Penelitian ini mengeksplorasi peran pekerja lepas dalam struktur tenaga kerja global, khususnya di DK Jakarta, sebagai respons terhadap perubahan ekonomi terdesentralisasi dan berbasis teknologi. Pekerja lepas semakin menjadi bagian integral dalam ekonomi gig, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berkoneksi dengan pelanggan di seluruh dunia. Meskipun menawarkan fleksibilitas, pekerjaan ini juga menimbulkan tantangan seperti Job Burnout dan abusive supervision yang dapat mengancam kesejahteraan psikologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional untuk menguji hubungan antara Job Burnout, abusive supervision, psychological well-being, dan turnover intention di antara pekerja lepas Komunitas Freelancer Indonesia di Jakarta. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Job Burnout dan abusive supervision secara signifikan mempengaruhi psychological well-being, yang pada gilirannya mempengaruhi keinginan untuk bertahan dalam pekerjaan dan tingkat niat untuk pindah. Implikasi manajerial dari penelitian ini termasuk pentingnya pengelolaan yang responsif terhadap kesejahteraan psikologis karyawan, pencegahan abusive supervision, dan pengembangan strategi retensi yang memperkuat kualitas lingkungan kerja serta mendukung kesejahteraan psikologis.