Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POTENSI BIJIH BESI INDONESI A DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BAJA Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 2 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1385.031 KB)

Abstract

Indonesia memiliki industri baja yang bahan bakunya tergantung pada impor dari Swedia dan Brazil. Untuk mengurangi ketergantungan dengan bahan baku impor, perlu dilakukan penggunaan bijih besi yang terdapat di dalam negeri untuk ditambang dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan bentuk perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan, mampu menghidupi karyawan dengan layak, dan keberlanjutan usaha yang menyatu dalamwadah klaster industri baja yang saling terkait dan saling menguntungkan. Hal ini sangat diperlukan agar potensi bijih besi yang terdapat di Indonesia yang keterdapatannya tersebar berjauhan satu sama lain, pada kondisi geologi yang ditempati oleh batuan ultrabasa dan endapan pantai (pasir besi), kadar rendah-sedang, berukuran kecil, dan dapat diolah sehingga memberikan kontribusi untuk kemajuan industri baja dalam negeri. Dengan klaster industri baja,penambangan bijih besi diharapkan dapat berkembang dengan pola penambangan yang benar (gomining practice).
FENOMENA INDUSTRI MINERAL DAN PROSPEK PENDIRIAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 3 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2049.017 KB)

Abstract

Bila diperhatikan perkembangan usaha pertambangan, terutama pertambanganmineral logam, tampak bahwa industri tersebut berkembang dengan fenomena-fenomena yang khas, seperti fenomena konsentrasi geologi, konsentrasi negara pengolahan, dilema kepemilikan, konsentrasi perusahaan, konsentrasi teknologi, konsentrasi modal, dan perkembangannya sangat tergantung pada harga komoditas di pasar internasional. Perkembangan industri pertambangan nasional juga menghadapi permasalahan permasalahan tersebut, terutama dalam pelaksanaan UU No.4 Tahun 2009, dimana usaha pertambangan di Indonesia diwajibkan mendirikan pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Pendirian smelter memerlukan modal sindikasi, teknologi, energi, dan jaminan kelangsungan usaha. Hal lain yang diperlukan adalah pengawasan yang ketat sehingga tidak menimbulkan permasalahan dan kerugian bagi negara sebagai pemilik mineral.
KAJIAN PASAR MINERAL DAN USULAN STRATEGI EKSPLORASI SUMBER DAYA MINERAL DI INDONESIA Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 1 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1347.379 KB)

Abstract

Eksplorasi sumber daya mineral, batubara dan sumber daya geologi lainnya sangat tergantung pada permintaan harga, ongkos produksi, teknologi pengolahan dan kondisi politik, ekonomi dan hukum serta keamanan suatu negara. Oleh karnanya diperlukan kajian pemilihan mineral untuk kepentingan eksplorasi sumberdaya mineral, batubara dan sumber daya bumi lainnya. Berdasarkan data statistik mineral yang diterbitkan oleh USGS 2008, produksi dan harga komoditas mineral naik tajam sejak tahun 1990 dan terjadi lonjakan kenaikan harga seperti emas, nikel, besi, molybdenium,aluminium,uranium batubara dan sebagainya.Indonesia yang secara geologi, sangat menarik untuk terbentuknya mineral , batubara, panas bumi, dan minyak dan gas bumi. Berdasarkan hasil kajian besaran nilai pasar, kondisi geologi dan minat investasi di Indonesia, diusulkan jenis mineral yang diutamakan untuk diekplorasi yang terdiri dari emas, tembaga dan mineral ikutanny, batubara,potasium,titanium,dioksid dan nikel-kobal-krom. Selanjutnya jenis mineral yang dianggap perlu dilakukan kajian/riset/joint study antara lain adalah timah putih, timah hitam seng, molibden,bauksit, platinum grup, belerang gunung api, bijih besi, intan dan uranium.
PELUANG PENDIRIAN INDUSTRI SEMEN SEKALA KECIL DI KEPULAUAN MALUKU DAN WILAYAH PAPUA Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 3 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.788 KB)

Abstract

Indonesia memiliki potensi bahan baku semen seperti batu gamping, lempung, pasir kuarsa dan pasir besi yang tersebar diseluruh pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Namun untuk wilayah Kepulauan Maluku dan Papua, kebutuhan semen dipasok dari Sulawesi Selatan sehingga di daerah tersebut sering terjadi kelangkaan pasokan semen. Dilain pihak di beberapa negara, membangunpabrik semen sekala kecil dengan kapasitas dibawah 100.000 ton pertahun seperti Republik Fiji,Kaledonia Baru dan Malaysia. Untuk menjamin pasokan semen di wilayah Kepulauan Maluku dan Wilayah Papua serta daerah terpencil lainnya perlu dievaluasi kemungkinan pembangunan pabrik semen sekala kecil di daerah tersebut.
PENAFSIRAN SEBARAN BATUBARA DENGAN METODE SEISMIK REFLEKSI DI DAERAH TEBO TENGAH, KABUPATEN TEBO, PROVINSI JAMBI Ishlah, Teuku; Arsadipoera, Syuhada
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10065.521 KB)

Abstract

Batubara di bawah kedalaman 400 m merupakan endapan yang belum banyakdieksploitasi di Indonesia. Potensi ini umumnya masuk dalam kelas hipotetik dan sangat bermanfaat untuk pengusahaan tambang dalam. Untuk meningkatkan status sumber daya batubara diperlukan beragam penyelidikan dalam akuisisi data diantaranya berupa penyelidikan seismik refleksi dan  pemboran eksplorasi. Penelitian ini memakai metoda seismik refleksi untuk mendeteksi lapisan batubara di bawah permukaan. Hasil penyelidikan seismik refleksi di daerah Tebo Tengah mampu mengindikasikan sebanyak lima lapisan batubara yang terdapat dalam tiga formasi namun dengan ketebalan yang belum bisa ditentukan. 
PENGAWASAN EKSPLORASI PANAS BUMI DALAM RANGKA PENYIAPAN 9.500 MW ENERGI LlSTRIK PADA TAHUN 2025 Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11587.707 KB)

Abstract

Kebijakan Energi nasional yang disusun oleh pemerintah, mentargetkan bahwa penggunaan sumber energi panas bumi akan ditingkatkan sehingga komposisi energi panas bumi mencapai 5% dari total baur energi yang digunakan di Indonesia pada tahun 2025 sehingga total produksi listrik panas bumi mencapai 9.500 MW. Pencapaian sasaran tersebut diperlukan kegiatan eksplorasi yang melibatkan perusahaan swasta nasional dan asing. Sumber panas bumi dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu kelompok panas bumi akuifer yang berasosiasi dengan air bertemperatur panas dan batu panas kering yang tidak mengandung air. Panas burni akuifer dieksploitasi sedangkan batu panaskering masih dalam percobaan. Lapangan panas bumi komersial terbentuk pada sabuk gunung api dengan karateristik adanya patahan, lapisan penudung, reservoir, sumber panas dan areal imbuhan. Penentuan areal prospeknya diperlukan kegiatan eksplorasi yang memerlukan dana besar dan berisiko tinggi.Pemerintah perlu melaksanakan pengawasan pelaksanaan eksplorasi di lapangan dan penggunaan dana eksplorasi sehingga pemerintah dan pengembang saling menguntungkan. Pedornan pengawasan harus diterbitkan sehingga pengawasan dapat optimal.
Tinjauan Keterdapatan Emas Pada Kompleks Ofiolit Di Indonesia Ishlah, Teuku
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7, No 1 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6933.71 KB)

Abstract

Indonesia memiliki beberapa komplek ofiolit seperti yang ditemukan di Pegunungan Bobaris dan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, Tanah Grogot Kalimantan Timur, Bombana di Sulawesi Tenggara, dan Pegunungan Cycloops di Papua. Di Kawasan kompleks ofiolit tersebut banyak ditemukan mineralisasi yang muncul setempat-setempat dan secara terbatas ditemukan emas. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan mineralisasi emas yang berasosiasi dengan komplek ofiolit. Mineralisasi emas dalam ultrabasa masih belum diketahui secara luas karena belum dikaji secara intensif. Di beberapa area komplek ofiolit di Indonesia pernah menjadi area Kontrak Karya Pertambangan Umum, sehingga data mineralisasi yang berkaitan dengan ofiolit sangat berguna sebagai bahan kajian agar dapat diperoleh penerapan model mineralisasi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mineralisasi pada lingkungan komplek ofiolit di Indonesia.