Terdapat ketidakmerataan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa yang sudah dianggap memahami materi sering kali diikuti dengan asumsi bahwa semua siswa telah memahaminya, padahal kemampuan tiap siswa berbeda. Salah satu metode pembelajaran yang banyak diterapkan adalah discovery learning. Namun, implementasi metode ini sering menghadapi tantangan, terutama dalam konteks kelas yang heterogen seperti di SMPN 14 Makassar. Salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini adalah penerapan metode tutor sebaya Penelitian ini akan mengeksplorasi penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran discovery learning di kelas 83 SMPN 14 Makassar. Tujuan utama penelitian ini adalah mengkaji efektivitas kombinasi kedua metode tersebut dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif di tingkat sekolah menengah.Penelitian yang dilakukan berjenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart dengan lima tahapan yaitu identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Perolehan data diperoleh dari instrumen berupa rubrik penilaian keterampilan berpikir kritis dan tes untukk hasil belajar IPA. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII. 3 SMP Negeri 14 Makassar sebanyak 33 siswa. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif koperatif antar siklus. Hasil penelitian menunjukkan temuan: (1) terdapat peningkatan terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Pada kondisi awal tingkat keterampilan berpikir kritis pada kategori kritis hanya 43%, pada siklus 1 76%, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 97%; (2) hasil belajar Matematika siswa juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awal hanya 42% siswa yang mengalami ketuntasan, pada siklus 1 meningkat menjadi 51% siswa yang tuntas, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 68%.