Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang memiliki keterbatasan akses terhadap makanan bergizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas program pemberdayaan masyarakat pesisir dalam memanfaatkan sumber daya pangan lokal, khususnya ikan kembung, untuk mencegah stunting. Ikan kembung dipilih karena merupakan sumber protein hewani yang kaya akan zat gizi penting bagi pertumbuhan anak, seperti protein, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran, dengan pendekatan kuantitatif melalui pengukuran status gizi anak sebelum dan sesudah program, dan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk menggali persepsi masyarakat terhadap program. Penelitian ini dilakukan di desa pesisir dengan melibatkan 100 keluarga sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, dengan persentase masyarakat yang memahami pentingnya mengonsumsi ikan kembung meningkat dari 35% menjadi 78%. Frekuensi konsumsi ikan kembung juga meningkat dari rata-rata 1,5 kali menjadi 3,2 kali per minggu. Prevalensi stunting di wilayah studi menurun dari 30% menjadi 22% setelah program dilaksanakan selama 6 bulan. Selain itu, diversifikasi produk olahan berbasis ikan tenggiri, seperti abon ikan dan bakso ikan, juga berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga pesisir. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pemanfaatan ikan tenggiri sebagai sumber pangan lokal berpotensi menjadi solusi efektif untuk mencegah stunting. Program ini tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat tetapi juga memberdayakan ekonomi masyarakat. Rekomendasi kebijakan meliputi peningkatan akses terhadap pelatihan, infrastruktur penyimpanan, dan dukungan pemerintah yang berkelanjutan untuk memperluas dampak program ke wilayah pesisir lainnya.