Agustinus Ferdino
Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konsep “Manusia Autentik” Menurut Søren Kierkegaard Dalam Menyikapi Fenomena Flexing Pada Kaum Muda Yulianus Evantus Hamat; Fransiskus A.D. Satyawardhana; Agustinus Ferdino; Nur Oktavianus Yeval
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 7, No 2 (2024): Juni
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.7.2.496-507

Abstract

Fokus utama tulisan ini adalah menggali konsep manusia autentik menurut Søren Kierkegaard dalam menyikapi fenomena “flexing” pada kaum muda. Fenomena flexing adalah kecenderungan untuk memamerkan gaya hidup mewah dan kesuksesan (pencapaian) yang diraih seseorang dengan tujuan untuk serta mendapat pengakuan dari sesama. Fenomena flexing tengah merambat kepada semua manusia pada zaman modern. Tanpa terkecuali kaum muda. Dalam menyikapi fenomena ini, penulis mengambil konsep manusia autentik dari Søren Kierkegaard. Dia adalah seorang filsuf eksisitensialisme yang memusatkan pemikirannya pada manusia dan problematika yang dialaminya. Penulis melihat bahwa konsep manusia autentik yang digagas Søren Kierkegaard mampu menjadi solusi untuk memutus mata rantai fenomena flexing pada kaum muda. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa itu fenomena Flexing, penyebab fenomena flexing, apa itu manusia autentik menurut Søren Kierkegaard, serta apa sumbangan gagasan manusia autentik Søren Kierkegaard dalam meminimalisir merebaknya fenomena flexing pada kalangan kaum muda. Tulisan menggunakan pendekatan studi pustaka yakni pembacaan kritis atas pemikiran Søren Kierkegaard dan fenomenologi terhadap fenomena flexing. Penelitian ini menemukan bahwa kecenderungan untuk pamer di media sosial atau flexing yang dialami kaum muda dilatarbelakangi oleh krisis eksistensi dan pengakuan yang dialmi kaum muda.