layak untuk dijalankan karena R/C lebih dari 1, hal ini menunjukan bahwa setiap Rp 1 biaya produksi yang dikeluarkan oleh pemilik usaha mampu memberikan pengembalian penerimaan sebesar Rp 1,14. Artinya total penerimaan produksi dan kegiatan usaha tersebut masih mengalami keuntungan.Kata kunci: studi kasus, analisis usaha, penggemukan sapi 
Analisis Pemasaran Ayam Broiler Sistem Pemeliharaan Pola Mandiri di Kabupaten Tanah Bumbu Muhammad Mubasyir; Nina Budiwati; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i1.6002

Abstract

Pemasaran daging ayam broiler ditentukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang berada dalam saluran pemasaran. Tujuan penelitian menganalisis saluran pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, margin pemasaran dan farmer’s share serta permasalahan dihadapi dalam pemasaran ayam broiler. Jumlah sampel penelitian sebanyak 3 orang peternak, 1 orang pedagang pengumpul dan 11 orang pengecer. Analisis dilakukan dengan biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, saluran pemasaran ayam broiler sistem pemeliharaan pola mandiri di Kabupaten Tanah Bumbu memiliki dua pola. Besar biaya pemasaran dan margin total untuk saluran I adalah Rp 370,58 dan Rp 3.714,29. Besar biaya pemasaran dan margin total untuk saluran II adalah Rp 2.284,82 dan Rp 8.896,10. Keuntungan tertinggi diantara lembaga pemasaran pada pedagang pengumpul Rp 3.343,70/kg, sedangkan yang terendah pada pedagang pengecer Rp 3.273,66/kg. Farmer’s share sauran I dan II sebesar 83,12% dan 67,27%. Permasalahan yang sering dihadapi peternak dalam pemasaran ayam broiler sistem pemeliharaan pola mandiri di Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu modal usaha penyelenggaraan ternak ayam yang cukup besar.
Analisis Strategi Pemasaran Produk Jamu Tradisional Pada Kampung Pejabat Kota Banjarbaru Nur Anisah; Nina Budiwati; Yudi Ferrianta
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9410

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi strategi pemasaran usaha jamu tradisional di Kampung Pejabat Kota Banjarbaru, serta menyusun dan menganalisis strategi pengembangan pemasaran pada Kampung Pejabat Kota Banjarbaru dengan menggunakan purposive sampling untuk mengetahui faktor internal dan accidental sampling untuk mengetahui faktor eksternal. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif dengan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan utama Cafe Jamu Kampung Pejabat adalah harga jamu yang ramah dikantong. Kelemahan utama Cafe Jamu Kampung Pejabat adalah kekurangan modal dan sistem manajemen keuangan yang kurang baik. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang utama Cafe Jamu Kampung Pejabat adalah adalah Banjarbaru sebagai Ibu Kota Kalimantan Selatan. Ancaman utama Cafe Jamu Kampung Pejabat adalah adanya kedai jamu serupa di daerah Kota Banjarbaru. Terdapat 3 alternatif prioritas strategi pemasaran yang dapat diimplementasikan pada usaha jamu tradisional di Kampung Pejabat Kota Banjarbaru yaitu mempertahankan reputasi perusahaan untuk meningkatkan potensi pasar, mengikuti kegiatan pameran produk lokal yang diadakan oleh dinas ataupun pemerintah kota sebagai ajang promosi produk, serta mempertahankan citra atau image perusahaan dan memberikan layanan lebih kepada pelanggan.
Analisis Profit dan Strategi Pemasaran pada Usaha Dagang Pisang Keju di Banjarbaru Edwin Thomas Ramadhany; Luthfi Fatah; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 5, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i3.5940

Abstract

Pisang keju sebagai salah satu produk olahan umumnya dijual dipinggir jalan, sehingga perlu strategi pemasaran agar terjadi peningkatan jumlah yang dipasarkan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui biaya, penerimaan serta profit penjualan produk pisang keju, untuk mengetahui strategi pemasarannya, serta mengetahui permasalahan apa yang dihadapi usaha pisang keju di Banjabaru. Penelitian dilaksanakan di Kota Banjarbaru pada bulan September sampai Desember 2021. Pemilihan lokasi ini dilaksanakan dengan cara sengaja (purposive) dengan pertimbangan di Banjarbaru didapatkan sebanyak 50 orang penjual pisang keju. Penarikan contoh dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode purposive sampling. Untuk mengetahui biaya, penerimaan dan profit penjualan produk pisang keju menggunakan rumus ekonomi pertanian dan untuk mengetahui strategi pemasaran pada usaha pisang keju menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan penelitian, rata-rata biaya total usaha dagang pisang keju sebesar Rp 396.675,00 per hari dengan rata-rata penerimaan yang didapat sebesar Rp510.000,00 per hari dan rata-rata profit sebesar Rp113.325,00 perhari dengan penjualan pisang sebanyak 12,75 kg. Permasalahan yang dihadapi usaha pisang keju di Banjarbaru menyatakan tiga responden mempunyai masalah ketika menaiknya harga bahan baku mempengaruhi profit dari penjualan berkurang. Solusi dari permasalahan dengan cara merubah ukuran pisang keju menjadi sedikit lebih kecil atau mengurangi porsi pisang keju dalam 1 kotaknya. Empat responden mempunyai masalah ketika menghadapi pesanan yang meningkat sedangkan simpanan bahan produksi belum tersedia memenuhi permintaan tersebut, solusi dari permasalahan tersebut yaitu bisa bekerja sama dengan pemasok stok pisang yang berada di daerah Banjarbaru atau di luar daerah Banjarbaru. Tiga responden mempunyai masalah kurangnya keahlian dalam menggunakan media sosial sebagai upaya promosi produk yang dihasilkan, solusi dari permasahan tersebut yaitu dengan mengenalkan penggunaan fungsi media sosial dalam meningkatkan penjualan produk. 
Saluran Pemasaran Beras Lokal di Desa Dandajaya Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala (Studi Kasus pada Usaha Penggilingan Padi Bapak H. Yusuf) Aslamiah Aslamiah; Nina Budiwati; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7798

Abstract

Kecamatan Rantau Badauh sebagai salah satu daerah penghasil padi dari berbagai varietas serta terdapat penggilingan padi yang cukup besar di Kabupaten Barito Kuala. H. Yusuf merupakan salah satu pemilik penggilingan padi sekaligus pemasar beras lokal di berbagai kabupaten di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya pemasaran, margin pemasaran, keuntungan pemasaran dan share usaha penggilingan padi H.Yusuf. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran yaitu Saluran I produsen - pedagang grosir - konsumen. Saluran II produsen - pedagang grosir - pedagang pengecer - konsumen. Saluran III produsen - pedagang pengumpul - pedagang grosir - pedagang pengecer - konsumen. Biaya pemasaran terendah perdapat pada saluran I dengan varietas Siam pandak. Margin pemasaran terbesar ada pada saluran I, II dan III pada varietas Siam Mutiara. Keuntungan pemasaran terbesar terletak pada saluran II diikuti saluran III dan I. Share terbesar terdapat pada saluran I, diikuti saluran II dan III.
STRATEGI PEMASARAN BERAS ORGANIK “PADI MAS MULIA” DI DESA TELUK LIMBUNG KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA (STUDI KASUS GAPOKTAN USAHA BERSAMA) Shofia Maulida; Hamdani Hamdani; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2929

Abstract

Perubahan gaya hidup masyarakat saat ini menyebabkan permintaan terhadap produk hasil dari budidaya pertanian organik berubah sangat cepat. Hal ini diakibatkan oleh adanya keprihatinan masyarakat akan pentingnya arti hidup sehat yaitu dengan mengkonsumsi produk organik yang menyehatkan dan aman terhadap lingkungan. Serta timbulnya rasa sadar dari para petani  untuk mempraktikan budidaya pertanian organik karena memberikan pengaruh yang baik terhadap lingkungan, memiliki nilai jual lebih tinggi dan dapat menyehatkan. Sejak saat itulah Gapoktan Usaha Bersama menjadi Gapoktan perintis beras organik bersertifikat di Kab. HSU. Namun, saat ini Gapoktan Usaha Bersama mengalami permasalahan dibidang pemasaran yaitu disebabkan karena kurangnya promosi, minimnya perancangan yang baik dalam memasarkan produk  yang dilakukan oleh Gapoktan Usaha. Dengan adanya riset ini bertujan buat menelaah faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman), mengetahui dan menganalisis faktor-faktor strategi yang dapat dilakukan dan mengetahui strategi yang paling tepat untuk meningkatkan penjualan beras organik “Padi Mas Mulia”. Data yang diperoleh akan dibahas secara kuantitatif diskriptif. Analisis diskriptif diperlukan sebagai pemaparan keadaan lingkungan Gapoktan Usaha Bersama, menganalisis serta mengidentidikasi faktor-faktor yang menentukan pemasaran beras organik “Padi Mas Mulia”. Analisis kuantitatif diperlukan sebagai penghitungan untuk merumuskan strategi pemasaran beras organik “Padi Mas Mulia”. Perumusan strategi dirumuskan dengan metode SWOT dan AHP. Berlandaskan hasil dari riset ini didapatkan faktor internal yang merupakan kekuataan utama yaitu sertifikasi beras organik Padi Mas Mulia. Faktor kelemahan utama adalah kurangnya partisipasi anggota kelompok dalam memasarkan beras organik padi Mas Mulia. Faktor eksternal yang merupakan faktor peluang utama yaitu meningkatnya kemajuan teknologi informasi. Faktor yang merupakan ancaman utama adalah pemasaran yang masih terbatas pada konsumen menengah ke atas. Berdasarkan analisis A’WOT dihasilkan prioritas utama strategi pemasaran beras organik Padi Mas Mulia yakni memanfaatkan kecepatan teknologi informasi untuk menyampaikan kualitas dan sertifikasi beras organik. Prioritas kedua yaitu membangun kerjasama dengan pemerintah untuk memasarkan beras organik Padi Mas Mulia. Prioritas ketiga yaitu mempertahankan kualitas dan sertifikasi beras organik. Prioritas yang keempat yaitu menetapkan sasaran distribusi beras organik ke masyarakat yang berpendidikan serta berpendapatan tinggi.
Profil Kelompok Pengrajin Anyaman Purun di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru Muhammad Firdaus; Kamiliah Wilda; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10313

Abstract

Salah satu kecamatan di Kota Banjarbaru yang memiliki konsentrasi tinggi pengrajin purun ternama adalah Kampung Purun Kecamatan Cempaka. Purun yang tumbuh alami di rawa bekas tambang dimanfaatkan warga untuk membuat olahan anyaman. Tujuan pelaksanaan penelitian ini yaitu menganalisis profil kelompok pengrajin anyaman purun di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru. Jenis data dikumpulkan melalui data primer dan data sekunder. Dengan metode studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap kelompok tertentu, melalui wawancara secara mendalam dengan ketua kelompok mengenai profil kelompoknya serta proses produksi dan pemasarannya. Hasil penilitian ini menganalisis profil kelompok pengrajin anyaman purun di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru, yang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu Galeri Galoeh Tjempaka, rata-rata produksi 140 produk perbulan, pemasaran dilakukan di galeri kelompok yang terletak di Kampung Purun Kelurahan Palam Kota Banjarbaru dan pemesanan melalui media WhatsApp; Galeri Galoeh Bandjar, rata-rata produksi 84 produk perbulan, pemasaran dilakukan digaleri kelompok dan pemesanan melalui media WhatsApp dan Instagram; Galeri Al-Firdaus, rata-rata produksi 84 produk perbulan, pemasaran dilakukan digaleri kelompok dan pemesanan melalui media WhatsApp serta ada juga yang dipromosikan di media sosial seperti Instagram dan Tiktok; Galeri Pelangi Al-Firdaus, rata-rata produksi 112 produk perbulan, pemasaran dilakukan digaleri kelompok dan pemesanan melalui media WhatsApp serta ada juga yang dipromosikan di media sosial Instagram.
Analisis Finansial Usaha Roti dan Kue di Kelurahan Pasayangan Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Kasus Usaha Roti dan Kue Hj. Ibai Martapura) Tasya Zhara Prillia; Nina Budiwati; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5948

Abstract

Agroindustri pada konteks penelitian ini ialah menekankan pada agroindustri hilir (food processing management), dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya adalah produk pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang diperoleh dan keuntungan yang diperoleh serta menentukkan titik impas (Break Even Point). Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan melalui wawancara langsung secara mendalam mengenai usaha roti dan kue ini dengan narasumber pemilik usaha dan pekerja roti dan kue. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas dan instansi yang terkait dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan periode analisis 1 bulan (30 hari) dimulai dari 23 April - 23 Mei 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mencari informasi yang dapat menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan perhitungan biaya total (total cost), penerimaan total (total revenue) dan keuntungan atau laba serta titik impas (Break Even Point) selain itu mengetahui permasalahan pada usaha dan memberikan solusi. Hasil penelitian menunjukkan usaha roti dan kue Hj. Ibai Martapura memiliki biaya total yang dikeluarkan selama 1 bulan adalah sebesar Rp 24.996.682,5. Penerimaan yang diperoleh pada 1 bulan adalah sebesar Rp 72.479.000, Keuntungan yang diperoleh 1 bulan adalah sebesar Rp 47.482.317,5. Titik impas (Break Even Point) tercapai pada produksi sebesar 1.743 unit. Titik impas dalam satuan rupiah adalah sebesar Rp 58.382.112,3. Masalah pada usaha yaitu tidak ada distributor cadangan untuk bahan-bahan penting dan pembukuan terkadang diabaikan, solusinya adalah harus memiliki distributor cadangan dan melakukan pembukuan dengan benar dan konsisten.
SEGMENTASI PASAR USAHATANI BUNGA MELATI DI DESA BINCAU, KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR Bella Anggraini; Mariani Mariani; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.574

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis macam/jenis saluran pemasaran pada usahatani bunga melati di Desa Bincau, mengetahui segmentasi pasar bunga melati di Desa Bincau dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam proses pemasaran pada usahatani bunga melati di Desa Bincau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2017 - Oktober 2017 di Desa Bincau Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitiian menujukkan bahwa saluran pemasaran bunga melati di Desa Bincau Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar memiliki empat saluran pemasaran yaitu, pada Saluran I (Petani ke Konsumen) 10%, saluran II (Petani ke Pedagang Pengecer ke Konsumen) 15%, saluran III (Petani ke Pengrajin Bunga Melati ke Perias Pengantin ke Konsumen) 30% dan saluran IV (Petani ke Pedagang Pengecer ke Pedagang Pengumpul ke Konsumen) 45%. Segmentasi pasar bunga melati yang ada di Desa Bincau Kecamatan Martapura Kota menurut variabel yang diteliti. Segmentasi Demografis, menurut usia pembelian rangkaian bunga melati, berkisar antara 21-30 tahun. Jenis kelamin yang banyak melakukan pembelian rangkaian bunga melati adalah perempuan. Tingkat pendidikan yang paling dominan pembeli rangkaian bunga melati adalah lulusan SMA. Pendapatan perangkai bunga melati paling banyak berkisar Rp.2.000.000 – Rp.3.000.000. Domisili pembeli rangkaian bunga melati berasal dari daerah Martapura, Landasan Ulin, Pelaihari, Banjarbaru, Banjarmasin, Hulu Sungai dan paling jauh Kota Baru. Segmentasi geografis, daerah penjualan rangkaian bunga melati yang sudah rutin dilakukan adalah Martapura, Landasan Ulin, Pelaihari, Banjarbaru, Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kota Baru. Sebanyak 30% pemesanan rangkaian bunga melati ada di Kabupten Banjar. Permasalahan yang dihadapi petani di Desa Bincau Kecamatan Martapura Kota adalah, modal yang terbatas, harga jual, bunga melati yang tidak tahan lama, serangan hama dan penyakit.Kata kunci: melati, saluran pemasaran, segmentasi pasar
Co-Authors Abdurrahman Abdurrahman Abdussamad Abdussamad Adi Adi Agus Agus Agus Tri Handayani Ahmad Yousuf Kurniawan Amelia Amelia Andri Hidayat Anggriani, Leni Anwar, Rayyan Reyhan Arif Sabila Rosyad Artahnan Aid Aslamiah Aslamiah Asmawati Asmawati Ayu Yuli Yanti Bayu Nurkholis Bela Tiara Bella Anggraini Borneo Ayu Apriyani Edwin Thomas Ramadhany Eka Husna Aulia Eka Radiah Emy Rahmawati Eva Dwi Suryati Fadhillah Saputra Ferrianta, Yudi Ferry Julianandra Hairi Firmansyah Hairin Fajeri Hamdani Hanafie, Usamah I Ketut Gegel Ruci Riasa Insinul Riki Kamiliah Wilda Komariah Komariah Lalan Suprila Luki Anjardiani mahdaniah mahdaniah Mahrita Mahrita Marhamah Marhamah Mariani Mariani Masyhudah Rosni Meidila Mazaya Amajida Mira Yulianti Mochammad Misbakhul Khoiron Mufi Jatur Rahmi Muhammad Amin Badali Muhammad Ariza Fahlefi Alfadillah Muhammad Fauzi Muhammad Firdaus Muhammad Hamdani Muhammad Husaini Muhammad Husaini Muhammad Lutfi Hapiz Muhammad Mubasyir Muhammad Rifani Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Muzdalifah Nor Asiyah Nor Latifah Novia Rahmadanti Nur Anisah Nur Rusdi Utami Nurin Nisa Farah Diena Nurlina Ayu Hasanah Nurlina Nurlina Nurmelati Septiana Purnama Sari Rahman Robiansyah Rahmatullah Ridhani Raihanah Raihanah Rifiana Rifiana Rita Puspitasari Rizkianor, Rahmat Rosyadi, Tegar Saputra, Riza Adrianoor Shofia Maulida Sidiq Rahmadi Sriyono Sriyono Suprijanto Suprijanto Syarbini, Muhammad Tasya Hulwa Laili Wahyu Putri Tasya Zhara Prillia Umi Salawati Untung Santoso Usamah Hanafie Widiyas Astuti Widyasari, Dhea Wulandari, Noviani Yanti, Nuri Dewi Yusuf Azis Zulkarnain Zulkarnain