p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Inovasi Kurikulum
P. Purnomo
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Andragogy-based learning model for intergenerational salted egg businesses in Tangerang Regency Mustofa Kamil; Sri Yanti; Dadang Yunus; P. Purnomo
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74367

Abstract

This study examines the andragogical learning model in the context of intergenerational businesses, specifically within the salted egg artisans community in Tangerang Regency. Intergenerational businesses face significant challenges in transferring knowledge and values between generations, often experiencing shifts due to differences in perspectives and priorities. The andragogical approach emphasizes the importance of learning relevant to adults' needs and life experiences. This approach involves collaboration between older and younger generations in family businesses to address shared challenges. This research employs a case study method to identify effective learning models for managing knowledge transfer and values within the salted egg artisans community. The results indicate that an andragogy-based collaborative learning model, which involves both generations in the learning process through practical experience and joint discussions, effectively enhances business sustainability. This approach not only improves technical skills and knowledge but also strengthens the understanding of traditional values and modern innovations, which are crucial for the sustainability and success of intergenerational businesses. The study suggests the need for flexibility and adaptability in learning models to ensure the successful transfer of knowledge and values between generations in family businesses. AbstrakPenelitian ini mengkaji model pembelajaran berbasis andragogi dalam bisnis intergenerasi, khususnya pada komunitas pengrajin telur asin di Kabupaten Tangerang. Bisnis intergenerasi menghadapi tantangan besar dalam transfer pengetahuan dan nilai antar generasi, yang sering kali mengalami pergeseran seiring dengan perbedaan cara pandang dan prioritas. Pendekatan andragogi menekankan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan pengalaman hidup orang dewasa, dan dalam bisnis keluarga, pendekatan ini melibatkan kolaborasi antara generasi tua dan muda untuk mengatasi tantangan bersama. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk mengidentifikasi model pembelajaran yang efektif dalam mengelola transfer pengetahuan dan nilai dalam komunitas pengrajin telur asin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran collaborative learning berbasis andragogi, yang melibatkan kedua generasi dalam proses belajar melalui praktik nyata dan diskusi bersama, efektif dalam memperkuat keberlanjutan usaha. Model collaborative learning meningkatkan keterampilan teknis dan pengetahuan, juga memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai tradisional dan inovasi modern, yang keduanya penting untuk keberlanjutan dan kesuksesan bisnis intergenerasi. Penelitian ini menyarankan perlunya fleksibilitas dan adaptabilitas dalam model pembelajaran untuk memastikan keberhasilan transfer pengetahuan dan nilai antar generasi dalam bisnis keluarga.Kata Kunci: andragogi; bisnis intergenerasi; pembelajaran kolaboratif; transfer nilai; transfer pengetahuan
Academic policy for establishing new junior high schools in South Tangerang City Mustofa Kamil; Neneng Nurjanah; Muhammad Yus Firadus; Bambang Mardi Sentosa; P. Purnomo; Cucu Sukmana
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74566

Abstract

This study explores the academic policy regarding establishing new Junior High Schools (SMP) in South Tangerang City in response to the rising number of Elementary School (SD) graduates and the limited availability of secondary education facilities. Using a theoretical and quantitative approach, the research applies the "Social Demand Approach" planning model to identify the need for new schools. Findings reveal a significant imbalance between the number of SD and SMP, particularly in Setu, North Serpong, Pondok Aren, and Ciputat sub-districts, highlighting an urgent need for new school units (USB) and classrooms (RKB) to ensure equitable access to quality education. The analysis is supported by geographic and demographic data, considering essential variables such as student group sizes (rombel). Therefore, the policy for establishing new schools in South Tangerang City must be implemented promptly to address primary and secondary education challenges, ensuring adequate facilities for the growing student population. The research emphasizes the importance of addressing educational infrastructure needs to support student's educational progress and highlights the critical role of geographic information systems (GIS) in mapping school locations and planning future school development. AbstrakPenelitian ini mengeksplorasi kebijakan akademik terkait pendirian Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru di Kota Tangerang Selatan sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan terbatasnya ketersediaan fasilitas pendidikan menengah. Dengan menggunakan pendekatan teoritis dan kuantitatif, penelitian ini menerapkan model perencanaan "Social Demand Approach" untuk mengidentifikasi kebutuhan akan sekolah baru. Temuan menunjukkan ketidakseimbangan yang signifikan antara jumlah SD dan SMP, khususnya di kecamatan Setu, Serpong Utara, Pondok Aren, dan Ciputat, menyoroti kebutuhan mendesak akan unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas (RKB) untuk memastikan akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas. Analisis didukung oleh data geografis dan demografis, mempertimbangkan variabel penting seperti ukuran kelompok peserta didik (rombel). Oleh karena itu, kebijakan pendirian sekolah baru di Kota Tangerang Selatan harus dilaksanakan segera untuk mengatasi tantangan dalam pendidikan dasar dan menengah, serta memastikan fasilitas yang memadai bagi populasi peserta didik yang berkembang. Penelitian ini menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur pendidikan untuk mendukung kemajuan peserta didik. Sistem informasi geografis (GIS) memainkan peran penting dalam pemetaan lokasi sekolah dan perencanaan pengembangan pendidikan di masa depan.Kata Kunci: kebijakan pendidikan; kelompok belajar pendirian SMP; social demand approach
Trends in using Internet-based learning media for students during the COVID-19 pandemic Muhammad Yus Firdaus; Mustofa Kamil; P. Purnomo
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 4 (2024): Inovasi Kurikulum, November 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i4.74368

Abstract

The COVID-19 pandemic has led to a profound transformation in the global education system, forcing a sudden shift from face-to-face teaching to online learning. This study aims to understand how students have utilized technology for online learning during the pandemic, focusing on using the internet and smartphones and evaluating the effectiveness of various applications and platforms such as WhatsApp, Zoom, and Learning Management Systems (LMS). A descriptive quantitative research method was employed with a survey technique involving 220 students from Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) to gather data on their technology use activities. The findings indicate that UNIS students predominantly use the internet for learning and information-seeking, while smartphones are more frequently used for communication and entertainment. WhatsApp and Zoom are the most commonly used applications for online learning, reflecting a preference for familiar and easily accessible platforms. The study highlights the need for improved digital skills and technology access to support more effective learning. Recommendations include developing technology training for educators, providing better student resources, and integrating online learning models into long-term educational strategies to enhance education quality and flexibility. AbstrakPandemi COVID-19 telah mengakibatkan transformasi mendalam dalam sistem pendidikan global, memaksa pergeseran dari metode tatap muka ke pembelajaran daring secara mendadak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penggunaan teknologi oleh mahasiswa dalam konteks pembelajaran daring selama pandemi, dengan fokus pada pemanfaatan internet dan smartphone, serta efektivitas berbagai aplikasi dan platform seperti WhatsApp, Zoom, dan LMS. Metode penelitian kuantitatif deskriptif digunakan dengan teknik survei terhadap 220 mahasiswa Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas teknologi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa UNIS dominan menggunakan internet untuk belajar dan mencari informasi, sementara smartphone lebih sering digunakan untuk komunikasi dan hiburan. WhatsApp dan Zoom adalah aplikasi paling sering digunakan untuk pembelajaran daring, mencerminkan preferensi terhadap platform yang familiar dan mudah diakses. Temuan ini menyoroti perlunya peningkatan keterampilan digital dan akses teknologi untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif. Penelitian ini menyarankan pengembangan pelatihan teknologi untuk pengajar dan penyediaan sumber daya yang lebih baik bagi mahasiswa, serta integrasi model pembelajaran daring dalam strategi pendidikan jangka panjang untuk meningkatkan kualitas dan fleksibilitas pendidikan.Kata Kunci: COVID-19; pembelajaran jarak jauh; pembelajaran online