Nurul Izzah Nurhidayat
Universitas Hasanuddin, Makassar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Inovasi Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak Putus Sekolah Daerah Kerung-Kerung, Kota Makassar Melalui Metode Bermain Lamacca Monopoli Dewi Dewi; Eka Lukman; Teguh Daniel Bandaso; Nurul Izzah Nurhidayat; Zaidul Sade; M. Bayu Mario
Musyawarah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2023): Musyawarah: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/musyawarah.v1i4.1548

Abstract

Kerung-Kerung, sebuah kelurahan di Kecamatan Makassar, Kota Makassar, daerah Biringkanaya, menghadapi tantangan signifikan dalam hal pembangunan manusia, terutama dalam aspek pendidikan. Kondisi ini berdampak pada tingginya angka putus sekolah di kalangan anak usia 6-12 tahun. Komunitas Peduli Anak Jalanan (KPAJ) Kota Makassar telah berupaya memberikan pendidikan informal sebagai solusi, namun kendala dalam pengetahuan dan keterampilan telah menghambat proses belajar anak-anak, mengakibatkan kejenuhan dan kesulitan dalam literasi. Sebagai respons terhadap masalah ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa Pembelajaran Masyarakat (PKM PM) telah merancang dan menerapkan program pembelajaran inovatif berbasis permainan, yaitu Lamacca Monopoli. Program ini memanfaatkan mekanisme permainan Monopoli yang telah dimodifikasi dengan penambahan elemen-elemen pembelajaran seperti kartu tantangan, dana umum, dan QR Code untuk pembelajaran mendalam. Selain itu, program ini juga memasukkan cerita dongeng Paupau Rikadong sebagai media pembelajaran moral. Program ini dirancang dalam enam tahapan, mulai dari sosialisasi, implementasi, hingga monitoring dan pendampingan, dengan tujuan utama untuk meningkatkan pemahaman literasi dan membantu anak-anak yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan mereka. Program ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah putus sekolah, tetapi juga berupaya untuk menciptakan keberlanjutan dan kerjasama dengan komunitas lokal dalam mendukung pendidikan anak-anak yang terpinggirkan.